flashback : dear , my night sky

12 0 0
                                    

Note: As the title implies, this chapter will go back a little in time to narrating Jeonghan's past

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note: As the title implies, this chapter will go back a little in time to narrating Jeonghan's past.

❀ ❀ ❀

Daejeon, musim gugur 2015

Pemuda itu menaruh secangkir kopinya di meja pada hadapannya, berjalan mengitari mejanya lalu menghampiri perempuan yang berbalut dres biru tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemuda itu menaruh secangkir kopinya di meja pada hadapannya, berjalan mengitari mejanya lalu menghampiri perempuan yang berbalut dres biru tua. Angin sore kala itu menerpa presensi kedua insan tersebut-mengacak-acak surai hitam milik keduanya.

"Lama menunggu, ya?" Sapa si perempuan.

"Lumayan. Tapi untukmu aku rela menunggu."

"Gombal."

Kedua jiwa tersebut dilanda deruan angin kencang dari arah laut yang menghiasi segala penjuru manik mata. Si perempuan memandang indahnya hamparan air yang tengah berlomba menyentuh tiang penyangga dermaga dibawah sejuknya langit sore. Sedangkan si pemuda hanya menatap indahnya ciptaan Tuhan yang sangat spesial bagi dirinya. Melihat matahari yang perlahan tenggelam dilahap kegelapan lewat biji mata si perempuan. Tidak ada yang lebih indah baginya dibanding dengan saat-saat berharga seperti ini.

"Indah ya, siang dan malam jadi senja. Perairan dan daratan jadi pantai." Ucap si perempuan dengan pandangan yang belum beralih dari cantiknya perpaduan pantai dan senja itu sendiri.

"Aku dan kamu jadi kita."

"Gombal saja terus. Basi banget." Kali ini si gadis menangkap netra si pemuda. Si pemuda tak mengelak, malahan menatap manik mata si perempuan lebih kuat lagi. "Nanti kedepannya kita bakal kek gimana ya?"

"Tiba-tiba banget."

"Terlintas tiba-tiba saja. Aku cuman ga yakin soal hubungan kita kedepannya akan seperti apa."

"Tidak masalah, itu wajar karena masa depan gaada yang bisa menebak, Mijoo. Gaada yang tahu kalau di masa depan hubungan kita bakal lebih jauh dari ini atau malah jadi sebatas orang asing yang bertemu karena sebuah keberuntungan." Jawab si pemuda dengan netra yang masih sibuk menyusuri setiap senti wajah cantik perempuannya.

trauma | yjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang