MANTAN PACAR

1K 35 1
                                    


Zuki sibuk merapikan celana jeans yang habis diacak-acak oleh ibu-ibu atau perempuan yag suka barang diskonan. Seorang wanita cantik, menghampirinya dengan senyum.

“Hay, Zuk,” sapanya hangat.

Zuki mendongak lalu membalas senyuman itu. Tak percaya cewek yang dulu pernah di hati itu menghampirinya.

“Gimana kabar?” imbuhnya lagi.

“Baik,” jawab Zuki. “Kamu sendiri?”

“Baik,” jawab si gadis dengan memainkan kaki. “Sudah makan siang belum?”

Zuki melihat jam di pergelangan tangan. Waktu sudah menunjukkan waktu makan siang. Dia tersenyum dan menggeleng.

“Makan siang yuk!” ajak si gadis. “Aku yang traktir,” tuturnya kemudian membuat mereka bergegas meninggalkan Departemen Store.

Tak berapa lama hidangan tersaji di meja. Dengan lahap diselingi obrolan mereka menikmati makan siang.

“Gimana kabar pernikahanmu?” tanya Zuki yang awalnya cuma basa basi malah ditanggapi serius oleh si Amoy_mantan pacar.

“Aku ingin gugat cerai dia,” jawab Amoy membuat Zuki terperanjat. Pasalnya pernikahan mereka baru berjalan satu tahun.

“Kenapa?”

“Dia itu temperamental. Suka main tangan kalau marah dan kasar,” curhat Amoy menyisakan iba di hati Zuki. “Kamu bisa bantuin aku kan?”

“Maksudnya?” Zuki mengenyitkan kening. Tak paham dengan maksud ucapan Amoy.

“Bantuin aku untuk bisa cepat-cepat pisah dengan suamiku.”

“Caranya?”

“Kamu pura-pura jadi pacarku,” ucap Amoy membuat Zuki tersendak. Segera ia meminum es milo favoritnya.

“Pacar?” tanyanya memastikan.

“Iya.” Amoy mengangguk. “Kalau aku ketahuan selimgkuh, dia pasti langsung menceraikanku. Karena dia tak suka dikhianati.”

Zuki terdiam sejenak. Memikirkan tawaran sang mantan pacar. Terbersit sebuah ide.

“Aku mau,” jawabnya membuat Amoy senang. “Tapi ga gratis.”

“Kamu minta dibayar berapa?”

“Satu motor matic,” pinta Zuki tak segera dijawab Amoy. Gadis keturunan Cina itu berpikir sejenak. Sedang Zuki ketar-ketir jika mantannya menolak.

“Oke.” Amoy menyanggupi permintaan Zuki yang membuat laki-laki itu begitu bahagia.

*******************

Motor baru datang. Penuh suka cita Zuki memamerkan kepada teman-temannya dan tentu pada sang kekasih, Sri. Tampak sang pujaan hati biasa saja menyambut motor barunya. Sore itu ia mengantar Sri pulang ke kosan.

“Aku beli cash lho motor ini,” ceritanya saat sampai di kosan, Sri tak berucap sepatah katapun.

“Banyak duit dong,” jawab Sri.

“Dibeliin sih?” sahut Zuki supaya Sri penasaran. Dan benar saja, gadis itu penasaran dengan ucapannya.

“Dibeliin sama Enyak?”

“Bukan.”

“Lalu?”
“Sama mantan pacarku,” sahut Zuki dengan senyum bangga. Sedang Sri wajahnya datar saja.

“Baik banget ya, padahal sudah mantan.”

“Amoy itu sudah baik, royal, perhatian dan sukanya itu kalau dibelai-belai mesra ma aku pas pacaran dulu!” Zuki menyanjung-nyanjung sang mantan. “Pokoknya dulu saat pacaran sama Amoy, kita mau pergi ke mana saja. Mau makan ke mana saja, semua yang bayar ya Amoy. Aku nganterin doang.”

PELIT BIN MEDITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang