J 7.

6K 617 18
                                    

Lisa benar-benar tidak pulang kerumahnya, tapi tenang saja dia sudah meminta izin kepada Mamanya untuk menginap dirumah Seulgi, karena sudah sering menginap Mamanya mengizinkannya dengan sangat mudah.

Keesokan harinya mereka berangkat sekolah dengan Lisa yang mengenakan seragam Seulgi walaupun seragam itu terlihat oversize karena badan Seulgi yang besar membuatnya terlihat kebesaran ditubuhnya, tapi semakin terlihat keren.

Sesampainya di sekolah banyak pasang mata yang memicing kearah mereka pasalnya mereka sekolah dengan wajah penuh luka membiru.

Tak mau ambil pusing mereka berdua berjalan kaki menuju kantin, mungkin warga sekolah belum tau berita tentang Kai yang dirawat di rumah sakit karena ulah dari Lisa dan Seulgi.

"Gue kira Jennie bakalan nyebarin berita ini tapi dugaan gue salah." Lisa mengangguk mengiyakan ucapan Seulgi.

"Mungkin dia masih di rumah sakit nemenin Kai, apa perlu kita minta maaf Gi?." Seulgi menoyor Kepala Lisa karena wanita sebaik ini harusnya tidak mendapatkan rasa sakit seperti ini diusianya yang masih remaja.

"Jadi orang jangan make hati terus akalnya sampe kelelep saking baiknya." Atensi Lisa teralihkan kepada Jennie yang berjalan kearah kantin, matanya tidak berkedip bagaiama bisa Jennie menjadi sangat cantik setiap harinya itulah yang dipikirkan Lisa.

Seulgi memiringkan senyumnya melihat Jennie yang berjalan lurus kearah mereka, dia sudah tau apa yang akan dilakukan Jennie kepada Lisa dan benar saja.

Plak

Lagi-lagi Seulgi hanya tersenyum miring melihat Lisa yang tidak bergemin walaupun ditampar.

Jennie mengangkat tangannya untuk menampar Lisa sekali lagi tapi tangannya dicegat oleh Seulgi dengan kasar.

"Lepasin gue bajingan, kalian berdua harusnya masuk penjara kalian kriminal!!!." Seulgi menatap Jennie tajam kemudiam melihat kearah dada gadis itu dan tersenyum lagi.

"Berapa kali Kai nyentuh lo sampe segininya Jen." Sudah tidak ada lagi sopan untuk Jennie dikamus Seulgi, Lisa berdiri ingin menarik Seulgi tapi gadis itu teguh di tempatnya berdiri.

"Kurang ajar, Kai selalu jagain gue dia oranya baik gak seperti yang lo pikirin dasar kriminal." Jennie menarik tangannya kemudian menunjuk ke muka Seulgi.

"Coba tanya sama pacar tersayang lo apa alasan kami jadi kriminal."

"Gue udah tau gak perlu nanya pasti karena temen belok lo cemburu." Ingin sekali Seulgi berteriak menjelaskan semuanya tapi lagi-lagi Lisa menggeleng.

"Terus kenapa gak dari dulu Lisa musnahin Kai kalau alasannya cuman cemburu, mikir pake otak jangan karena cinta lo jadi buta, dia adek lo Jen emang lo pernah hargai Lisa satu kali aja, dia selalu nurutin apa kemauan lo tapi apa yang dia dapat?."

"Suatu saat lo akan sadar siapa yang benar-benar tulus sayang sama lo dan lo akan menyesal karena kesadaran yang terlambat, ayo Lis tinggalin orang sinting ini." Jennie ingin membalas tapi Seulgi menarik Lisa untuk keluar kantin menuju kelas mereka.

Memang Lisa jarang menangis dia terlalu terbiasa dengan hal ini makanya dia tidak sampai menangis tapi hatinya benar-benar hancur walaupun matanya tidak mengeluarkan air mata.

Lisa berhenti kemudian berbalik, Seulgi yang melihatnya tidak mau mencegah lagi karena dia tau ujungnya.

Lisa berlari kearah kelas Jennie dan mendapati Irene disana, dia menanyakan keberadaan Jennie kepada Irene tapi Irene tidak tau.

Lisa berlari kembali kearah Seulgi yang sudah sampai di kelas kemudian meminta kunci motornya untuk ia pinjam.
Seulgi langsung memberikannya dia tau arah tujuan Seulgi, menemui Jennie untuk melanjutkan kegoblokan nya.

Lisa membolos dengan tujuan rumah sakit, karena jarak rumah sakit dari sekolah tidak terlalu jauh jadi dia sampai dengan waktu yang cukup singkat.
Dia berjalan dengan sedikit berlari ke tempat resepsionis untuk menanyakan letak kamar Kai setelah diberi tahu dia berjalan agak santai mengatur deruan napasnya.

Matanya sedikit memicing melihat Jennie yang berdiri di luar seolah mengintip untuk melihat Kai, entah kenapa membuat gadis itu menjadi sedikit cemas.

Lisa berdiri dibelakang Jennie mengikuti arah pandangan gadis itu, dan benar saja apa yang ia duga, bahwa Kai sedang ditemani orang yang bersamanya kemarin, Jennie merasakan keberadaan seseorang dibelakangnya, dia memejamkan matanya menahan air matanya, dia berbalik membuat Lisa sedikit menjauh darinya, takut gadis itu masih membencinya.

Jennie berjalan mendekatinya kemudian memeluknya menumpahkan air matanya dipelukan Lisa, Lisa hanya mematung otaknya ngeblank, dia masih mencerna semua ini, terasa sangat sulit untuk dipercaya Jennie memeluknya setelah apa yang ia lakukan.

"Hiks, hiks Maaf maaf maaf, maaf selama ini udah keterlaluan sama kamu, benar kata Seulgi penyesalan selalu datang diakhir, sekarang aku tau maksud dari kalimat Seulgi, kenapa sampai segitunya padahal aku selalu jahat sama kamu selalu seenaknya dan gak pernah sekalipun kamu membalas bahkan membentak pun nggak." Lisa tersenyum mengelus kepala Jennie kemudian menyudahi pelukan mereka sambil menghapus air mata milik gadis itu.

"Kamu pasti tau jawabannya."

"Maaf gak bisa bales perasaan kamu, selain stright kita seudara Lis, cari bahagia kamu mulai sekarang, aku gak akan risih lagi sama kamu, cari dia yang mampu buat kamu bahagia bukan nyakitin seperti yang aku lakukan." Lisa tersenyum miris bahkan disaat seperti ini Jennie masih menegaskan dirinya stright ketara tidak ingin menjalin hubungan dengan gadis itu padahal sekalipun Lisa tidak pernah berniat memaksanya.

"Iya nanti aku coba, pasti, tapi gak sekarang semuanya butuh waktu untuk ngelupain orang yang benar-benar rela membuatmu melakukan apa saja untuknya."

UNDERRATED J. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang