J 10.

6.8K 618 12
                                    

Hari-hari berjalan seperti biasa, tapi bagi Lisa adalah setiap harinya terasa sangat menyenangkan karena Jennienya yang dulu sudah kembali.

Seperti saat ini, Jennie menghampiri nya ke kelas mengajaknya makan siang bersama di kantin, dengan Jennie yang gelendotan di lengan Lisa membuat banyak pasang mata yang menatap Jennie tajam, itu fangirl Lisa, jangan salahkan mereka jika banyak yang menatap begitu kearah Jennie, pasalnya mereka tidak tau jika mereka saudari, terlebih lagi Kemarin-kemarin Jennie selalu mencampakkan Lisa membuatnya diatatap aneh oleh fangirl Lisa.

"Mereka kaya mau makan aku dek, segitunya fangirl kamu." Lisa hanya mengedikkan bahunya tanda tidak perduli, Jennie semakin memeluk lengan Lisa erat agar orang-orang yang mengagumi adiknya cemburu, picik emang.

"Biarin aja kak aku juga gak peduli, asal kakak nyaman lakuin apapun, kalo ada yang bikin kamu risih bilang ya." Ucap Lisa lalu mengacak pucuk kepala Jennie setelah itu mencubit pipi gembulnya.

"Rambut ku jadi rusak jangan dikucek ah, kamu mah." Jennie berlari kearah meja kantin karena saat ini mereka sudah sampai.
Demi apapun tidak ada yang membuat Lisa sebahagia ini selain Jennie.

"Udah dong jangan ngambek nanti cantiknya ilang, gapapa sih cantiknya ilang, tetep cantik juga." Ngomong apa sih Lis, gpp gak cantik tapi cantik, ngawur anak ini.

"Gombal." Jennie merasa pipinya memanas, mata mereka bertemu bertatap dengan dalam sebelum dikejutkan oleh kedatangan Seulgi dan Wendy Cagur, eh canda.

"Cieee tatapan ni ya, mana dalem banget lagi, udah suka ya Jen?." Lisa memelototi Seulgi karena sefrontal itu tanpa embel-embel kak, sudah dibilang Seulgi sudah hilang sopan santun untuk Jennie karena tidak terima sahabatnya disakitin terus.

Jennie yang ditanya demikian hanya acuh, menganggap ucapan Seulgi adalah angin lalu.
"Udah kak jangan dengerin orang Seulgi lagi gila dia mah." Ucap Wendy di iyakan oleh Lisa, mereka memang bersahabat 3 orang tapi kemarin Wendy lagi cuti sekolah karena ngunjungin neneknya yang lagi sakit.

"Mau pesen apa Lis, wen, sama lo Jennie mau apa?." Lagi-lagi Seulgi tidak sopan dengan Jennie berujung kakinya diinjak oleh si bule.

"Samain aja sama pesenan kalian, btw gi si Irene sering nanyain lo tuh gak tau kenapa tiep ketemu gue selalu nanyain lo." Mereka bertiga saling tatap, walupun absurd mereka saling mengerti satu sama lain, Irene adalah gebetan Seulgi tapi dia takut ditolak karena penggemar Irene banyak banget apalagi dari kalangan cowok, si Suho anak osis aja gencer deketin dia makanya Seulgi jadi insecure.

"Khem, Lis ambilin gue minum ada yang nyangkut kayanya di tenggorokan gue." Wendy dengan tingkah konyolnya pura-pura terbatuk dengan keras, Lisa juga ikutan acting dengan menepuk-nepuk punggung Wendy.

"Ciee ditanyain kakel, itu kode Gi jangan jadi loser, kejar keburu diambil orang, gue juga mau kalo modelan kak Irene." Ucap Lisa bercanda yang membuat hati Jennie sedikit sakit, entah lah padahal dia tau sendiri hanya candaan tapi mengapa hatinya sedikit sakit.

"Yaudah kalo mau gue ikhlas biar lo gak disakitin terus sama orang gak peka, lo orang baik Lis lo layak bahagia." Lisa melirik kearah Jennie, gadis itu terlihat acuh, Lisa tertaww kencang mendengar ucapan Seulgi, padahal Seulgi adalah bucin nomor satu Irene, jadi tidak mungkin dia mau merelakannya begitu saja.

"Oke deal nih, besok gue deketin kak Irene lo jangan marah ya Gi."

"Ye gue becanda taik."

"Udah-udah biar kak Irene sama gue aja, dia pasti mau kok." Seulgi dan Lisa saling menatap lalu menoyor Kepala Wendy.

"Katanya mau pesen makan." Ucap Jennie sambil main handphone membuat 3 gadis itu menghentikan candaannya.

"Beneran kak Irene nanayain Seulgi, gak percaya gue." Tanya Wendy setelah Seulgi pergi memesan makanan.

"Iya beneran ngapain juga gue bohong unfaedah." Jennie mengalihkan tatapannya dari  handphone kearah Lisa, saling menatap mata masing-masing Wendy saat ini merasa menjadi nyamuk.

"Udah laper, hm?." Ucap Lisa lalu menyelipkan anak rambut Jennie yang sedikit keluar dari kawanannya.

Jennie mengalihkan tatapannya lalu mengangguk, bersandar di pundak Lisa dengan Lisa yang membelai surai halus milik Jennie.

Tau rasanya jadi Wendy? Rasanya pengen lelepin diri sendiri kedasar sungai apalagi sedang di posisi jomblo.

"Anggap saya ada tolong." Wendy berlagak dramatis mendapatkan timpukan dari Jennie.

"Lebay lo bule, Lis kamu belai juga si Wendy biar gak lebay." Mendengar ucapan Jennie entah mengapa mereka berdua menjadi bergidik, padahal tidak ada bedanya dengan membelai Jennie tapi jika orangnya adalah Wendy atau Seulgi rasanya aneh.

"Ogah.'' ucap mereka bersamaan.

"Jangan kak dia suka sama kak Joy tapi gak pernah di notice hahaha."

"Kaya lo di notice aja." Ucapan Wendy bagai belati membuat tawa Lisa seketika berhenti dengan Seulgi yang membawa nampan makanan.

"Udah dulu bucinnya cuy, ini punya lo Lis, ini punya Wendy ini punya gue dan ini punya lo Jennie." Rasanya Lisa ingin menenggelamkan Seulgi saat ini karena tidak ada sopannya sama sekali, mana dia langsung duduk setelah menyerahkan makanan mereka masing-masing.

Jennie tidak marah dia sadar diri kenapa Seulgi bisa bersikap demikian kepadanya.

"Biarin aja selagi dia nyaman, lo juga Wen gak perlu terlalu sopan biasa aja." Wendy mengangguk lalu menyeruput es jeruk nya.

"Gak deh kak gue lebih nyaman panggil kak, gak kaya manusia satu ini." Seulgi seolah bertanya apa.

"Suka-suka gue dong yang punya mulut juga gue." Setelah berkata demikian Seulgi langsung memakan makanannya dengan diam, karena dia lebih suka menikmati makanan makanya dia diam kalau sedang makan.

"Gi, gi." Wendy menepuk pundak Seulgi tapi yang namanya Seulgi kalau lagi makan pasti gak mau diganggu dia akan pura-pura budeg.

Merasa risih dengan tepukan dipundaknya Seulgi berdiri ingin memarahi Wendy tapi saat dia berbalik lututnya terasa kopong, hidungnya mimisan, membuat Wendy otomatis langsung menutup hidung Seulgi, karena sudah biasa jika melihat Irene dari jauh saja gadis itu sudah mati kepalang apalagi dari jarak dekat auto mimisan.

"Eh maaf aduh kok mimisan." Irene mengambil tisue yang dikasih Jennie lalu mengelap mimisan Seulgi.

Seulgi auto melting diginiin sama Irene.
"Lebay lo gi." Ucap Wendy yang mendapatkan jari tengah dari Seulgi walaupun lututnya kopong dia masih kuat untuk mengangkat jarinya.

"Udah kak maaf aku sering mimisan kalo liat orang cantik maklumin aja ya, sini tisue nya, tangan kamu jadi kotor nih." Seulgi mengambil tisue makan ditangan Irene lalu mengelapkan tangan Irene, Irene merasa jantungan diperlakukan begini oleh Seulgi, pasalnya ini saja dia memberanikan diri meyapa Seulgi setelah pertimbangan dari sahabatnya Joy.

"Nih minum dulu kak." Lisa memberikan minuman kepada Irene, minuman yang belum dia minum disambut baik oleh Irene.

"Harusnya kan yang kamu kasih minum Seulgi bukan Irene." Ucap Jennie lalu kembali menyibukkan dirinya dengan hp.

"Kak Irene pasti haus juga, maklumin aja ya kak kalo Seulgi gitu soalnya dia gak bisa liat cewek cantik pasti mimisan." Irene mengangguk kemudian terlihat berpikir.

"Jennie kan cantik kok Seulgi gak mimisan?." Jennie yang mendengar ucapan Irene langsung menoleh, dikelas mereka juga tidak terlalu akrab, dan entah kenapa Jennie rasanya ingin marah-marah aja kalo liat muka Irene.

UNDERRATED J. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang