[𖤐] chapter 17 : beginning from the end

6 0 0
                                    

Daejeon, musim gugur 2012

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daejeon, musim gugur 2012

Gadis baru itu muncul dari ambang pintu. Postur tubuhnya ideal, rambut lepeknya terurai bebas tanpa ikatan-hitam lebat dan mengkilat. Wajahnya? Mata bulat, rahang lancip dan kulit mulus bagai rutin diamplas setiap sarapan. Cantik.

Itulah Mijoo. Saat pertama kali perempuan itu berpindah sekolah dimana sekolah Jeonghan lah yang beruntung untuk dipilihnya. Gadis itu pindah disaat akhir tahun, yang mana tentunya mendatangkan segumpal pertanyaan dari sana dan sini.

Kenapa kau pindah sekolah di akhir tahun? Masalah keuangan? Masalah keluarga? Masalah nilai? Atau jangan-jangan drop out!?

Padahal hanya disebabkan karena kakaknya yang ingin kuliah di daerah sekolah tersebut, sehingga menyulitkan Mijoo yang rutin berangkat bersama kakaknya. Sebuah alasan yang terdengar klise.

Seperti mudahnya kedua jiwa itu saling mengunci pandangan saat bertemu. Membiarkan pandangannya berada di dalam iris si lawan pandang selama beberapa detik. Membiarkan perasaannya berbunga-bunga selama benerapa detik. Indah tapi singkat.

Begitulah, sepercik tatapan pertama penuh cinta dari keduanya.

Jeonghan dan Mijoo. Dua insan yang dimabuk oleh cinta pada pandangan pertama.

꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦

Seoul, akhir musim semi 2021

"Apa ini yang dinamakan sebuah kencan?"

"Aku tidak menyebutnya sebagai kencan saat mengajakmu kemari."

"Ya sudah, mari simpulkan begitu."

"Kencan di dermaga?"

"Iya."

Seberkas memori berjudul bintangku itu kembali menampar pikiran. Karena sekarang, dihadapannya, terbentang jauh pemandangan indah dari ombak yang beradu kecil diburu-buru menuju tiang dermaga.

Cantik dan penuh kenangan.

Jeonghan tidak menyimpulkannya sebagai kenangan pahit yang seharusnya hilang ditelan waktu. Malahan pria tu bersyukur karena pernah ada seseorang dalam hidupnya yang menemaninya menikmati pemandangan seindah ini.

"Yooa, mau dengar sesuatu?" Pria itu mengarahkan pandangnya pada si perempuan-begitu juga sebaliknya.

"Aku mendengarkan."

"Lama sekali, dulu ada seseorang yang selalu menemaniku di dermaga saat senja tiba. Memberikanku sebuah waktu terindah dalam hidup. Dia, senja dan dermaga." Pria itu bertutur sembari menelisik setiap kenangan yang terpapar dalam pandangan.

trauma | yjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang