Idol Story Real Life [Taennie💜] - [End]

28. Sorry

Jadikan aku akhir-akhir ini suka bgt dengerin lagu Pamungkas nah... keknya CLOSURE ini cocok bgt sama alur kali ini... huhuhu keknya Taennie lebih baik jalani hidup masing-masing aja kali ya

🥺🥺🥺🥺🥺

"I'am Better off Without You"

••••••••

Taehyung Pov.

Pagi ini, kepalaku sangat pening. Denyutan ini sangat - sangat menggangguku. Bahkan kejadian tadi malam saat aku meneriakki Jennie masih jelas terekam dalam ingatanku. Sungguh minuman haram itu tidak berguna malah menambah pusing saja.

"Tae... bangunlah, aku sudah membuatkanmu sup pereda."

Aku tahu itu suara Jimin, dia sungguh khawatir denganku. Aku yakin semua memberku juga khawatir hanya saja, Jimin adalah sabahat terdekatku.

"Gomawo Jim..."

.
.
.
.

Hening...

.
.
.
.

"Tae... sepertinya kau tidak seharusnya membuatnya menangis..."

"Setelah keluar dari rooftop kemarin malam dia menangis begitu keras. Aku sangat tidak tega." Lanjutnya dan aku hanya mendengarkannya dengan seksama.

Sungguh aku juga tidak tega meneriakkinya. Kemarin malam aku terlalu emosi, apalagi aku ada dibawah pengaruh alkohol jadi yaa seperti itu tidak bisa dikendalikan.

"Tae... kau mendengarkanku kan??" Tanya Jimin lagi.

"Hm.... aku akan menemuinya setelah semua baik-baik saja. Aku akan belajar mengikhlaskannya."

Drrrrrrttt....drtttt....

"Handphonemu bergetar sepertinya ada yang nelfon," Jimin.

Aku melihat hpku dan disana tertulis nama Kim Hanna. Ada apa dia menelfonku sepagi ini, bukankah di Amerika sudah malam??

"Hallo...."

"Ya!!! Apa kau baik-baik saja???"

Aku mengernyitkan alisku, kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu?? Batinku.

"Nee... aku baik, apa kabarmu?."

"Oppa... jangan berbohong, aku melihat berita terbaru di Korea."

(Oke aku mulai faham)

"Eoh... Jennie?? Aku sudah putus lama dengannya... jadi aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku."

"Eomma sangat khawatir Oppa... dia menyuruhku untuk segera bertanya pada oppa. Seharusnya kau hubungi eomma... eomma pasti khawatir. Yasudah aku tutup ya... aku sangat ngantuk... hoaaaammm.. bye..."

Tuttttttt.....

Aku sungguh lupa kabar orang tuaku. Pasti mereka sangat khawatir, apalagi aku sudah mengenalkannya pada Jennie. Aku bingung harus berkata seperti apa, aku ingin menemui eomma dan appa... tapi sungguh aku belum siap bertemu mereka.

Akupun segera menuliskan pesan pada eomma bahwa aku baik-baik saja.

.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

Author Pov.

Sepanjang malam Jennie hanya menangis. Apalagi saat ini agensinya juga sudah mengkonfirmasi berita itu. Sungguh Jennie sudah tidak tahu harus berbuat apa. Ia sangat muak dengan hidupnya.