Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Joohyun menatap wajah Seungwan ketika wanita itu menanyakan kabarnya.
"kamu mengingatku ?" tanya Joohyun.
"tentu saja. Awalnya aku tidak mengenalimu tapi saat Renjun menyebutkan nama lengkapmu barulah aku ingat" jawab Seungwan tersenyum, senyuman Seungwan membuat Joohyun merasa tenang.
"aku tidak menyangka akan bertemu lagi denganmu di sini, terlebih lagi aku menjadi pasienmu" tambah Seungwan tertawa.
"iya aku juga tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi" jawab Joohyun tersenyum.
"kamu belum menjawab pertanyaanku, bagaimana kabarmu ?" tanya Seungwan lagi.
"aku baik" jawab Joohyun singkat.
"apakah menjadi dokter melelahkan ?" tanya Seungwan sedikit cemas.
"melelahkan dan juga menyenangkan, aku juga tidak mengira bahwa aku bisa bertahan sampai di detik ini" ucap Joohyun.
"awalnya kamu pasti merasa ragu karena gangguan yang kamu derita, bukan ?" sahut Seungwan.
"kamu tahu kalau aku menderita gangguan serangan panik ?" Joohyun terkejut dengan pernyataan Seungwan.
"iya aku mengetahuinya, dari teman sekelas kita dulu" jawab Seungwan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Joohyun terdiam, dia bertanya-tanya apakah Tiffany yang memberitahu Seungwan tentang gangguan yang dideritanya.
"kenapa kamu diam ?" tanya Seungwan.
"aah tidak apa-apa. Apakah ada hal selain itu yang kamu tahu ?" tanya Joohyun sedikit cemas.
"hal lain ? apa itu ?" Seungwan bingung.
"aah itu tidak penting, tidak usah dipikirkan" Joohyun tersenyum canggung mengalihkan.
================
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
