lantern¹⁴ : friend

767 79 1
                                        






















“gue tulus pengen jadi temen lo, ngelindungin lo dari orang-orang yang jahatin lo. apa itu salah?”








*****

“—jongho, gue mohon. berhenti gangguin gue, tolong banget.”

suara lirih nan sendu milik yeosang menyapa rungu jongho.

“kenapa, kak? gue cuman mau temenan deket sama lo, emang nggak boleh?”

yeosang tertawa sinis, teman? apa itu teman? bertahun-tahun ia sekolah tidak pernah tau bagaimana rasanya berteman. ia tidak punya teman, ralat, tidak ada satu pun yang mau berteman dengannya.

“gue bahkan lupa rasanya gimana punya temen, jong.” ujar yeosang sambil tersenyum sendu membuat jongho menatapnya iba.

“makanya gue mau temenan sama lo kak, biar lo bisa ngerasain punya temen yang bisa diajak berbagi suka mau pun duka.” jongho berucap dengan percaya diri, sedangkan yeosang hanya terdiam sambil merenung.

yeosang tau, lelaki dengan surai merah mencolok yang merupakan adik kelasnya itu tulus ingin berteman dengannya. sejak dipertemukan saat masa orientasi siswa 3 bulan lalu, jongho sangat gencar mendekatinya dengan dalih ‘ingin berteman’.

yeosang juga ingin sekali rasanya memiliki teman, tapi ia tidak ingin menjadi beban untuk temannya. memangnya yeosang ini siapa? ia hanya seorang siswa beasiswa, orang tuanya entah dimana keberadaannya. ia hidup sebatang kara, tak ada orang yang memperdulikannya. bahkan tidak ada waktu bermain untuknya karena setelah pulang sekolah ia harus bekerja paruh waktu sampai malam untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari.

ia tidak pantas berteman dengan orang-orang yang kastanya jauh lebih tinggi darinya, nanti hanya akan dibilang memanfaatkan keadaan.

“cukup jongho, nggak usah ganggu gue. gue duluan.” ujar yeosang final lalu meninggalkan jongho yang hanya bisa menatap punggung ramping itu tanpa ekspresi.

jongho tau, yeosang sangatlah rapuh. ia juga tau semua tentang yeosang, sejak menginjakan kaki di sekolah ini sebagai siswa baru, jongho sudah tertarik dengan yeosang saat mereka tak sengaja bertatap muka di koridor sekolah. ia mencari tau segalanya tentang yeosang, ia juga tau kalau yeosang kerap menjadi bahan bully-an teman-teman sekelasnya—bahkan dari kelas lain juga.

karena itu, jongho jadi ingin melindungi yeosang.

*****

“oh, jadi sekarang lo mepetin adek kelas biar bisa lo manfaatin?”

suara sinis dari salah satu temannya berdengung ditelinga yeosang saat lelaki manis itu masuk ke dalam kelas.

satu kelas menatap yeosang intens. ada yang menatap remeh, ada yang menatap kasihan namun tak berani membela, ada yang hanya menatap sekilas kemudian sibuk dengan kegiatan masing-masing, bahkan ada yang tidak perduli sama sekali.

“maksudnya?” tanya yeosang tak mengerti.

“nggak usah pura-pura nggak ngerti, lo deketin jongho cuman buat manfaatin dia kan?”

“gue nggak merasa deket sama jongho dan gue nggak manfaatin dia.”

gadis yang merupakan teman sekelasnya itu dorong kasar bahunya, hampir saja yeosang terjerembab ke belakang kalau saja ia tidak menahan berat tubuhnya.

“inget, yeosang. lo nggak lebih dari seorang sampah, kalo bukan karena beasiswa juga lo nggak bakal diterima disekolah ini. lo itu cuman orang miskin yang nggak jelas asal-usulnya.”

𝐥𝐚𝐧𝐭𝐞𝐫𝐧 | 𝐣𝐨𝐧𝐠𝐬𝐚𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang