J 9.

6.5K 594 9
                                    

Lisa termenung di kamarnya dengan fhoto Jennie dan dirinya kala duduk di bangku SMP, saat itu Jennie tidak seperti Jennie yang dingin saat ini.

Jennie adalah sosok yang Lisa inginkan, sampai dia pernah merasa ingin menjadi Jennie mengambil keperibadiannya, bahkan untuk pacaran pun Jennie akan meminta izin kepada Lisa terlebih dahulu.

"Pernah sedekat nadi, dihempaskan sejauh matahari, kadang aku nyesel kak udah ngungkapin perasaan aku kalau ujungnya kamu harus menjauh seperti ini kamu alasanku tersenyum sekarang alasanmu adalah orang lain, aku bahkan rela melakukan apapun untukmu walaupun kamu tidak memintanya sekalipun." Kembali teringat moment saat harinya dipenuhi tawa riang dari Jennie.

"Kak jangan pacaran sama dia, dia takut sama serangga." Saat Jennie menanyainya perihal pria yang dekat denganya.

"Beneran, untung aja aku belum nerima ajakan dia, sama serangga aja takut gimana jagain pacarannya ya kan dek?." Lisa mengangguk senang, karena dia akan melakukan segala cara agar kakaknya tidak berpacaran, entah kenapa Jennie selalu menuruti apapun perkataannya.

Kembali ke masa sekarang, Lisa tersenyum pahit mengingat kepingan indah yang tak pernah ia akan kubur dari ingatannya.

"Andai aku seorang pria apakah kamu dengan mudah mencintaiku kak." Lisa menidurkan badannya lalu memeluk fhoto ditangannya sambil mengingat monemt-moment indah saat bersama Jennie versi berbeda yang hanya ia pernah lihat saat mereka masih SMP.

Tok tok tok

Mendegar ketukan pintu dia menaruh kembali fhoto tersebut diatas nakasnya lalu menyuruh Jennie masuk.

Jennie masuk ke kamar Lisa memandangi fhoto mereka dari jarak yang cukup jauh, baru ia melihat kamar ini sedetail ini, ternyata masih sama.
Jennie duduk dikasur Lisa memandangi tangan serta wajahnya secara bergantian.

"Udah dibersihin lukanya?." Jennie memegang wajah Lisa melihatnya dengan seksama, padahal mereka sudah bersama bertahun-tahun tapi Lisa masih saja segugup ini jika dihadapkan dengan Jennie.

"U-udah dibersihin Mama tadi, gimana sama Kai udah mendingan?." Jennie mengedikkan bahunya tanda acuh.

"Entahlah gue gak mau jadi orang bodoh dengan mempertahankan orang yang udah jelas-jelas selingkuh. "Lisa tercengang dengan ucapan Jennie, pasalnya gadis itu baru saja dipilih oleh Kai.

"Bukannya kamu pilihannya dan mencampakkan selingkuhannya?." Jennie terlihat murung perlahan dia kembali teringat kejadian tadi.

"Yang selingkuhan bukan dia tapi gue, mereka udah sama-sama dari mereka SMP." Jennie menangis padahal niatnya mau jengukin Lisa tapi malah adu nasib dihadapan Lisa.

Lisa tak tega melihat Jennie menangis tapi dia tau jika dia bertindak lebih jauh Jennie akan semakin membencinya, maka dari itu dia hanya diam mematung.

Pluk

Jennie memeluknya, Jennie memeluknya apakah ini cuman khayalannya saja atau dunia nyata, saat ini dia sangat sulit membedakan 2 alam tersebut pasalnya Jennie selalu membolak-balikkan hatinya.

"Maaf udah nampar kamu maaf udah marahin kamu sama Seulgi, dia udah cerita tadi saat aku balik ke sekolah dan langsung balik ke sini." Lisa menghela napasanya karena Seulgi tidak menuruti ucapannya.

Lisa bingung harus bertindak bagaimana, jadilah dia hanya mengelus pelan surai Jennie karena tangannya diperban.

"Anything for you." Jennie semakin menangis mendengar ucapan Lisa yang sangat lembut tanpa nada benci sekalipun.

"Udah jangan nangis lagi, aku gak ada hak buat larang kamu nangis tapi." Lisa meraih pelan tangan Jennie lalu menaruhnya di dadanya.

"Sakit."Lisa tidak suka melihat Jennie menangis apalagi hanya karena pria brengsek seperti Kai.

Jennie menghapus air matanya, mengambil tangan Lisa yang diperban.
"Kenapa bisa? Gak mungkin karena jatuh dari motor, motor Seulgi gak ada lecetnya sama sekali." Lisa menggeleng berusaha meyakinkan Jennie tapi gadis itu tidak akan dengan mudah percaya.

"Udahlah lupain gak penting juga." Lisa menarik tangannya dari tangan Jennie tapi ditahan oleh Jennie.

"Bilang kenapa bisa!!!." Nadanya terdengar dingin ada ke khawatiran disana.

"Emang penting ya? Sejak kapan jadi overprotective gini kak, udah jangan merasa bersalah lagi bukannya udah biasa kaya gini." Lisa meyakinkan dengan senyumnya yang lagi dan lagi membuat siapapun yang melihatnya pasti akan terenyuh.

Jennie mengambil tangan itu lalu menciumnya sambil menangis, hatinya sakit melihat Lisa yang selalu berpura baik-baik saja saat dia menyakitinya.
Lisa ikutan menangis melihat Jennie yang mencium tangannya seraya menangis.

Dia berusaha tidak menangis tapi melihat Jennie menangis hatinya terasa hancur.

"Udah kak serius jangan merasa bersalah aku baik-baik aja kok, aku gak akan pernah berubah lakuin apapun yang kakak mau aku gak akan nolak, aku masih adikmu yang sama seperti waktu itu dan gak akan pernah berubah." Menekankan kata adik dan waktu itu, karena yang berubah disini adalah Jennie.

Jennie mendengar kata berubah tertegun, karena dia baru menyadari apa yang ia lewati tanpa Lisa dan saat ia masih baik-baik saja dengan Lisa.

"Kakak minta maaf udah bikin kamu jadi seperti ini, hanya saja aku juga butuh penyesuaian apalagi mengingat ucapan kamu, aku bingung harus gimana karena baru kali ini tau ada cewek yang pacaran sama cewek." Lisa mengangguk setelah itu menatap mata Jennie.

"Gak perlu minta maaf kak, ini bukan salah kamu, tapi perasaan ku saja yang aneh cuman sama kakak." Jennie semakin menangis karena sekalipun dia tidak pernah mendengar Lisa menyalahkan dirinya apapun keadaannya.

"Bisa kita kembali seperti awal tanpa ada yang namanya perasaan?." Lisa tersenyum lalu mengangguk, dia senang bukan main karena Jennie nya akan kembali, tapi apakah mungkin akan terasa sama seperti dulu?

"Tentu saja, aku gak akan pernah berubah sekalipun orang didunia ini berubah sama kamu kak, aku masih sama." Jennie senang dia menghapus air matanya lalu mengecup pipi Lisa.

Jangan tanyakan kedaan jantung Lisa, wajahnya memerah jantungnya beroperasi 2x lipat rasanya dia ingin terbang saja padahal hanya ciuman di pipi tapi impact nya membuat dia seperti mengonsumsi narkoba, sulit membedakan mana yang nyata dan fana.
.
.
Tbc

UNDERRATED J. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang