PLEASE VOTE FOR IT!! 😃
Cervera, Catalunya- Spain| 10:07 AM
"Makan yang benar, Cherie! Apa selama kau di Madrid kau juga makan seperti anak kecil?" Marc berdecak kala melihat Alona makan dengan sedikit belepotan layaknya anak kecil yang baru belajar makan sendiri.
Mengerucutkan bibir, Alona membalas ucapan Marc. "Tidak. Aku tentu makan seperti tuan putri. Hanya saja makanan ini terlalu enak. Sudah lama sekali aku tidak makan masakan Aunty."
Menggeleng pelan, sebuah senyuman timbul di wajah Marc. "Salah sendiri kau jarang berkunjung."
"Sudah kubilang, aku sibuk."
"Kau seperti mahasiswa dalam sinetron saja."
"Aku akan membawa piring kotor ini ke dapur. Setelahnya aku akan kembali." Gadis itu beranjak dari duduknya usai mengelap sudut bibirnya dengan tissue. Membawa piring-piring kotor bekas sarapan mereka berdua.
Tadi, sebelum Alona menghabiskan sarapannya, dengan telaten ia membantu Marc untuk makan karena tangan kanan Marc sakit otomatis lelaki itu tidak bisa makan sendiri tanpa disuapi. Tentu saja Alona melakukan dengan senang hati. Apa pun akan dia lakukan untuk Marc. Meski ia harus melayani lelaki itu seumur hidup, misalnya.
Membayangkan hal itu membuat jantung Alona berdebar. Beribu kupu-kupu seperti terbang dan menggelitik perutnya.
Beberapa saat setelah membereskan piring-piring kotor itu Alona kembali ke kamar Marc dengan wajah yang lebih ceria. Ia sempat bertemu dengan Alex di bawah. Lelaki itu sedang asyik bermain stick seorang diri. Entah dimana Roser dan Julia, Alona tidak tahu. Mungkin mereka menghabiskan waktu berdua di kamar atau manapun itu.
"Ambil ini!" Alona mengulurkan satu butir obat langsung ke mulut Marc yang diterima lelaki itu dengan senyum bahagia. Tanpa menunggu waktu, satu pil langsung ia telan. Setelahnya, Alona membantu lelaki itu untuk minum.
Beberapa obat telah Marc minum. Sesuai anjuran dari dokter, banyak sekali obat yang akan jadi konsumsinya selama ia belum pulih dari cederanya. Ia tak masalah. Asalkan bisa kembali pulih dalam waktu dekat dan kembali ke lintasan dalam waktu singkat.
"Thank you."
"Hm. Apa masih sakit?" Alona melirik gips di tangan Marc.
Mengangguk pelan, Marc tersenyum kecut. "Ya, sedikit." Namun setelahnya, senyum bahagia yang menggantikan. "Tapi, ketika kau di sini, aku akan baik-baik saja."
Alona merona. Semburat merah menghiasi pipinya yang putih. Karena salah tingkah, tangannya memukul dada Marc yang tidak berbalut kain apa pun dengan pukulan kecil.
Marc merasa geli dibuatnya. Tawa lelaki itu beradu dengan udara. Menenuhi kamar yang kini terasa ceria. Setelah sebelumnya sepi karena tidak ada tawa gadis ini selama beberapa bulan, bahkan dua tahun, mungkin.
"Kau menyebalkan!" Alona merajuk.
Lagi, Marc terkekeh. Tangannya lantas menepuk tempat di sampingnya. Menyuruh Alona untuk duduk. Gadis itu menurut.
"Bisa ambilkan ponselku di samping mu?" pinta Marc.
"Sure." Alona mengambil benda pipih bermerek iPhone dan memberikannya pada sang pemilik.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Just NEED You | MM93 Fanfiction ✔
FanfictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA!! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA!! DILARANG PLAGIAT!! Orang bilang, cinta pertama itu sulit dilupakan. Memang benar, Marc Márquez Alentà tidak bisa menampiknya. Ketika Lucia Rivera memilih pergi, Marc masi...