VIII

1K 114 35
                                    



VIII : Murid Baru



Demi apapun, Sakura sudah sangat terbebani dengan ujian masuk sekolah yang akan datang. Dia belajar keras mati-matian hingga lupa mengurus dirinya sendiri. Namun, semua masih teratasi sebelum satu jam yang lalu Mebuki dan Hyuuga Hiashi mengunjungi apartemennya untuk menyampaikan sebuah lelucon paling tidak masuk akal yang pernah dia dengar.

Sakura tidak tahu dan tidak mau tahu apa rencana Mebuki kepada kepala Hyuuga itu. Sakura tidak tahu dan tidak mau tahu bagaimana cara Mebuki menggoda kepala Hyuuga itu. Dia tidak peduli selama dia tidak dilibatkan. Tekadnya hanya sebatas menggunakan fasilitas yang disediakan sebaik-baiknya sebelum dia layak untuk hidup sendiri jauh-jauh dari Mebuki yang ironisnya si jalang tua itu adalah ibunya.

Lalu, apa sekarang? Sepasang itu tadi datang dan mengatakan pada Sakura bahwa mereka ingin menikah. Sampai disana mungkin Sakura tidak akan peduli jika mereka ingin menikah selama Sakura tidak dilibatkan. Sayangnya, Mebuki dan Hiashi bersikeras bahwa Sakura tetaplah harus menjadi bagian dari keluarga, mengubah nama keluarga dan tinggal di satu rumah.

Sakura tekankan, dia hanya ingin hidup tenang jauh-jauh dari Mebuki. Tidak memiliki hubungan dekat dengan orang-orang, apalagi sampai terikat didalamnya. Dia tegaskan bahwa dia hanya ingin hidup untuk dirinya sendiri, sewajarnya, dan meminimalisir hubungan timbal balik.

Dan Sakura yakin, Mebuki dan Hiashi tak akan berhenti mengusik dirinya sampai mereka menemukan titik tengah yang sama-sama menguntungkan. Dia benci penghambat, apapun itu.


oOo


Hiashi menarik napas dalam-dalam. Dia akui bahwa terlalu cepat mencintai seorang wanita yang notabene adalah orang asing disaat dirinya dikenal sebagai suami setia yang sangat mencintai mendiang istrinya. Tapi bukan Hiashi namanya jika dia tidak memutuskan secara matang.

Banyak hal yang membuatnya jatuh cinta pada Mebuki dalam kurun waktu kurang dari sebulan tinggal bersama. Dia jatuh cinta pada parasnya, masakannya, perhatiannya pada Sakura dan Hinata, hingga ketabahan dan ketekunan yang dimilikinya.

Malam itu Mebuki menceritakan semua riwayat dan rahasia hidupnya agar Hiashi berpikir dua kali atau bahkan mengubah niatnya. Namun, bukannya berhenti, Hiashi semakin ingin menjadi satu-satunya orang yang bisa diandalkan Mebuki. Meskipun disana Hiashi mengetahui seluruhnya, latar belakang hingga bahkan alasan dibalik buruknya hubungan Sakura dan Mebuki.

Sakura adalah satu-satunya yang harus diluluhkan disini. Mebuki menjadikan Sakura syarat agar Hiashi dapat menikahinya. Sebagai pembuktian bahwa Hiashi akan menggantikan sosok 'ayah' yang tidak pernah Sakura dapatkan selama hidupnya. Dia akan bicara kembali pada gadis itu.

Kabuto keluar dari perpustakaan Hyuuga tak lama setelah Hiashi kembali menarik napas dalam-dalam. "Sedang apa dia sekarang?" tanyanya pelan. Kabuto tersentak.

"Dia sedang mengulas pelajaran hari ini, Hyuuga-san. Ujiannya diadakan sebentar lagi." Kabuto berbicara sopan. Hiashi mengangguk mengerti. "Jika anda ingin bicara dengannya, usahakan tidak membuatnya marah. Dia benci jika jam belajarnya diinterupsi." Hiashi membalas kekehan Kabuto dengan senyum tipis.

"Terimakasih, Kabuto." dia menepuk pundak Kabuto pelan sebelum masuk ke dalam perpustakaan.

Disalah satu kursi, Sakura duduk dengan nyaman dan tenang. Alisnya berkedut menandakan dia sedang sangat serius. Hiashi berdeham untuk mendapatkan perhatiannya yang dibalas dengan tidak ada balasan.

"Sakura, bisa kita bicara?" tanya Hiashi sambil duduk di salah satu kursi di samping Sakura.

"Maaf, saya tidak punya waktu." jawabnya acuh.

"Jangan terlalu keras, aku yakin kau bisa melewati ujiannya dengan mudah. Kau anak yang pintar. Aku kagum saat melihat nilai-"

"Baiklah. Bicara apa?" Sakura segera memotong basa basi itu. Dia tidak ingin membuang waktu dan tenaganya untuk hal yang sama sekali tidak ingin dia urusi.

The Life Of Cherry BlossomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang