X

1K 132 46
                                    

   
    
X : Satu lapisan terbuka
  
   
   
Sakura menatap lokernya dengan datar. Sejak kejadian di lapangan 'itu', dia menerima teror yang dia pikir hanya terjadi di film-film. Ini adalah hari ketiga sejak dia menerima banyak sampah, surat-surat sumpah serapah dan sekarang coretan penuh spidol permanen di lokernya.

"Bukankah sudah waktunya untuk melaporkan ini?" Ino bertanya tanpa mengalihkan pandangannya dari loker Sakura.

"Ini tidak penting. Aku hanya membutuhkan isinya." Sakura acuh sambil mengambil beberapa buku dari dalam lokernya.

"Apa mereka tidak bisa melihat bahwa Sasuke yang selalu mengusik dan menggodamu? Kau tidak pantas menerima ini." Ino melanjutkan kalimatnya. Sakura hanya mengendikkan bahu tanda tidak peduli.

Dia tidak peduli selama tidak ada yang mencari masalah langsung dengannya. Bersyukur bagi Sakura, karena sejak hari itu Sasuke tidak lagi mendekatinya. Yang terakhir adalah ketika Sasuke menatapnya dengan membeku setelah Sakura mengatakan bahwa lelaki itu brengsek. Tak apa, lelaki itu pantas di gertak sedikit agar menjauh.
  
   
oOo
   
    
"Sakura, disini." Ino meletakkan nampannya di atas salah satu meja kantin sebelum kemudian diikuti oleh Sakura yang duduk di hadapannya. "Kau harus mencoba nasi kare sekolah. Ini sangat enak!" Ino bersemangat membuat Sakura tersenyum tipis karenanya.

Aroma kare itu benar-benar menggoda. Memang terlihat enak, namun tak sampai dirinya menikmati kare itu karena sedetik kemudian seorang gadis dengan dua temannya yang tadinya Sakura pikir hanya ingin lewat justru malah menuangkan satu cup air ke dalam piringnya dengan wajah tak bersalah.

"Oops, maaf, aku tak sengaja." gadis dengan rambut blonde pucat itu menutup sebagian mulutnya dengan dramatis. Sakura mengerutkan dahi menatap karenya yang sekarang tidak lagi kental.

"Apa yang kau lakukan, Shion!?" Ino meninggikan suaranya membuat orang-orang yang ada di kantin melihat mereka.

"Nona Yamanaka ini berbicara denganku?" Shion dengan anggun memutar kepalanya menatap Ino yang hampir menggeram di tempat.

Ino baru saja akan buka suara jika Sakura tidak menahan lengannya dengan pelan seakan memberi tanda bahwa gadis itu harus tenang. Ino membalas Sakura dengan tatapan tidak setuju.

Namun selanjutnya yang terjadi benar-benar membuat seisi kantin membelalakkan mata mereka, dan membuat Ino merasakan kesenangan tiada tara.

Dengan santai, Sakura berdiri dari duduknya dan menuangkan sepiring kare itu ke atas bahu Shion.

"Kyaaa!!!"

Semua orang menarik napas dengan terkejut.

"Sialan! Apa yang kau lakukan!?" Shion tidak dapat menahan emosi saat kare itu melumuri hampir sebagian dari seragam mahal miliknya. Dia terlambat untuk menghindar, tidak menyangka Sakura akan berani membalasnya.

"Maaf, aku tidak sengaja." Sakura mengembalikan kalimat Shion tadi dengan wajah datarnya. Dia telah memperingatkan dirinya sendiri untuk meladeni siapapun yang mencari masalah langsung dengannya.

Wajah Shion memerah, menahan antara malu dan marah yang meluap. Mereka menjadi tontonan dan dia yang dipermalukan. Tangannya lalu terangkat ingin menggapai rambut Sakura, namun reflek yang cepat membuat Sakura menghindar dengan tenang.

"Aku tidak tahu apa masalahmu, tapi perlu kau tahu kalau aku tidak merasa tertindas sedikitpun." Sakura menatap Shion dengan remeh, seakan mengasihani bahwa Shion kalah telak dan dirinya tidak terpengaruh sama sekali. "Ino, makanlah. Aku akan membeli yang baru." setelah mengatakan itu Sakura pergi meninggalkan Shion yang terdiam di tempatnya dengan menahan amarah.

The Life Of Cherry BlossomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang