IX

878 110 22
                                    

     
      
IX : Gadis Merah Muda
     
     
     
Sakura baru menyelesaikan makan malamnya bersama keluarga Hyuuga, termasuk Mebuki didalamnya. Dia memasuki kamar barunya yang berada di lantai dua kediaman Hyuuga, sedikit berjarak dengan kamar Hinata, saudara barunya. Kamar ini sama luas dengan rumah lamanya di Hikone, membuatnya merasa kecil dan kesepian. Ah, namun pada dasarnya dia memang tidak punya siapa-siapa.

Sakura tak pernah menganggap kehidupannya berubah. Yang berbeda hanyalah tempat tinggal, lingkungan, dan rutinitas. Ya, dia tetaplah Haruno Sakura. Tidak akan ada yang bisa mengubah dirinya. Semua ini hanyalah bagian dari kesepakatan. Dia akan memanfaatkan waktunya sebaik mungkin sebelum dia memulai hidup sendiri jauh-jauh dari Mebuki, dari semua orang yang ada disini. Membayangkan saat itu datang membuat Sakura merasa sangat antusias.

Sakura menempati meja belajarnya dan menghidupkan lampu meja yang ada disana. Sudah lewat beberapa hari sejak Mebuki menikah dengan Hyuuga Hiashi. Pernikahan itu tertutup dan hanya dihadiri oleh kerabat dekat, tujuannya untuk menghindari agar latar belakang Mebuki tidak terekspos. Sakura bahkan hanya berdiri di acara itu untuk diperkenalkan sebagai bagian baru dari keluarga sebelum diam-diam pergi dari sana.

Dia menghela napas pelan. Tangannya mulai menyusun perlengkapan untuk besok karena besok adalah hari pertamanya bersekolah. Dia cukup gugup, memikirkan bagaimana dia akan menghadapi orang-orang disana. Harapannya adalah semoga orang-orang disana tidak mempedulikan dirinya sehingga dia bisa menjalani kehidupan sekolahnya dengan tenang.

"Sakura-chan? Boleh aku masuk?"

Dan akan lebih baik lagi jika Hyuuga Hinata itu tidak dekat-dekat dengannya selama di sekolah.

"Hn." Sakura mempersilahkan Hinata yang tadi berbicara di balik pintu.

Sedikit tidak nyaman karena anak itu sering mengintil dirinya agar mereka menjadi akrab layaknya saudara perempuan pada umumnya seperti yang selalu di impikan oleh Nona Hyuuga itu.

"Sedang apa, Sakura-chan?" kepalanya menyembul pertama kali ke dalam kamar seakan ingin memperlihatkan sisi imutnya sebelum seluruh tubuhnya ikut masuk ke dalam.

"Kau tahu, Hinata? Aku tidak suka caramu memanggilku." Sakura frontal seperti biasa. Dia mengatakan kalimat itu tanpa melihat kearah Hinata sedikitpun.

"Ke-kenapa?" Hinata tersentak. Sejujurnya dia sedikit gugup untuk berhadapan dengan Sakura sejak pertama kali mereka bertemu. Gadis itu bermata dan bermulut tajam. Dia tidak menyukai satu orangpun disekitarnya dan itu membuat keadaan semakin sulit.

"Kita tidak dekat." jawabnya singkat. "Dan jangan dekat-dekat."

Hinata meneguk ludah. "La-lalu, kau ingin aku memanggilmu apa?" tanyanya pelan. Sakura mendecak tidak sabaran.

"Jangan memanggilku." sinisnya kesal.

Hinata berdiri mematung di dekat pintu sambil mengeratkan kepalan tangannya. "Ku-kupikir kau butuh bantuanku karena be-besok adalah hari pertamamu di sekolah." katanya dengan gugup.

Sakura menyelesaikan kegiatannya menyusun perlengkapan. Satu tangannya menarik buku fisika untuk bahan belajar malam ini. "Aku tidak butuh."

Hinata menghela napas pelan. "Apa Sakura-chan membenciku?" tanyanya pelan, hampir tidak terdengar. Sakura berhenti sebentar untuk menyandarkan punggungnya.

"Tidak juga." jawabnya santai. Emeraldnya menatap langit-langit. "Aku tidak peduli. Aku tidak menyukai kalian semua." setelah itu Sakura kembali melanjutkan kegiatannya.

Hinata diam tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya mencoba yang terbaik untuk menjadi saudara Sakura seperti yang diharuskan Hiashi padanya. Dan alasan utama tentu saja karena Mebuki. Mebuki sangat menyayangi Sakura, maka dari itu ia harus melakukan yang sama agar Mebuki semakin menyukai dirinya.

The Life Of Cherry BlossomsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang