Tekan tombol bintang dan silahkan membaca, jangan lupa beri komentar ya, hehe
Happy Reading✨
#maaf jika ada typo
Jaehyun dan Jaydan tengah bersiap menemui teman masa kecil yang Jaydan maksut. Otomatis pikiran Jaehyun melayang kemana mana tentang pertemuannya dengan Vania. Entah mengapa ia yakin jika teman yang dimaksud Jaydan adalah Vania.
"Loh adek kakak ini mau kemana?" tanya sang Mama Renata. Kedua bersaudara itu menghampiri Renata dan memeluknya. Ayahnya yang baru datang terheran menatap kedua anaknya itu.
"Heh, jangan deket deket mamahmu." Sontak ketiga orang itu menoleh ke arah Yunho yang baru saja datang dan menghindarkan istrinya dari jangkauan anak anaknya. Jaydan dan Jaehyun hanya melirik sinis ayahnya.
"Cemburu kok sama anak." cibir Jaehyun. Ayahnya melotot tak terima.
"Cari istri sana, baru deket deket mamahmu." Jaydan dan Jaehyun melempar pandang.
"Iya, kalian udah cocok jadi ayah." Jika sang ibunda ratu sudah berkata maka tidak bisa dibantah lagi.
"Iya, Jaydan usahain."
"Kok Jay doang? Jaehyun enggak mau cari?" sahut sang Mama. Jaehyun gelagapan.
"Biar abang dulu, nanti baru Jaehyun."
"Ya kan cari dulu gapapa, pacaran gitu. Nanti nikah bareng, itu lebih bagus." Jaehyun mengangguk.
"Yaudah kalau gitu, abang sama Jae pergi dulu. Mau ketemu cewek Jay." Kedua orang tua itupun melihat anaknya dengan pandangan berbinar. Jaehyun memutar bola matanya malas.
"Wah, gercep banget anak gue." gumam Yunho.
"Hati hati sayang." ucap sang Mamah.
"Iya."
**-**
Vania tengah bersiap pergi ke Caffe yang ditujunya. Sebelum itu ia harus berdebat orang rumah agar mengizinkannya. Untung saja mereka memberi izin, jika tidak, Vania akan uring uringan.
"Hati hati, jangan ngebut. Inget kalau kamu lagi berbadan dua." ucap neneknya seraya mengelus perut Vania yang makin hari makin besar. Vania mengangguk dan mengecup pipi neneknya.
"Kakek gak mau tau. Pokoknya kalau udah sampai chat kakek, kalau perlu Billy suruh telfon kakek." kedua lansia ini memang sangat protektif dengan Vania. Vania memaklumi tindakan nenek kakeknya, tujuan mereka seperti ini juga untuk keselamatan cucu dan cicitnya.
Vania tersenyum menanggapi Kakeknya. Vania pun berpamitan dan masuk ke mobilnya. Tak lupa ia memberi tahu Billy jika ia sudah on the way.
Perjalan hanya memakan waktu satu jam untuk sampai ke Caffe Umbrella. Vania masih ingat jika ia bertemu mantan brengseknya disini, dan juga bertemu Jaehyun saat ia hampir diganggu preman.
Saat Vania keluar dari mobil ada seseorang yang menepuk bahunya. Vania menoleh dan terkejut saat tahu pelakunya.
"Aza!" Vania pun langsung memeluk erat teman sekolahnya dulu. Aza tersenyum lalu membalas pelukan Vania.
Setelah mengurai pelukannya Vania pun berbicara. "Udah gak ketemu lama banget. Sekarang tinggal dimana?" Aza mengajaknya untuk masuk ke dalam Caffe.
Aza mendudukan dirinya dihadapan Vania. "Di deket kantor ayah gue sih. Udah lama, sekitar 5 bulan yang lalu." Vania mengangguk mengerti. Atensinya teralihkan oleh dering telfon yang berasal dari ponselnya. Aza yang mengerti pun mengizinkan Vania mengangkat telfonnya.
"Halo?"
"Lo dimana?" suara di seberang sana terlihat datar.
"Caffenya Ziana."
Tut
Panggilan dimatikan sepihak oleh Kevin. Yang baru saja menelponnya adalah Kevin. Semenjak mengetahui Vania hamil, Kevin seakan menjaga jarak dengan Vania. Vania mengerti kekecewaan kedua sahabatnya terutama keluarganya, ini semua memang salahnya, jadi dia patut mendapatkannya. Walaupun semua kecewa hanya Kevin yang menujukkan kekecewaannya secara terang terangan.
"Van?" Billy menghampiri Vania yang sedang menangis.
"Hey, you okay?" Billy memeluk Vania dan mengusap rambut Vania. Vania sesenggukan sesekali menggumamkan nama Kevin. Billy mengerti keadaan Vania. Tapi ia tak bisa berbuat lebih.
Jujur, Billy sangat sangat kecewa karena Vania tidak bisa menjaga mahkotanya. Kevin dan Billy selalu berusaha menemani dan melindungi Vania agar tidak ada satu laki laki yang melecehkannya. Tapi sayang, justru Vania sendirilah yang melemparkan dirinya ke seorang pria yang sebentar lagi akan menjadi ayah dari anak anaknya. Namun semuanya sudah terjadi, hanya penyesalan yang didapati.
"Udah, tenang. Nanti Kevin juga balik kayak dulu. Sabar ya, jangan terlalu stres, kasian anak lo." Vania mengangguk. Billy melepas pelukannya dan memberitahu Vania bahwa Bintang datang terlambat. Billy harus ke kantor dulu karena ada urusan mendadak.
"Gue disini aja, ada Aza temen SMA gue." Sebenarnya Billy mengajak Vania ke kantornya, nanti kembali ke sini. Namun Vania menolak, dan akhirnya Billy mengalah. Saat ini tidak ada waktu untuk berdebat dengan bumil, jadi dia mengalah.
"Hati hati, nanti gue yang bilang sama kakek." ucap Billy sebelum pergi meninggalkan Caffe.
Setelah Billy pergi, Vania ke toilet untuk membenahi dirinya.
Setelah membenahi penampilannya di toilet, Vania kembali ke meja Aza. Dan betapa terkejutnya saat ada pria yang dia kenali ada di depan Aza.
"Vania?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIDERIO
ФанфикMenceritakan tentang Nia yang bertemu Jaehyun dan mulai menginginkan Jaehyun seutuhnya. "Kau tidak bisa memaksaku seperti ini!" "Tapi aku hanya ingin kau menjadi miliku, Jung Jaehyun!" Obsesi itu membutakan Nia, hingga akhirnya ia memilih jalan yan...