Lisa sedang di kantin dengan Seulgi sarapan karena di rumahnya disuruh sarapan tetapi Lisa gak sempat karena merasa dia akan terlambat nantinya.
"Lis masih suka sama kak Jen?." Lisa berpaling dari makanan kearah Seulgi lalu tersenyum kemudian mengangguk.
"Seperti biasanya, gak akan pernah berubah sekalipun dalam jangka waktu yang sangat lama." Lisa memegang dadanya kemudian melanjutkan ucapannya.
"Jantung ini selalu bekerja 2x lipat jika dihadapkan dengannya, udah gue bilang, gue bakalan perjuangin orang yang bikin hati gue deg-degan Gi." Lisa melanjutkan makannya dengan Seulgi yang hanya menghela napas karena tau gimana Lisa kepada Jennie.
"Tapi kan dia gak pernah notice lu Lis." Lisa tersenyum lagi.
"Gi mau gimanapun dia, yang gue tau hanya cara mencintai dia bukan membenci nya, gue selalu benci sama perasaan sendiri yang aneh cuman sama dirinya." Seulgi merasa kasihan dengan sahabatnya dia hanya bisa menepuk pundak Lisa karena hanya Seulgi lah yang tau gimana bodohnya gadis itu.
"Fighting ya gue bakalan selalu dukung lo apapun kata orang." Selang ucapan Seulgi tadi bel masuk kelas sudah berbunyi pertanda pelajaran pertama akan dimulai sedari itu Seulgi dan Lisa sudah berkemas menuju kelas.
Tidak ada yang spesial di kelas karena yang spesial bagi Lisa hanyalah kakak tirinya yang bersama sedari kecil karena Mamanya sudah tenang di surga saat melahirkan nya.
Bip bip
Lisa mengambil ponselnya karena ada pesan masuk dari seseorang.
Kak Jen.
Temenin gue ketemu sama Kai sepulang sekolah biar mama ngijinin.
Lisa hanya tersenyum miris lalu mengiyakan ajakan kakaknya itu, padahal Jennie tau sendiri perasaan Lisa gimana sama dirinya kenapa saat ingin bertemu dengan pacarnya selalu mengajak Lisa.
Hatinya terasa sakit saat Jennie selalu seenaknya seperti ini tapi Lisa terlalu mencintai Jennie sehingga sakitnya tak ia rasa.Sepulang sekolah Lisa menunggu Jennie di parkiran Ingin menjemputnya ke kelas tapi ia urungkan karena sudah ada Kai pacarnya.
Lisa berbalik melihat Jennie bergandengan tangan dengan Kai berjalan sembari tertawa riang sungguh sakit melihat tawa orang yang kamu cintai tapi sumbernya bukan dirimu.
"Hai Kai makasih ya udah anterin kakak gue." Ucap Lisa ramah kemudian mengambil Helm dari jok belakang untuk ia pasangkan ke Jennie tapi gadis itu merebutnya dari tangan Lisa kemudian memberikannya kepada Kai.
"Pasangin sayang." Ucap Jennie manja seraya melirik Lisa, seolah ingin dengan sengaja menyakitinya, Lisa yang diperlakukan demikian hanya bisa tersenyum miris, ini kali keberapa Jennie memperlakukan nya seperti ini.
Kai mengacak rambut Jennie dengan senyuman terpatri diwajahnya setelah itu memasangkan Helmnya.
Lisa terlebih dahulu menaiki motornya karena tidak tahan dengan pemandangan yang biasa menurut orang lain tapi bagi dirinya bagai belati yang menusuk ulu hatinya."Manja banget sih, Lisa hati-hati ya bawa pacar gue jangan ngebut-ngebut gue gak bisa nganterin takut dimarahin camer." Lisa mengangguk menoleh kearah belakang sedikit karena melihat paha Jennie yang terekspos.
Lisa melepaskan tasnya kemudian melepas jaket yang ia kenakan kemudian memberikannya kepada Jennie."Pakai biar paha kamu gak ke ekspos gak malu diliat orang dijalan?." Jennie sedikit kaget kemudian mengambilnya memasang di pinggangnya.
"Makasih Lis udah peduli sama cewek gue, hati-hati ya sayang Love you." Sekali lagi hatinya dibuat sakit karena Kai mencium kening Jennie.
Jennie hanya bisa tersenyum senang dengan Lisa yang melajukan motornya menjauh dari Kai.
Di perjalanan Lisa masih menetralisir rasa sakitnya kemudian lagi lagi hanya bisa tersenyum dibalik Helm.
"Kamu jadi dianterin ketemu sama Kai?" Lisa membuka percakapan Jennie langsung mengangguk.
"Jadi dong ijinin sama Mama kasih alasan apa kek ya, ya." Yang tadinya Jennie berpegang di tas Lisa sekarang berpindah memeluk gadis itu, Lisa sudah tak asing dengan hal ini karena setiap ada maunya Jennie pasti akan sangat manis kepada Lisa, gimana mau nolak perintah kakaknya orang perlakuan Jennie selalu manis walaupun terang-terangan menyakiti dirinya sendiri.
"Iya nanti diijinin Mama aku kasih alasan mau ketempat peminjaman comic biar ditemenin kamu." Jennie sangat senang ketika Lisa tidak pernah menolaknya apapun yang dia minta bahkan jika gadis itu meminta raganya sudah pasti diberikan oleh adiknya.
Padahal dia tau sendiri perasaan Lisa tapi mengapa bisa Jennie bersikap sangat jahat, Jennie sendiri tidak mengerti."Iya gue tau gue bodoh makanya dia bisa semaunya sama gue." Batin Lisa tak terasa sudut matanya berair untung saja dia menggunakan Helm, melihat ke perutnya saat Jennie berpegangan dengan memeluknya.
"Kak suka banget ya nyakitin." Ucap Lisa dengan suara yang sangat kecil tapi masih bisa di dengar Jennie.
Jennie semakin mengencangkan pelukannya Lisa semakin sedih dengan Jennie yang seperti ini seolah dia sangat tidak dihargai dan hanya dibutuhkan saat dia butuh untuk suatu hal.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sorry Im cry karena ngena aja feelnya walaupun saya yang nulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERRATED J. [END]
Teen FictionJika ada yang bisa mendeskripsikan sifat yang dimiliki oleh seorang Lalisa Manoban, hanya 1 yang akan terlintas, bodoh.