six: closer

203 59 2
                                    

"Monster!! Unnie ada Monster!!"

Kedua matamu membelalak kaget kala melihat ada Loui disini. Kamu lantas turun dari ranjang dan menghampirinya. Kamu tak ingin Loui semakin teriak ketakutan melihat Demon itu, apalagi kalau sampai tetangga rumahmu berdatangan dan mengeluhkan suara keras Loui ini. Tak biasanya Loui menjadi gadis kecil yang penakut seperti ini, saking takutnya ia sampai memeluk lenganmu dan bersembunyi di dalam pelukanmu. Kamu pun menggendongnya dan menimangnya untuk memberikan rasa aman dan nyaman. Melihatnya menangis karena ketakutan membuat hatimu perih. Kamu mendengar suara lirih Loui memintamu untuk pergi keluar kamar dan meminta bantuan. Namun kamu dengan lembut menolaknya.

"Shh, Loui, dia bukan monster. Aku berjanji dia tidak akan menyakitimu, mhmm?" bisikmu kepadanya. Ia semakin mengeratkan pelukannya padamu, tapi perlahan, ia mulai tenang. Namun tetap saja, Loui masih sesegukan dengan mata merah bekas menangis.

"Dia terlihat menyeramkan," bisiknya.

Loui menegakkan tubuh sedikit lalu dengan hati-hati melihat dari balik bahumu ke arah demon yang duduk diatas ranjangmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loui menegakkan tubuh sedikit lalu dengan hati-hati melihat dari balik bahumu ke arah demon yang duduk diatas ranjangmu. Demon itu membalikkan tubuhnya sedikit, melihat dari balik bahunya sendiri kearah kalian berdua. Demon itu dengan hati-hati mencoba untuk tak menakut-nakuti adikmu yang masih berusia 5 tahunan ini.

"Hey, Loui, itu terdengar agak jahat, bukan begitu?" Kamu memperingatkannya dengan lembut. "Unnie beritahu... Dia itu malaikat, he's an angel."

"Benarkah?" Loui menatapmu dengan kedua mata bambinya yang berkaca-kaca sambil tersenyum tipis. Loui memang gadis kecil yang mengagumi kisah-kisah fiksi seperti malaikat dan putri-putri di dalam dongeng.

"Mhm, apa kamu mau say hi?" Kamu berfikir jika Loui harus melihat laki-laki setengah malaikat setengan demon itu sendiri, supaya Loui memercayai kalau dia demon yang tidak jahat. Akan sangat mengerikan kalau tiba-tiba Loui mengalami mimpi buruk karena berfikir demon itu jahat.

"Mau," Dia mengendus dan menyeka air matanya dengan baju piyamanya.

Lalu kamu pun berjalan menghampiri demon yang duduk diujung ranjangmu. Kamu menurunkan Loui tak jauh di belakang demon itu. Demon itu pun memperbaiki posisinya lebih baik lagi, supaya memudahkan kamu dan adikmu untuk melihatnya. Dari pandanganmu, dapat kamu lihat kalau saat ini ia sedang gugup dan khawatir.

Tentu saja demon itu merasa gugup dan khawatir, karena ini kali pertamanya bertemu dengan anak kecil seperti Loui. Sekali lagi ia mengingatkan dirinya sendiri kalau Loui hanya ingin menyapanya dan kemudian pergi ke kamarnya. Tak akan ada hal yang terjadi selain itu, demon itu juga dapat melihat kalau gadis kecil ini gadis yang lugu dan polos.

"Hi," sapa Loui dengan suara pelannya, dengan ragu-ragu ia menatap kearah laki-laki di depannya sambil memainkan jemarinya.

Jika dilihat dari tingkah adikmu ini, sepertinya dia terlihat malu-malu. Tingkahnya sangat menghiburmu. Kamu hampir terkekeh geli melihat Loui. Setelah melihat demon bersayap dan sedang terluka sepertinya sudah mempengaruhi pandangan Loui tentang demon menyeramkan. Dan kamu tahu kalau Loui dapat dengan cepat mengubah suasana hati dan pandangannya terhadap demon ini. Lalu kamu menatap kearah demon di depannya.

DEMON (TAEYONG) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang