"Ayo berangkat."
Hari ini hari pertama Megumi sekolah.
Bagi kebanyakan anak, di hari seperti inilah mereka akan bangun pagi karena tidak sabar untuk melihat sekolah dan teman barunya. Tapi lain anak lain cerita. Megumi jauh sekali dari kriteria semangat saat ini. Ia tidak senang sama sekali meskipun akan segera bertemu dengan tuan-tuannya.
"Megumi?"
"Aku bisa berangkat sendiri," ujar Megumi ketus.
"Jangan, Ayahmu menyuruhku untuk mengantar."
Megumi berdecak sebal. "Kalau begitu kenapa bukan Ayah saja yang mengantarku?"
Selanjutnya mata si kecil mulai berkaca-kaca. Megumi sudah membuat Ayahnya berjanji jauh-jauh hari supaya bisa mengantarkannya ke sekolah.
Seharusnya Megumi yang paling tahu, berharap pada manusia itu tidak ada gunanya, apalagi dengan manusia bernama Toji.
"Katakan, Naoya. Apa Ayah membenciku?"
Naoya tidak menjawab. Sebenarnya ia sempat bingung kala Toji memberinya tugas untuk mengantar Megumi di hari pertama sekolahnya. Toji bilang pagi ini mau kencan dengan alat-alat bertarungnya. Naoya tidak masalah, toh dia senang bisa menemani Megumi ke sekolah, walau tidak semanis Yuuji, Megumi itu cukup imut.
Naoya kemudian menghela napas berat. "Ayahmu sedang sibuk," ia kemudian berjongkok menyetarakan tingginya dengan Megumi, "aku yang menjamin, berangkat denganku akan jauh lebih menyenangkan daripada mengurusi duda itu."
Sebab kalimat Naoya, Megumi tampak lebih buruk, ia tambah ingin menangis. Naoya kelabakan dibuatnya.
"Aku mau Ayah."
Naoya menggigit bibirnya. Dia suka anak-anak. Tapi Naoya tidak pandai menenangkan mereka.
Naoya mengedarkan pandangan. Berusaha mencari sesuatu untuk mengalihkan atensi Megumi. "Oh, lihat. Sudah jam segini. Kalau tidak segera berangkat nanti akan telat." Ia menunjuk jam besar di atas gerbang kawasan Zen'in, masih satu tempat dengan kediaman Ryomen atas alasan penjagaan penuh.
Naoya mengeluarkan sapu tangannya. Mengelap bulir air mata yang mulai mengalir dari mata Megumi. "Hari pertama sekolah itu harus menyenangkan. Jangan menangis."
Bersamaan dengan itu, mobil kuning berhenti di depan mereka. Naoya mengangkat Megumi untuk naik ke taksi.
Betapa senang Naoya pagi ini, Megumi tidak memukulnya sama sekali.
-
-
"Gumi sudah sampai belum ya, Una?"
"Paling masih ngolok."
Pagi di tempat lain, tiga Itadori sedang dalam perjalanan ke sekolah si kembar. Yuga di tengah menggandeng Yuuji di sebelah kanan serta Sukuna di sisi lain.
Atas kejadian tempo lalu, Tanari memberi pesan pada Yuga untuk memantau terus kondisi Sukuna. Tadinya Tanari mengusulkan supaya kembar mengambil cuti beberapa waktu dari sekolah.
Yuuji menolak, berkata kalau yang sedang sakit itu Sukuna, ia sehat, jadi harus berangkat sekolah.
Ketika ditanya Ayahnya apa benar berani sekolah sendiri, Yuuji menjawab iya tanpa ragu karena sekarang Megumi juga akan bergabung dengannya di sekolah. Sukuna yang mendengarnya lalu melayangkan penolakan mutlak pada usul Ayahnya. Ia mengatakan bahwa sudah sejuta persen sehat.
Yuga tidak punya pilihan lain. Ia akhirnya membiarkan Yuuji dan Sukuna pergi ke sekolah dengan syarat Yuga akan mengantar jemput mereka sampai beberapa hari ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pattern.
FanficPada dasarnya Yuuji tidak pernah mengerti kenapa leluhur menurunkan hal-hal yang tidak bisa mereka selesaikan pada keturunannya. Tapi sedikitnya ia paham, hal yang diturunkan leluhurnya kali ini adalah miliknya yang paling berharga. cast ©Gege Akut...