Wonwoo's letter to Yooa
Note: As the title implies, this chapter will go back a little in time to narrating Yooa and Wonwoo's past.
❀ ❀ ❀
Seoul, akhir musim dingin 2018
'Plak'
Suara lantang yang diciptakan dari sentuhan sebuah tangan yang menyapa kulit wajah seseorang dengan keras itu sudah cukup membuat matahari sore terasa tidak bersahabat.
Suara tamparan itu selanjutnya diiringi dengan suara bernada tinggi yang dituturkan oleh seorang pria. "Tidak bisakah kau menghargai keputusanku!? Tidak ada salahnya kan jika aku pergi ke klub malam untuk bermain dengan beberapa wanita!?"
"Apa kau sadar? Kalau begini kau tidak menghargaiku sebagai kekasihmu, Jeon Wonwoo-ssi!" Kali ini gadis yang menjadi lawan bicara Wonwoo itu mulai membalas bentakan dari si pemilik nama yang notabene adalah kekasihnya selama lima bulan belakangan.
Tetapi balasan dari si gadis malah dihadiahi oleh suara tawa renyah dari Wonwoo. "Kemarin-kemarin kau tidak berani melawanku seperti ini."
'Plak'
Untuk kedua kalinya tamparan itu menyapa pipi sang gadis dan selanjutnya diiringi suara isakan yang semakin lama semakin menggebu dari si gadis. "Pergi sana! Aku tidak akan pulang malam ini." Tegas Wonwoo dengan ketus dan kemudian melewati pintu utama rumahnya yang sedari tadi telah menganga, menunggu seseorang keluar dari dalam sana.
Suara hantaman pintu yang dengan kasar dibanting Wonwoo dibarengi oleh suara tangis yang semakin menjadi-jadi dari si gadis.
Sudah lima bulan Yooa merasa putus asa seperti ini. Ia tak berani melawan perlakuan Wonwoo yang kasar dan tak senonoh. Tapi entah mengapa, perasaan cintanya kepada lelaki itu sama sekali tidak memudar. Bahkan setelah apa yang telah Wonwoo lakukan terhadapnya.
Selanjutnya ruangan besar itu hanya dipenuhi oleh suara isakan tangis yang berlomba dengan suara teriak keputus asaan dari sumber yang sama.
Tapi sepertinya semua itu tidak diijinkan untuk berlangsung terlalu lama. Buktinya sekarang suara dering telepon yang asalnya dari ponsel Yooa sedang menginterupsi pemiliknya yang tengah bersedih. Dengan tangan gemetarnya, Yooa mencari letak ponselnya lalu mengangkatnya sejajar dengan wajahnya. Kali ini gadis malang itu berusaha menahan segala kesedihannya sejenak. Ia menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskanya secara perlahan. Masih dengan tangan yang gemetar, selanjutnya Yooa menekan tombol hijau pada layar ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
trauma | yjh
Fanfiction🎦Once again, only time that can tell you when the hurted will healed and when the healed will be hurted. And if it left a wound that has healed but doesn't go away, it will become a trauma that never go away. ꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦ ↳ fiction, romance 🔅by jngyu...