J 2.

6.9K 732 24
                                    

Sesampainya di rumah Lisa langsung memarkirkan motornya kemudian berjalan menuju kamar tapi melihat Mamanya di dapur dia langsung berhenti kemudian memeluknya dari belakang.

"Kakak kamu mana kok masuknya gak bareng."

"Dia turun di gerbang aku langsung masukin motor mungkin udah masuk kamar, Mama sejak kapan disini sampai gak liat kakak."

"Mama gak merhatiin ini aja Mama gak liat kamu kalau gak nyamperin." Hubungan Lisa dan Mama Jennie bahkan lebih akrab dirinya ketimbang anak kandungnya sendiri makanya mungkin Jennie sering memperlakukan nya dengan semena itulah yang sering Lisa pikirkan.

"Yaudah Ma, aku keatas dulu ya mau ganti baju terus mandi gerah soalnya nanti aku sama kakak mau ke tempat peminjaman comic soalnya yang lama udah habis dibaca." Lisa menggenggam tangannya karena saat dia berbohong sama Mamanya dia akan melakukan hal ini.

Mama mengangguk kemudian Lisa berjalan menaiki tangga berjalan menuju kamarnya setelah itu dia mandi.

Setelah mandi dia turun untuk makan dengan Jennie yang memasak Mie padahal Mama sudah menyiapkan makanan, sopankah begitu?

"Kak Mama udah capek masak buat kita harusnya kita hargai dengan tidak memasak makanan lain." Mendengar ucapan Lisa Jennie menoleh menatap gadis itu tajam.

"Gue lagi pengen makan ramen ya gue makan makanan Mama." Jennie menuangkan ramennya kedalam mangkuk kemudian berjalan menuju meja makan.

Lisa sudah tau jika wanita ini sedang PMS.

Lisa terdiam menatap lekat wajah gadis yang sudah mengisi waktunya selama 16 tahun ini.
Ternyata masih sama pemandangan terbaiknya adalah Jennie.

Jennie yang merasa ditatap langsung menoleh mendapat netra hangat dari adiknya, mereka bertemu tatap beberapa detik dengan Jennie yang menyudahi kontak matanya.

"You're my best view." Lagi lagi ucapan pelan Jennie masih bisa mendengarnya Lisa menjadi bingung kenapa wajah kakaknya sedikit bersemu.

"Jadi kan temenin gue nemuin Kai?." Ucapnya setengah berbisik.
Lisa mengangguk kemudian memakan makanannya dengan diam.

Setelah selesai makan Jennie mencuci piring dengan Lisa yang mengelap piring biar cepat kering.
Ini yang disukai Lisa dari Jennie, sifat keibuan, dia sangat keibuan jika bersama anak kecil, dia selalu mencuci piring nya walaupun ada pembantu dia sangat menyukai wanita seperti ini.
Tidak semua wanita tapi hanya Jennie, tak sedikit yang ingin menjadi pacarannya entah itu wanita maupun pria tapi mayoritas wanita.
Mereka tergila-gila dengan Lisa apalagi dia anak dance dan anak basket juga.

Tapi apalah daya hatinya sudah mati rasa untuk orang lain selain Jennie.

Dikamar Lisa sedang melihat instagram mendapat banyak sekali dm maupun pujian dari orang, dia malas dari banyaknya orang kenapa hanya Jennie yang selalu mengabaikan dirinya.
Dia membuka instagram hanya untuk melihat photo-photo kakaknya yang dia anggap paling cantik dari siapapun.

"Kak sesusah itu ya liat ke belakang."

Tak terasa dia tertidur dengan memeluk photo Jennie di ponselnya, memikirkan Jennie tidak ada habisnya hingga membuatnya lelah lalu tertidur.

Siang menjelang sore tanda waktu pertemuan sebentar lagi, Jennie yang sudah mandi ingin melihat Lisa apakah gadis itu sudah bersiap tapi yang ia lihat hanya tubuh terlentang dengan wajah polos imut berkharisma.

Ingin membangunkan tapi dia tak tega.

Author; "nyakitin bisa, sekedar bangunin gak bisa udah fall in love?"

Dengan tak sengaja dia melihat  ponsel lalu mengambilnya dan terkunci hanya dengan bypass dari jarinya ponsel Lisa bisa terbuka, Jennie tidak terlalu memikirkan hal itu, dia mengerutkan dahinya melihat instagramnya dengan photonya, bahkan di pencarian teratas Lisa adalah dirinya.

Berlanjut ke dm nya dia geleng-geleng bagaimana bisa adiknya mengabaikan dm banyak orang yang mayoritas nya perempuan semua.
Jennie menatap Lisa lekat entah kenapa hatinya tiba-tiba terasa sakit menyadari sekalipun Lisa tidak pernah membentak nya bahkan menolak permintaan nya saja tidak pernah, dia merasa sangat jahat.

Lisa menggeliat Jennie dengan segera mematikan ponsel Lisa kemudian menaruhnya di tempat semula.

"Udah disini sejak kapan?."

"Baru masuk mau bangunin udah sore." Lisa mengangguk berjalan mengambil handuk setelah itu mandi.

Setelah selesai mandi dia mengeringkan rambutnya dengan baju casual hoodie dan celana panjang hitam polos, lucunya semakin dia berpakaian sederhana dia semakin terlihat tampan tidak menghilangkan sisi cantiknya.

Lisa keluar dari kamarnya untuk menemui Jennie dia dibuat terpana untuk kesekian kalinya melihat bagaimana kakanya bisa secantik dan se sexy ini.
Tapi sayang Jennie cantik bukan untuk dirinya jadi percuma.

"Cantik." Jennie menoleh dia juga terpana dengan adiknya tapi dengan segera dia menghadap sisi lain.

Saat ini mereka tengah berada di setengah perjalanan dengan Lisa yang sedikit menekankan laju motornya, tidak ingin moment seperti ini dengan Jennie segera berakhir.

Mereka bertemu di cafe Blackxo, tempat anak-anak sekolahnya sering berkumpul tidak terkecuali Jennie dengan Kai.

Dengan sadar diri Lisa segera undur diri dari hadapan mereka menunggu di baris paling belakang dengan pandangan masih bisa melihat Jennie dan Kai.
Dengan begini sama saja dengan sengaja menyakiti diri sendiri tapi Lisa tidak perduli dia hanya ingin melihat Jennie baik-baik saja, itu sudah cukup walaupun dia tau hatinya juga akan merasakan sakit.

Tak beberapa lama Lisa dihampiri oleh seorang gadis, dia cantik sangat cantik tapi bagi Lisa masih Jennie yang paling cantik.

"Boleh gabung?." Sebenarnya Lisa hanya ingin sendiri sembari mengawasi Jennie tetapi dia tidak tega menolak orang lain dia terlalu baik.

"Mengapa tidak?." Lisa menarikkan kursi untuk wanita ini.

"Hai namaku Sana, Minatozaki Sana." Gadis itu mengulurkan tangannya dengan segera Lisa menyambutnya.
"Lisa, Lalisa Manoban."

"Kamu paling menarik diantara semua pengunjung disini, mengapa bisa sendirian?." Menatap Lisa tanpa berkedip mungkin kagum dengan gadis tampan ini.

"Gak sendiri, saya dengan kakak saya tapi dia nemuin pacarnya." Lisa menunjuk kearah JenKai.

"Suka?." Lisa mengerutkan keningnya bingung bagaimana Sana bisa tau.

"Terlihat dari cara kamu memandangnya." Apakah seterlihat itukah dia mencintai Jennie dimata orang tapi mengapa dimata Jennie dia seolah tak terlihat.

"Mayb." Mereka melanjutkan obrolan, ternyata Sana anak yang gampang bergaul sifatnya yang ekstrovert membuat orang lain nyaman di dekatnya, Jennie sedikit melihat kearah Lisa, bingung bagaimana Lisa bisa tertawa seperti itu dengan orang asing padahal Lisa suka akward dengan orang baru.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pernah gak ngerasa mati rasa sama siapapun difase biasa saja sama siapapun, gak pernah merasa terlalu bahagia semuanya terasa biasa saja.

Salam ot4.

UNDERRATED J. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang