nine: drippin' love (m)

347 61 4
                                    

🔞🔞🔞

Memikirkan cara mendapatkan uang lebih untuk melunasi sisa tagihan rumah sakit membuatmu insomnia malam ini. Kamu kesulitan untuk tidur karena terus kepikiran perihal tagihan rumah sakit. Padahal Yeri sudah menawarkan bantuan kepadamu, tetapi kamu menolaknya karena kamu merasa tidak enak jika terus meminta bantuan kepadanya. Kamu cukup sadar diri sebagai sahabatnya, Yeri juga anak pertama yang harus menghidupi dua adik dan membantu orang tuanya. Maka dari itu kamu tak ingin menyusahkan Yeri lagi.

Kamu pun memilih untuk menonton film kesukaan mendiang ibumu untuk mengalihkan pikiranmu sejenak. Pride and Prejudice adalah film yang akan kamu tonton pada malam ini. Suara film mulai terdengar di ruangan ini, kamu pun mematikan lampu utama dan menyalakan lampu tidur yang ada di sisi kanan dan kiri ranjangmu. Sekali lagi kamu mencari posisi yang lebih nyaman untuk menonton film. Posisi duduk bersandar pada headboard ranjang adalah posisi ternyaman yang kamu pilih saat ini.

Namun ditengah-tengah kenyamananmu sedang menonton film di laptop. Suara seorang laki-laki muncul secara tiba-tiba dan mengejutkanmu.

“Tidak bisa tidur?”

Kamu menoleh cepat kearah ujung ruangan mu, dimana suara itu berasal. Detak jantungmu yang berdebar kencang membuat kedua tanganmu refleks memegang dada untuk menetralkan kembali. Bisa juga gesturmu ini memberitahu padanya untuk berhenti menakutimu seperti ini.

“TY?”

Dia tersenyum. Kamu ikut tersenyum.

Ini merupakan malam kesekian kalinya ia datang mengunjungimu dan kamu tak dapat membohongi perasaanmu sendiri setiap kali ia datang menemuimu. Kamu sangat bahagia dan senang dapat sedekat ini dengan sosok sepertinya. Ada begitu banyak perasaanmu yang bertautan dengannya, dan hampir semua perasaan itu bernilai positif. Kamu menyukainya, bahkan sangat menyukainya. Dan kamu bertanya-tanya apakah dia juga dapat merasakan apa yang kamu rasakan?

“Bagaimana kamu bisa tahu?” Yang kamu maksud dari pertanyaan ini adalah malam sebelumnya disaat ia datang ke rumah sakit dan menemanimu sampai kamu dapat tertidur dengan nyenyak. Obrolan yang kalian bicarakan pada malam sebelumnya membuat kamu merasa seperti seseorang yang tahu sangat baik tentang TY.

Tetapi yang sebenarnya, TY lah yang tahu segalanya tentangmu. Walau kamu tak pernah membicarakan perihal kesepakatan, kematianmu, ataupun tragedi yang menghampiri keluargamu. TY sudah tahu semua itu dengan caranya sendiri. Kamu pun berfikir sama seperti ia, mengingat ia pernah cerita kepadamu kalau ia dapat melihat masa lalu dan masa mendatang.

Namun ada satu hal yang masih belum kamu ketahui, ialah nama aslinya.

Kamu tak pernah berani untuk menanyakan hal itu kepadanya, dan kamu tidak akan pernah menanyakan itu jikalau memiliki keberanian. Jika benar mengetahui nama aslinya itu memberikanmu kekuatan atas dirinya, maka kamu menghormati keputusannya untuk tidak mengungkapkan siapa nama aslinya. Karena siapa yang tahu jika kamu tahu nama aslinya dan kamu akan menggunakan kekuasaan atas dirinya dengan semena-mena?

Memang, kamu ingin tahu melampaui keyakinan; inisial TY tidak terlalu cocok dengannya menurutmu, tetapi siapa kamu?

TY tak menjawab pertanyaanmu, ia malah ikut bergabung denganmu duduk diranjang sebelahmu dan menatap laptop yang ada dipangkuanmu.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Menonton film. Ini film kesukaan eomma, dan karena aku belum pernah menontonnya, makanya aku tonton sekarang.”

“Oh, tentang apa?”

“Cinta, kurasa.” Katamu sambil menatap dua karakter tokoh yang ada di layar laptop. Seorang laki-laki dan perempuan sedang berdiri berhadapan dan berbicara. “Eomma memang sangat menyukai hal seperti ini,”

DEMON (TAEYONG) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang