“Y/N!!!”
Teriakan seorang perempuan yang terdengar begitu keras tak cukup untuk mengalihkan perhatian Taeyong sedikitpun. Ia masih setia menangis sambil memeluk tubuh tak bernyawamu di toilet ini. Sampai saat perempuan yang memanggil namamu menghampirinya dan mendorong tubuhnya menjauh darimu. Barulah Taeyong menatap kearahnya dan membiarkan Yeri untuk memelukmu.
“Y/N!”
Percuma. Yeri pun tahu, usahanya untuk membangunkanmu tak akan membuahkan hasil. Takdir dan kesepakatan yang telah mengikatmu sudah merenggut nyawamu. Yeri tak bisa menyalahkan siapapun saat ini. Menyalahkan laki-laki yang menangis dihadapannya pun malah akan membuatnya ikut mati dan tak bisa menepati janjinya padamu.
Tetapi Yeri cukup merasa kaget dan bingung kala melihat laki-laki yang baru pertama kali ia temui menangis disini sambil memelukmu. Siapa laki-laki ini? Yeri menatap kearah Taeyong yang masih menatapmu. Yeri dengan secuil keberanian membuka suara bertanya kepada Taeyong.
“A-apa kamu demon yang membuat kesepakatan dengan y/n?”
Taeyong seketika mendongak menatap kearah Yeri. Ia terdiam tak bisa menjawab pertanyaan Yeri. Tak bisa disaat hatinya telah hancur berkeping-keping melihat perempuan yang ia cintai dan belum sempat mendengar isi hatinya telah mati. Taeyong lantas berdiri sambil mengusap air matanya dan berjalan pergi meninggalkan kamu dengan Yeri.
Melihat laki-laki itu berjalan dengan cepat keluar dari toilet ini. Sudah cukup membuat Yeri mengetahui kalau ia memanglah demon yang selama ini kamu ceritakan kepadanya. Yeri juga tahu demon itu tak rela melihatmu meninggal secara tragis seperti ini. Tetapi semuanya telah ditulis oleh takdir. Yang tersisa saat ini hanyalah kenangan.
✨✨✨
Karangan bunga tertata rapi di depan rumah. Beberapa mobil terparkir di halaman rumah. Semua orang memakai pakaian hitam putih rapi pada hari pemakaman hari ini. Yeri–sahabatmu selalu setia berada disisi kedua adikmu, Luna dan Loui. Memeluk dan menguatkan dua anak kecil ini atas kepergianmu untuk selama-lamanya. Para kerabat dan tetangga ikut terpukul mendengar berita ini.
Tangisan tak terelakkan kala semua orang melihat peti mati mulai dimasukkan ke liang lahat. Luna dan Loui kembali menangis meronta-ronta ingin ikut. Yeri dengan sekuat tenaga mencoba menahan keduanya, mendekap kedua adikmu dan mengatakan bahwa kamu akan baik-baik saja diatas sana.
Pemakaman selesai. Beberapa orang sudah pulang, dan Yeri menolak beberapa tawaran dari kerabatmu yang ingin membawa Luna dan Loui. Yeri telah berjanji padamu, ia yang akan menjaga kedua adikmu di kala waktu terakhirmu tiba. Dan kini yang tersisa di pemakaman hanya Yeri, Luna, dan Loui. Luna melepas genggaman tangan Yeri dan duduk di sebelah pemakamanmu.
“Unnie, Luna sudah sembuh. Tapi kenapa Unnie malah pergi?”
Yeri ikut berjongkok disebelah Luna sambil menggenggam tangan Loui. Yeri dengan senyum tipisnya mengusap puncak kepala Luna sambil berkata, “Y/N Unnie pasti senang melihat Luna sudah sembuh,”
Hening. Hanya suara deru angin yang mulai terasa kencang disini. Yeri yang mulai khawatir jika hujan bisa turun kapan saja, akhirnya mengajak kedua adikmu kembali pulang untuk mengambil barang-barang mereka sebelum ke rumahnya. Tepat saat kepergian ketiga orang tersebut, demon kembali datang dan menunjukkan dirinya di pemakamanmu.
Taeyong berjongkok disebelah pemakamanmu. Senyum terlukis di wajahnya, senyum tipis yang menyedihkan membuat hatinya kembali terasa sakit. Kenyataan bahwa perempuan yang ia cintai meninggal sangatlah menyakitkan bagi siapapun yang mengalaminya. Termasuk Taeyong, ia masih berandai-andai jika kamu tak pergi dari perempatan jalan dan tetap disana. Ia masih berandai-andai jika saja ia tak meninggalkanmu bersama Yeri di toilet, mungkin ia masih bisa menyelamatkan hidupmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMON (TAEYONG) [END]
Fanfiction[LEE TAEYONG X READER] Semua usaha telah kamu lakukan demi menyembuhkan adikmu - Luna. Namun kondisinya tak kunjung membaik sampai saat dokter menyampaikan jika umur Luna tak akan lama lagi. Perasaanmu begitu hancur dan takut akan kehilangan satu-sa...