Sejauh mana dunia ini akan berjalan dengan menyakitkan?
Apa benar dunia berputar bersama kata adil?
Dapatkah rengkuhanmu kembali menghampiri rapuhnya aku?
Bising.
"Bisakah kau tidak menemuiku lagi? Aku juga tidak membutuhkan uang bulanan darimu."
"Aku hanya membantumu sebagai ibumu. Apa salahnya, Wonwoo?"
"Bukankah kau melakukannya karena kasihan padaku? Urus saja Haewon."
"Kalau begitu carilah perkerjaan, berhentilah minum-minum dan bermain dengan wanita di bar. Mau jadi apa kau ini!?" Setelah kalimat tersebut dilontarkan dari mulut si wanita paruh baya, tangan Wonwoo menyambar kerah kemeja si wanita. Kepalan tangannya gemetar hebat, rahangnya menguat-menunjukan amarahnya yang memasap di atas kepala.
"Apa itu dapat dibandingkan dengan apa yang telah kau lakukan!? Bercermin sana!" Wonwoo menghentakkan wanita itu kasar sehingga ia mundur beberapa langkah dengan hilang keseimbangan.
'Plak'
Wajah Wonwoo panas. Tangan gemulai wanita itu menyentuh permukaan wajahnya kasar, hingga menyisakan amarahnya yang menggumpal padat. "Begini caramu berterimakasih!? Aku tidak melakukan kejahatan apapun. Bersyukurlah, sudah kuanggap kau anak."
"Bukankah kau juga menginginkannya mati, Wonwoo? Pria tua yang suka mengatur kehidupan bebasmu. Bukankah itu yang kau benci?"
"Diamlah!" Pemuda itu mengangkat pandangannya. Matanya merah padam, rahangnya sama sekali belum melembek. Amarahnya begitu terpampang jelas, mencuat dari iris mata sabitnya.
"Wonwoo, bencilah aku sesukamu. Dan aku hanya mengingatkan, bukan ini yang ayahmu inginkan. Ia hanya ingin aku, kau dan Haewon dapat hidup bersama dengan bahagia." Wanita itu akhirnya menurunkan nada tingginya, berusaha bernasihat dengan lembut. "Setidaknya jangan benci Haewon, bukan salahnya jika kau merasa kebahagianmu dalam keluarga terenggut olehnya."
Setelahnya wanita paruh baya itu pergi menyisakan amarah Wonwoo yang masih meledak-ledak.
Haewon, makhluk kecil nan tak berdaya yang telah merenggut kebahagian Wonwoo dalam keluarga. Ayahnya yang awalnya selalu memperlakukan putra satu-satunya seolah raja, lenyap ditelan angin kosong setelah bayi itu terlahir ke dunia.
Bahkan sebelumnya, seorang wanita paruh baya yang menikahi ayahnya pun sudah melenyapkan semangatnya. Wanita tak tahu malu yang lebih suka memaki kebiasaan-kebiasaan buruk Wonwoo. Apa ia malu memiliki anak tiri yang hobi memberontak?
Bukan hanya itu, pada akhirnya Wonwoo begitu muak dengan keluarga kecilnya itu.
Bisakah ia meninggalkannya barang sebentar saja?
Pemuda itu hanya meminta kehidupan tanpa suara bising dari nada-nada tinggi penuh makian dan olokan. Kehidupan tanpa seseorang yang tertawa dan bercanda bebas ketika dirinya menitikan kekecewaan. Kehidupan dimana akan ada seseorang yang mengelus punggungnya tatkala kesedihannya memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
trauma | yjh
Fanfiction🎦Once again, only time that can tell you when the hurted will healed and when the healed will be hurted. And if it left a wound that has healed but doesn't go away, it will become a trauma that never go away. ꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦ ↳ fiction, romance 🔅by jngyu...