PLEASE VOTE FOR IT!! 😃
Cervera, Catalunya-Spain| 01:42 PM
"Apa? Kau menyukai Marc?!"
Suara pekikan Alex membuat Alona terlonjak. Gadis itu bangun dari duduknya secepat kilat layaknya ada petir yang datang. Alona menelan ludah dengan susah payah.
Entah sejak kapan Alex masuk ke kamarnya. Pertanyaan tepatnya adalah, kapan lelaki itu kembali dari Barcelona?
Alex berjalan mendekat. Tatapannya penuh selidik pada Alona. Sementara Alona langsung kaku di tempatnya.
"Aku tidak salah dengar, 'kan?" Alex menunduk. Tatapannya benar-benar mengintimidasi.
Alona tidak pernah mengeluh apabila fisiknya lebih pendek dari Alex, tapi kini ia sangat dirugikan akan nasibnya. "A-apa yang kau dengar?" tanya Alona dengan gugup. Sebisa mungkin ia terlihat biasa agar Alex tidak curiga. Lebih tepatnya ia tidak mau orang lain mengetahui perasaan pada Marc.
"Aku dengar kau berkata pada kucing jelek ini kalau kau mencintai Marc." Alex berkata seraya melirik Cathy yang tengah tidur di atas meja belajar Alona.
"Tidak, kau mengada-ada!" Alona menyangkal. Ia merasa semakin gugup ditatap seperti itu oleh Alex. Penuh selidik dan... entahlah.
"Hell, aku yakin telingaku masih berfungsi dengan benar."
Alona berhasil menguasai diri. "Kau salah. Aku tidak mengatakan itu!" Ia kembali menyangkal.
"Benarkah? Bisa kau buktikan?" Alex tidak ingin kalah dari pembelaan Alona. Ia yakin seratus persen kalau apa yang ia dengar sama sekali tidak salah. Kedua alis lelaki jangkung itu naik-turun. Menggoda Alona membuat gadis itu semakin dibuat bingung harus melakukan apa.
Gadis dengan kaus polos berwarna putih itu tampak bingung. Kepalanya menoleh ke sana-kemari sementara bibirnya ia gigit akibat gugup. Dalam pikirannya banyak spekulasi yang muncul. Bagaimana kalau Alex mengatakan pada Marc? Bagaimana kalau Marc marah padanya? Apa respon Julia dan Roser jika mereka mengetahui perasaannya pada Marc? Akankah ia masih diterima di sini?
Alex benar-benar masalah.
"Fine! Kau memang tidak bisa membuktikan apa pun." Lelaki jangkung dengan wajah yang mulai ditumbuhi kumis itu melipat kedua tangan di depan dada. Masih tersenyum menggoda Alona. "Aku tahu apa yang harus aku lakukan." Usai tujuh kata yang keluar dari mulutnya, Alex keluar dari kamar Alona dengan berlari.
Panik, Alona mengikuti kemana langkah kaki lelaki itu akan berhenti.
"Alex, apa yang kau lakukan?! Berhenti!!" Sekuat tenaga Alona mengejar juga berteriak pada lelaki itu. Namun, seperti biasa, Alex selalu suka membuat Alona kesusahan.
Lebih parahnya lagi, Alex lari menuju kamar Marc. Tanpa mengetuk pintu lelaki itu masuk begitu saja seraya berteriak. "Marc!! Kau di mana? Aku ingin bicara!"
Alona tidak sanggup mengikuti kepergian Alex. Maksudnya, dia tidak sanggup untuk masuk ke kamar Marc. Menunggu di depan pintu dengan hati yang tidak tenang. Gadis itu merutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia keceplosan bicara tanpa melihat situasi. Andai ia tahu kalau Alex ada di kamarnya saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just NEED You | MM93 Fanfiction ✔
FanfictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!! DILARANG PLAGIAT!! Orang bilang, cinta pertama itu sulit dilupakan. Memang benar, Marc Márquez Alentà tidak bisa menampiknya. Ketika Lucia Rivera memilih pergi, Marc masi...