flashback : i wait for your happiness on the dock

4 0 0
                                    

Note: As the title implies, this chapter will go back a little in time to narrating Jeonghan's past

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: As the title implies, this chapter will go back a little in time to narrating Jeonghan's past.

❀ ❀ ❀

"Sudah di Daejeon, hyung?"

"Hm."

"Hyung bakal menemui Mijoo noona? Aku khawatir kalau patah hati hyung akan lebih parah dari sekarang."

"Tidak seharusnya kau mengasihaniku, Dokyeom-ah."

"Hyung.."

"Jangan khawatir."

"Sampaikan salamku untuk bibi dan paman Lee, kemudian adikmu juga."

"Pasti."

***

Dermaga. Tempat yang penuh memori akan kisah manis tentang asmara. Tempat yang menjadi pelipur lara bagi Jeonghan. Tempatnya berpulang tatkala menikmati cantiknya langit berwarna ungu yang bertubruk dengan hangatnya seberkas cahaya berwarna jingga.

Tetapi ketika gadis yang menjadi kebahagiaan bagi dunianya seketika pergi tanpa aba-aba.. dermaga bukan menjadi pelipur lara lagi, melainkan pembawa lara. Membawa kenangan-kenangan yang telah di batasi oleh garis waktu. Kenangan yang tak akan bisa kembali bahkan mau seberapa lama pun ditunggu, tidak akan kembali.

Jeonghan menyusuri setiap gerakan dari deburan ombak nan terburu-buru datang menyambut manusia-manusia di dermaga yang meminta bebannya disapu oleh ombak. Begitu juga Jeonghan. Ia telah memohon kepada si deburan ombak untuk ikut menyapu kenangan dan kesedihan dalam dirinya. Tetapi semakin banyak suara deburan ombak yang memasuki rongga telinganya, semakin kentara juga kenangan yang pernah ditinggalkan Mijoo untuknya.

Rambut pirang pria itu ditebas oleh kencangnya angin pada sore hari, dicampur dengan beberapa dedaunan kering yang berjatuhan. Sudah di bawakan kenangan oleh si ombak lalu ditampar oleh si angin. Menyesakkan.

Maka dari itu, ia mengambil sebatang sigaret pada sakunya lalu membakarnya dengan memetikan mancis pada tangan kanannya. Perlahan pria itu menghisap batang tersebut dengan harapan bahwa kenangannya dapat memudar seiring ia menghisapnya.

 Perlahan pria itu menghisap batang tersebut dengan harapan bahwa kenangannya dapat memudar seiring ia menghisapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
trauma | yjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang