Duduk di gudang penyimpanan barang, kamu beristirahat sejenak melepas letih setelah berjam-jam bekerja mengurus ini dan itu. Yeri yang baru saja memasuki gudang langsung menghampirimu dan memberikan sebotol air mineral kepadamu. Kamu menerimanya dan mengucap terimakasih padanya. Yeri kemudian duduk di sebelahmu dan menemanimu beristirahat sejenak.
"Bagaimana dengan percobaannya?"
Kamu terdiam menatap Yeri lurus. Kamu sudah tahu maksud pertanyaannya itu menjuru kemana, Yeri pasti sedang bertanya tentang Demon yang pernah ia ceritakan kepadamu. Yeri hanya ingin tahu apakah percobaanmu memanggil Demon itu berhasil atau tidak. Karena sebagai teman, Yeri sangat khawatir kalau terjadi sesuatu disaat pemanggilan Demon itu.
"Kamu berhasil memanggilnya?"
Kamu mengusap bibirmu saat teringat dengan ciuman yang kamu bagi dengan Demon dari alam lain tersebut. Yeri yang melihatmu malah melamun semakin dibuat khawatir jika kamu malah terkena masalah saat pemanggilan Demon malam kemarin.
"Ada apa Y/N?" Yeri menepuk bahumu. "Kamu baik-baik saja bukan? Apa Demon itu meminta sesuatu darimu?"
Iya. Kamu hanya bisa membatin jawaban itu, kamu tak cukup berani untuk menceritakan sedikitpun perihal kejadian kemarin malam saat kamu memanggil Demon itu dan terlibat kesepakatan dengannya. Yeri memanglah teman baikmu, kamu selalu membagikan semua cerita kehidupanmu kepadanya. Tetapi untuk masalah ini, kamu sedikit ragu untuk bilang padanya.
"Y/N setidaknya katakan satu kalimat supaya aku tidak ketakutan begini."
"Aku baik-baik saja, Yer." Kamu terkekeh kecil melihat wajahnya memucat. "Semua berjalan dengan lancar, tidak ada masalah apapun. Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku."
"Benarkah?"
Kamu menganggukkan kepala menanggapi ucapannya. Yeri berharap kamu memang baik-baik saja tak terlibat masalah apapun dengan Demon berbahaya itu. Apapun yang kamu lakukan adalah yang terbaik untuk adikmu, Luna. Kamu hanya perlu menunggu beberapa minggu lagi sampai Demon itu kembali menemuimu dan mengambil nyawamu untuk ditukar dengan milik Luna.
"Kamu tahu, sejujurnya aku tidak ingin kamu melakukan percobaan itu Y/N-ah."
Kamu menoleh kearah Yeri saat itu juga. "Kenapa?"
"Ya! Kamu masih tanya kenapa disaat kamu sudah tahu kalau yang kamu temui adalah demon?"
"Sshh. Yeri-ah! Kecilkan suaramu," Kamu memukul bahunya pelan sambil menengok ke kanan dan kiri. "Bagaimana kalau ada orang lain di gudang ini dan mendengar obrolan kita?"
Namun terlambat, seseorang terlanjur mendengar semua obrolan kalian sejak awal. Ia terus memandangi kedua gadis yang duduk diujung sana membicarakan perihal Demon. Sampai saat ia mendapatkan sebuah panggilan suara, ia langsung pergi sebelum ketahuan oleh mereka.
"Halo, bos?"
"Bagaimana kamu menemukannya?"
"Belum, tapi aku dengar teman perempuanku baru saja bertemu dengannya."
"Demon?"
"Iya bos."
"Bagus, ikuti dia dan temukan Demon itu. Kita tangkap Demon itu dan menghasilkan banyak uang,"
"Baik bos."
Laki-laki itu pun mengakhiri panggilan suaranya dan kembali mengantungi ponsel ke dalam celananya. Senyum licik terlukis diwajahnya kala melihat gadis yang ia dengar ceritanya di gudang tadi keluar dari dalam sana.
"Maafkan aku, Y/N-ssi. Tapi aku harus mencaritahu tentangmu malam ini,"
😈😈😈
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON (TAEYONG) [END]
Fanfiction[LEE TAEYONG X READER] Semua usaha telah kamu lakukan demi menyembuhkan adikmu - Luna. Namun kondisinya tak kunjung membaik sampai saat dokter menyampaikan jika umur Luna tak akan lama lagi. Perasaanmu begitu hancur dan takut akan kehilangan satu-sa...