[+] bagian satu : mengalah

4 0 0
                                    

Dengan sekali seduh, pria bertubuh bongsor itu mampu menghabiskan sisa sup jjamppong pada mangkuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sekali seduh, pria bertubuh bongsor itu mampu menghabiskan sisa sup jjamppong pada mangkuknya. Setelahnya pria itu mengelap keringatnya kasar-hasil pertarungannya dengan semangkuk jjamppong super pedas. Cucuran keringat dari pelipis pria tersebut menambah kesan istiwema tersendiri bagi Vian.

"Aku makan jjamppong saja kau bisa terpesona seperti itu." Pria itu akhirnya angkat bicara setelah sepersekian sekon perempuan di hadapannya selayak menelisik setiap pori-pori wajahnya. Segera Vian meneguk salivanya sendiri. Sedikit malu adanya perempuan itu lagi-lagi terpesona dengan hal-hal yang tidak masuk akal untuk disanjung. Seperti keringat Kim Mingyu, misalkan.

Ini sudah bulan kedua setelah mereka bertemu. Belum pernah ada yang kembali membawa topik taruhan Mingyu dalam pembicaraan, bahkan sejak taruhan bodoh itu dimulai. Tetapi jika ingin diakui, Vian sudah setengah jalan untuk kalah dari taruhan tersebut.

Semakin lama, sosok Mingyu berubah menjadi seorang pria yang selalu spesial di matanya. Buktinya Vian sendiri mengagumi keri-ah, sudahlah. Lamun Mingyu sendiri tidak pernah berubah. Dari cara mengomelnya, hal-hal manisnya, gombalan murahannya atau pun sifat joroknya-semuanya masih melekat pada sosoknya. Pria itu selalu menjadikannya seakan-akan perempuan yang paling berharga di muka bumi.

Bagaimana tidak bila perempuan itu lambat laun terjatuh pada jeratan prianya?

Bagaimana tidak bila perempuan itu lambat laun terjatuh pada jeratan prianya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuh kan. Mingyu bertumpu pada pangkuan tangan saja sudah dibawa ambyar begini. Mental bagai jelly letoy kalau dihadap dengan Mingyu jenis se-gemas ini.

"Vian, kemarin ini.. pria berambut biru, bibir tebal dan berlesung pipi itu siapa?" Setelah mengelap meja makan yang sedikit berantakan, secara tiba-tiba pria bongsor itu bertanya penuh penasaran.

"Seungcheol? Yang kemarin aku tanya padamu tampan atau tidak?" Ya, saat terakhir keduanya bertemu, Mingyu sempat bertanya-tanya; seperti apakah tipe ideal perempuan itu? Siapa lagi jika bukan seorang pria berambut biru, bibir tebal dan berlesung pipi? Pria itu masih menjadi sosok pria tertampan dalam kamus hidup Vian.

trauma | yjhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang