diciannove

250 22 17
                                    

Tekan tombol bintang dan silahkan membaca, jangan lupa beri komentar juga ya, hehe

Happy Reading✨

#maaf jika ada typo

"Vania?!" Jaydan yang sedang duduk berhadapan dengan Aza terkejut atas teriakan Jaehyun. Aza meringis malu karena pengunjung mulai melirik ke arah meja mereka. Vania tak kalah terkejutnya, bagaimana bisa mereka bertemu, lagi?

"Loh, lo kenal Vania?" tanya Jaydan ke adiknya itu. Jaehyun gelagapan.

"Enggak juga, kita cuma pernah ketemu." Vania merasakan sakit luar biasa saat mendengar jawaban Jaehyun. Vania tersenyum menutupi rasa kekecewaanya dan duduk berhadapan dengan Jaehyun. Aza yang tak mengerti keadaan hanya diam.

"Apa kabar Van? Udah baikan?" tanya Jaydan dan mengundang decihan yang keluar dari mulut Jaehyun. Ketiga orang itu menatap Jaehyun seolah Jaehyun telah berbuat kesalahan.

"iya, baik." singkat Vania. Saat ini dia hanya ingin pergi darisini. Tapi ia tak tahu harus pergi dengan alasan apa. Ayolah, alasan banyak, kenapa Vania harus pusing.

Tiba tiba makanan yang dipesan Aza datang. Disana sudah tersaji beberapa makanan. Aza sengaja mengajak Vania karena ia kira Vania belum kenal dengan Jaydan, maka dari itu ia ingin mengenalkanya eh ternyata sudah kenal lebih dulu.

"Aku kira kalian gak saling kenal." Aza membuka percakapan. Jaydan tersenyum menanggapi pujaan hatinya.

"Dulu dia temen masa kecilku sebelum kamu. Aku kan sebelum pindah di Los Angeles tinggal di sini. Dia tetangga ku dulu, terus aku pindah, disitu aku gak komunikasi lagi sama dia. Eh ternyata di pernikahan Laluna dia ada disana, disitu aku jalan komunikasi lagi sama dia." jelas Jaydan. Aza mengangguk.

"Kamu? Kok kenal Vania?" Jaehyun sedari tadi diam walau telinganya terpasang untuk mendengarkan kedua sejoli itu.

"Oh, Vania dulu juga sempet pindah ke los Angeles, jadi dia pindah pas aku SMA. Kita satu sekolah satu kelas. Jadi ya, kenal." Vania yang menjadi topik perbincangan diam. Merasa mual karena makanan yang dipesan Aza. Padahal yang dipesan Aza adalah makanan kesukaannya. Tapi kenapa makanan yang berada di hadapan Jaehyun tampak menggiurkan daripada makanannya.

Jaydan dan Aza mulai panik saat melihat Vania menahan mual. "Van, lo gapapa?" tanya Aza. Vania tidak menjawab dan langsung bangkit dan berlari kecil ke toilet disusul oleh Aza. Jaehyun yang sedang makan ikut khawatir. Jaehyun meninggalkan makanannya dan menghampiri Vania. Itu semua tak luput dari pandangan Jaydan. Ada yang aneh, batin Jaydan.

"Van, kita ke rumah sakit ya, wajah lo pucet." ucap Aza seraya membantu Vania dengan memijat tengkuk Vania.

Huek huek

Vania menatap dirinya melalui pantulan cermin yang berada di hadapannya. Wajahnya menujukkan bahwa dia sedang tidak baik baik saja.

"Gue minta tolong ya." Aza mengangguk. Tak tega juga melihat Vania yang lemas.

"Tolong telfonin temen gue, hp gue ada di tas. Buka aja, gak ada password nya. Nanti di log panggilan langsung ketemu nama, badut. Telfon aja yang ada namanya itu." Aza mengangguk dan segera melaksanakan ucapan Vania.

Diluar Jaehyun mondar mandir. Saat Aza keluar, Jaehyun langsung menghentikan gadis itu.

"Vania gak papa?" Aza menggeleng, dan tanpa sepatah katapun ia meninggalkan Jaehyun. Jaehyun dibuat bimbang, ia ingin masuk tapi ini KM perempuan. Nanti dikira mesum.

Tak lama kemudian Vania keluar. Vania berjalan lemah. Jaehyun pun menghampirinya.

"Van? Kamu- astaga kamu pucet banget. Kita ke rumah sakit dulu ya?" Jaehyun menahan pinggang Vania saat tahu Vania akan terjungkal.

Vania menggeleng lemah. Lalu ia mencoba untuk memeluk Jaehyun. Entah dorongan darimana ia dengan cepat menubrukan badannya ke badan Jaehyun, lalu menempatkan wajahnya di ceruk leher pria itu. Jaehyun tak tega jika menolak akhirnya memilih membalas pelukan Vania. Jaehyun mengusap rambut Vania tak lupa memberi kecupan kecil disana.

Jaehyun tak tahu apa yang merasuki dirinya hingga tak tega melihat Vania dan memberikan perhatian seperti ini. Vania sudah seperti mayat hidup.

Tanpa disadari, Vania sudah pingsan. Jaehyun buru buru menggendong Vania namun ada tangan yang menepisnya. Seorang pria yang Jaehyun ingat adalah teman Vania.

Kevin menggendong Vania dan pergi. Tapi sebelum itu Kevin sempat menatap tajam Jaehyun seakan pria itu adalah musuh bebuyutannya.

"Kamu Kevin? Ini-" ucapan Aza tak dihiraukan oleh Kevin. Kevin berlalu meninggalkan Caffe itu. Aza yang panik langsung ikut Kevin yang sedang menggendong Vania dan masuk ke mobil pria itu. Awalnya Kevin ingin marah tapi tak ada gunanya akhirnya lebih memilih membiarkannya.

Jaehyun yang tak ingin ketinggalan infomarsi segera pergi dari sana. Semua kejadian itu tak luput dari pandangan Jaydan. Jaydan menatap adiknya aneh.

"Mas, ini total yang harus dibayar." Jaydan menggembungkan pipinya. Sudah ditinggal, disuruh bayar lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESIDERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang