J 12+++.

16.2K 863 145
                                        

Saat ini Lisa dan Jennie berada di kamar Lisa, karena hari minggu mereka malas keluar, menghabiskan waktu dengan rebahan.

"Dek tau gak sama kakak kelas dulu di SMP namanya GD?." Lisa mengangguk.

"Siapa yang gak tau dia kak, dia populer anak basket, family man kenapa?." Jennie mengangguk antusias "Kakak lagi deket sama dia, dia paling bisa bikin aku ketawa, dia Ice breaker saat di telpon jadi gak bosen deh ngobrol sama dia." Lisa tersenyum menanggapi ucapan Jennie.

"Kalau hatiku udah gak sakit lagi saat kamu ngomongin orang lain artinya aku udah bisa bahagia ya kak." Ucap Lisa dalam hatinya lagi lagi dia tersenyum miris.

"Kamu suka?." Jennie mengangguk untuk yang kedua kalinya.

"Suka, gimana menurut kamu kalo aku pacaran sama dia." Jennie masih bertanya kepada dirinya ternyata, Lisa ingin sekali memberikan alasan tak masuk akal seperti yang ia lakukan saat masih di SMP tapi apa daya Jennie sudah berpengalaman soal ini.

"Menurut kamu gimana, aku gak mungkin larang kamu untuk bahagia kak." Jennie memeluknya, membuat hatinya semakin sakit, jangan bertanya kepada orang yang menyukaimu, atau kamu akan menyakiti hatinya.

"Makasih kamu paling ngerti apa yang aku mau." Lagi-lagi Jennie menciumnya, bukan bahagia yang ia dapat tapi rasa miris karena jantungnya masih berdetak hebat.

"Iya dong harus itu, kan tugas adik harus ngertiin kakaknya." Ucap Lisa tak kalah palsunya lalu mencium pipi Jennie, suasana menjadi akward dengan Jennie yang terdiam entahlah padahal dulu Lisa sering menciumnya tapi sudah lama sekali dan kini, dia menjadi terdiam seribu bahasa.

"Kak, kak kamu kenapa." Lisa menggoyangkan tubuh Jennie kemudian gadis itu kembali kealam sadarnya.

"Coba cium sekali lagi." Jantung Lisa semakin dibuat deg-degan karena permintaan Jennie yang satu ini.

"M-maksud."

"Cium." Jennie menatap tajam kearah Lisa, dengan gugup Lisa berdiri dengan lututnya kemudian mencium pipinya.
Lagi-lagi Jennie terdiam, perasaan apa ini.

Jennie memalingkan wajahnya kearah Lisa yang menatapnya dengan tatapan yang masih sama dari dulu, melihat tatapan itu Jennie baru menyadari semua yang dilakukan Lisa untuknya.

Mereka saling tatap, Jennie mendekat kearah Lisa lalu.

Chup

Lisa terdiam dengan tindakan Jennie yang sudah diluar prediksinya, dia menahan napasnya karena saat ini Jennie duduk di pangkuannya mengalugkan tangannya di lehernya, tuhan tolong saya.

Jennie menciumnya dengan perasaan menggebu, Lisa masih speechless dengan ini, berharap jika mimpi semoga dia tidak bangun, dia disadarkan dengan Jennie yang menggugit bibir bawahnya.

Tak tahan dengan semua ini Lisa membalasnya, menciumnya tak kalah buas, "mph shh." Desah Jennie disela ciuman mereka membuat libido Lisa meningkat.

Tangannya turun ke payudara milik Jennie lalu meremasnya membuat sensasi yang luar biasa membangkitkan nafsu Jennie, karena titik ransangnya di ganggu.

"Inside me please." Mendengar permintaan Jennie Lisa semakin gencar, membalikkan keadaan, mencium bibir Jennie dengan rakus turun ke lehernya, cukup lama disana tangannya meraih tali bra milik Jennie feedback baik dari Jennie yang membantunya melepaskan tautan branya.

Lisa mengulum puting pink itu dengan tangan satunya meremas nya membuat Jennie menggelinjang menahan geli dan nikmat.

"Sshhh-ahh-huuuh, aaaa aahh fuck fuck, teruss sayang, terusssss ihh jangan di stop." Rengek Jennie saat Lisa berhenti karena mengambil napasnya karena tangan Jennie menekan kepalanya terlalu keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNDERRATED J. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang