I Just Need You| Part 8- The Promise

270 38 12
                                    

PLEASE VOTE FOR IT!! 😃

Cervera, Catalunya-Spain| 04:11 PM

"Cherie, kau sedang apa?" Suara pintu yang terbuka seiring dengan suara Marc membuat Alona menoleh.

"Marc, kau datang. Bagaimana kau bisa membuka pintu?" Alona menjawab balik dengan pertanyaan, heran. Pasalnya beberapa hari setelah kecelakaan itu Marc tidak bisa melakukan apa pun selain berbaring dan tidur. Bahkan mandi saja ia tidak.

"Aku bisa melakukannya. Tangan kananku memang sakit tapi, tangan kiriku bisa melakukannya. See?" Lelaki itu menunjuk tangannya yang sehat dengan dagu. "Ayo cepat bersiap! Kita akan keluar."

Sebelah alis Alona terangkat. "Kemana?"

"Keluar saja. Aku bosan di rumah." Benar, selama beberapa hari ini Marc terus dikurung dalam rumahnya seperti tahanan. Jika sehat lelaki itu tak pernah berhenti bermain motocross atau bersepeda bersama Alex dan teman-temannya yang lain. Namun, kali ini, makan saja ia harus disuapi.

Alona berdecak, sedikit mengeluh. "Aku sibuk. Look at this, tugasku banyak sekali."  Alona menunjuk laptop di depannya yang masih menyala, menampilkan beberapa grafik dan angka-angka rumit yang menjadi hal yang ia tekuni sejak masuk kuliah. Gadis itu suka dengan semua hal yang berkaitan dengan bisnis dan manajemen. Baginya bisnis adalah sesuatu yang menakjubkan.

Giliran Marc yang berdecak. "Kau bukan mahasiswi dalam sinetron yang selalu pura-pura punya banyak tugas."

"Marc, kau tidak tahu seberapa banyak tugasku. Kau bahkan tidak kuliah, bagaimana bisa kau tahu."

"Ya-ya. Aku memang tidak kuliah. Tapi, aku sudah memiliki gelar juara dunia sebanyak delapan kali, apa itu cukup?" Marc tidak ingin kalah.

"Aku yakin itu tidak akan cukup untukmu." Alona mencibir.

"Right! Jadi, ayo kita keluar. Atau, kau ingin aku mati kebosanan di sini?"

Alona merengek tapi gadis itu tetap bersiap. Mengambil baju berlengan panjang dalam lemari lalu menghampiri Marc lagi setelah mematikan laptopnya. Tak lupa Alona menyambar masker di atas nakas.

Cuaca di luar memang sedang panas-panasnya. Bahkan suhunya mencapai 60 derajat celcius. Alona tidak terlalu suka panas. Apalagi berada di bawah terik matahari dengan kulit yang tidak terlindungi. Ia masih muda, tentu saja kesehatan dan kebersihan kulitnya adalah hal yang utama.

Mereka berjalan menyusuri jalan kecil di sekitar rumah dengan tangan Marc yang masih digendong lelaki itu sendiri. Perban tebalnya belum dilepas. Masa pemulihan cedera itu butuh waktu yang lama. Tulangnya patah, tidak mudah untuk kembali pulih.

Marc memakai baju untuk menutupi punggung penuh otot miliknya. Hanya satu lengan yang masuk, sisanya tidak. Bahkan perut kotak-kotaknya terpampang jelas di sana. Alona beberapa kali melirik ke arah lelaki itu yang tengah memperhatikan jalan dan menikmati udara menjelang sore.

Sepanjang jalan yang mereka lalui tampak sepi. Sesuai kebijakan pemerintah untuk tetap berada di rumah. Marc mengajak Alona keluar untuk mencari udara segar. Sekali-kali tidak masalah, bukan?

Semilir angin yang menenangkan membuat keduanya larut dalam suasana. Hening. Hanya ada suara angin yang berhembus menyapu kulit wajahnya mereka. Sejuk. Meski suhu terasa panas berada di luar nyatanya tak sepanas yang Alona kira.

I Just NEED You | MM93 Fanfiction ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang