Tekan tombol bintang dan silahkan membaca, jangan lupa beri komentar ya, hehe
Happy Reading✨
#maaf jika ada typo
Besoknya Vania sama sekali tidak menemui Jaehyun. Entah apa alasannya. Jaehyun tidak peduli. Fokus Jaehyun teralihkan saat Bi Ima datang membawa makanan.
"Ini tuan, dimakan." Menurut Jaehyun pelayan disini baik semua kecuali bodyguard Vania.
"Terimakasih." Semua butuh tenaga dan otak bukan. Maka dari itu Jaehyun tidak mau jual mahal jika soal makanan.
Satu ide pun muncul di otak Jaehyun. Jaehyun meminta Bi Ima untuk duduk di sampingnya. Saat ini mereka duduk di sofa, kamar yang Jaehyun tempati memang memiliki sofa tersendiri. Vania juga memberinya semacam novel untuk dibaca agar tidak bosan. Untuk tv, Vania tidak memberikannya.
"Ada apa, tuan?" Bi Ima bertanya dengan ramah. Jaehyun ingin memanfaatkannya tapi tak tega.
"Kenapa Bi Ima tidak mau mengeluarkan saya?"
Bi Ima terdiam. Bingung menjawab apa.
"Bi Ima punya anak?" tanya Jaehyun seraya meminum airnya. Bi Ima mengangguk. Jaehyun bernafas lega.
"Bayangkan jika anak Bi Ima berada di posisi saya. Apa tanggapan Bi Ima?" Bi Ima sudah menduga hal ini.
"Tuan kepengin keluar?" Jaehyun mengangguk tanpa ragu.
"Sebelum itu habiskan makanan tuan, saya akan kembali ke sini dan menjelaskan semuanya." Sebelum pergi Jaehyun memegang pergelangan tangan Bi Ima hingga Bi Ima berhenti.
"Saya tidak perlu penjelasan, saya hanya ingin keluar." Jaehyun berfikir jika ia akan di provokasi agar tetap di sini oleh pembantu ini. Siapa tau bukan? Majikan dan pembantu nya sama? Walau dilihat Bi Ima baik tapi tidak menutupi kemungkinan bahwa ia akan mendukung Vania.
"Saya tahu, tapi tunggu sebentar lagi, saya permisi." Bi Ima keluar meninggalkan Jaehyun yang frustasi.
Tak berselang lama Bi Ima kembali, Jaehyun juga sudah menyelesaikan makanannya. Bi Ima menyuruh pelayan lainnya untuk membawa nampan makanan Jaehyun.
Bi Ima mengajak Jaehyun berjalan jalan sekitar mansion. Tetapi tak jauh darisana terdapat bodyguard yang mengamati keduanya. Sesekali Jaehyun melirik sinis ke mereka.
Di halaman terdapat bangku kosong dan mereka duduk disana. Terdapat beberapa bunga yang nampak asri dan kupu kupu yang mengitari bunga itu. Pemandangan yang indah, menurut Jaehyun.
"Sejak kecil Non Nia disayang oleh keluarganya. Ayah dan ibunya sangat menyayangi non, hingga kemudian ibunya berselingkuh dengan teman ayahnya. Itu yang membuat non sempat depresi karena masalah keluarganya. Itu terjadi saat non masih umur 18 tahun. Sebenarnya, ayah non itu sudah tahu kalau ibunya berselingkuh 2 tahun sebelum mereka bercerai. Non juga tahu ibunya berselingkuh, tetapi non memilih diam. Non kira, ibunya dapat bertobat dengan berjalannya waktu namun ibunya malah makin menjadi. Hingga akhirnya mereka bercerai." Bi Ima menjeda karena lelah juga bersuara. Jaehyun hanya mendengarkan walau itu sangat tidak penting baginya. Jaehyun juga menikmati udara segar disini. Karena rasanya terkurung di kamar sudah seperti mayat hidup.
"Setelah orangtuanya bercerai, non juga mengalami hal yang tidak mengenakkan." Jaehyun merasa sedikit tertarik dengan topik ini, entah apa alasannya.
"Apa itu?" Bi Ima tersenyum. Menurutnya ini hal sensitif, tapi jika ingin Jaehyun disini Bi Ima harus melakukan ini. Menurutnya, Jaehyun adalah lelaki yang baik yang bisa mengubah Vania, majikannya.
"Non pernah berpacaran dengan kakak tingkatnya. Saat orangtuanya bercerai, non butuh pelarian, dan akhirnya non meminta pacarnya untuk menemaninya, sekedar menenangkannya. Tetapi pacar non justru hampir melecehkan non, untung ada sahabat non Nia yang menolongnya. Setelah kejadian itu non sering ke psikiater untuk berobat menyembuhkan traumanya sekaligus membantu kakeknya mengelola perusahaan. Tetapi setelah 1 tahun ke psikiater, non menghentikan pengobatannya. Ia merasa sudah sembuh dan malas jika berobat kembali, toh menurutnya dia tidak akan jatuh cinta lagi. Tetapi kenyataannya non malah jatuh cinta ke tuan." Jaehyun sedikit tidak terima di akhir kalimat Bi Ima.
"Bukan jatuh cinta Bi, itu obsesi." Jaehyun membenarkan. Bi Ima hanya manggut manggut.
"Tetapi Bibi minta tolong sama tuan, kalau tuan bersedia. Tetap tinggal disini dan rubahlah non menjadi yang lebih baik." Bi Ima menggenggam tangan Jaehyun. Jaehyun sendiri juga bingung, ia ingin sekali keluar dari sini. Tetapi melihat Bi Ima seperti ini ia merasa, iba. Tidak, ia tidak boleh terlena.
"Maaf bi, tapi saya tidak bisa. Memperbaiki diri sendiri saja saya belum tentu bisa, apalagi memperbaiki kepribadian orang." Jaehyun melirik kanan kiri melihat keadaan sekitar. Ia mulai merencanakan sesuatu. Jika ia berlari, mungkin membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai ke gerbang, belum juga harus menghadapi penjaga di gerbang, itu pasti membutuhkan waktu yang lama.
Bi Ima masih memandang Jaehyun penuh harap. "Saya janji akan keluarkan tuan jika tuan berhasil membantu saya."
Jaehyun mengumpat dalam hati, majikan dan pembantunya sama saja.
"Bi, saya bukan penyihir yang bisa mengubah ubah seseorang, lebih baik cari orang lain saja Bi."
"Kalau aku maunya kamu, gimana?" suara itu. Suara yang Jaehyun benci. Menengok, Jaehyun mendapati Vania berdiri sambil membawa dua ice americano. Bi Ima yang mengerti kondisi segera meninggalkan tempatnya. Vania duduk di sebelah Jaehyun. Jaehyun hanya menatap datar lurus kedepan. Sama sekali tidak minat melihat Vania.
"Aku minta maaf."
"Jae, aku minta maaf."
"Jaehyun, I'm sorry." Jaehyun langsung menoleh dan tersenyum sinis.
"Emang kamu tau salah kamu dimana?" suara Jaehyun terdengar datar- tar- tar. Vania meneguk ludah dengan susah payah. Kenapa Jaehyun tampak menyeramkan.
"Kemarin." Jaehyun diam, masih menatap lurus ke depan tanpa menatap Vania. Vania menghela napas, ia harus berbicara apa.
"Jangan temui aku, sebelum kamu tau apa kesalahan kamu." Jaehyun berdiri dan mulai berjalan masuk. Vania hanya diam mengamati. Sesekali Vania meringis sakit di perutnya. Tadi ia sempat berjotos ria dengan orang suruhan ayah tirinya. Walaupun ia menang, tapi tubuhnya yang sempat kena tinju itu tak munafik jika merasakan sakit.
"Belum juga dikasih minuman dah pergi aja." Vania menatap datar americanonya.
~btw kalian suka chptrnya panjang apa pendek?
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIDERIO
FanfictionMenceritakan tentang Nia yang bertemu Jaehyun dan mulai menginginkan Jaehyun seutuhnya. "Kau tidak bisa memaksaku seperti ini!" "Tapi aku hanya ingin kau menjadi miliku, Jung Jaehyun!" Obsesi itu membutakan Nia, hingga akhirnya ia memilih jalan yan...