Kehadiran seorang anak dalam kehidupan berumah tangga adalah dambaan setiap pasangan suami-istri. Namun, bagaimana jika salah satu dari pasangan suami-istri itu memiliki sebuah kekurangan? Apakah harapan mereka untuk memiliki seorang anak harus mereka kubur?
Setiap pasangan suami-istri pasti memiliki cara-cara agar mereka bisa memiliki seorang anak, dari adopsi, ataupun progam bayi tabung. Akan tetapi, Lina Meheswari karena keputusan asa'an justru meminta pada adiknya untuk hamil dari benih kakak iparnya sendiri dan akan menjadikan anak itu sebagai anaknya sendiri.
Lina sebelumnya tidak mengatakan apapun pada Elsa, alasan di balik ia menyuruh adiknya untuk melakukan tes kesuburan. Pada saat hasil dari tes kesuburan itu mengatakan jika Elsa subur, akhirnya Lina menceritakan rencananya pada Elsa.
"Apa! Kakak tidak sedang bercanda 'kan?" Elsa menggusar rambut panjangnya ke belakang merasa frustrasi setelah mendengar alasan di balik tes kesuburannya.
Berulang kali Elsa duduk pada sofa di apartemennya, lalu berdiri kembali dan setelah itu berjalan mondar-mandir dengan napas yang tidak beraturan. Elsa merasa bingung dan harus mengatakan apa lagi.
"Kakak sadar 'kan apa yang Kakak katakan barusan?" tanya Elsa.
"Kakak sadar, El," jawab Lina.
"Ini gila, Kak!" Elsa menjatuhkan dirinya pada sofa panjang yang Lina duduki.
"El, tolong kakak. Bantu kakak kali ini," mohon Lina.
Elsa menggelengkan kepalanya, lalu menatap wajah kakaknya. "Kakak masih waras 'kan?"
"Aku masih waras, El ... tapi jika keadaannya seperti ini terus dan sampai Mas Abi menceraikan aku ... aku bisa gila, El." Lina menyatukan kedua tangannya untuk memohon pada Elsa.
"Tapi apakah tidak ada cara lain lagi selain itu? Misalnya melakukan progam bayi tabung atau mengadopsi seorang anak?" tanya Elsa.
"El, kakak takut jika gagal, dan untuk adopsi ... keluarga mas Abi ingin darah daging mereka," sahut Lina dengan suara lirih. Namun masih bisa didengar oleh Elsa.
"Kakak tahu 'kan jika aku mengandung anak dari kak Abi itu artinya aku harus tidur dengan kak Abi, suami Kakak."
"Kakak tahu itu, El."
"Lalu, apa Kak Lina rela jika aku tidur dengan suami Kakak? Dan Kakak harus tahu itu tidak cukup hanya sekali." Elsa berusaha memanasi Lina berharap kakaknya membatalkan niatnya.
"Kakak rela, El," ucap Lina lirih. Namun masih bisa didengar oleh Elsa.
Tapi Elsa tahu, di dalam hati Kakak tidak rela.
Bibir Lina berucap rela, tetapi dalam hatinya Lina merasa sakit membayangkan adiknya berhubung badan dengan suaminya sendiri. Entah apa yang membuat Lina memiliki ide gila dengan membuat adiknya sendiri hamil dengan suaminya, lalu setelah Elsa hamil maka Lina akan membuat kehamilan palsu.
"Kak ...." Ucapan Elsa terpotong oleh Lina.
"El, tolong kakak. Waktu kakak tidak banyak, hanya 5 bulan Mas Abi memberikan waktu pada kakak, jika tidak ... mas Abi akan menceraikan kakak." Bendungan air mata yang Lina tahan sedari tadi akhirnya jebol juga.
Elsa dibuat bingung oleh semua itu. Bagaimana lagi agar kakaknya membatalkan niatnya. Elsa tidak habis pikir kenapa kakaknya mau melakukan kebohongan besar seperti itu.
"Kak, tolong pikirkan ini sekali lagi," pinta Elsa.
"Aku sudah memikirkan ini dari semalam, El," sahut Lina.l1
Elsa diam tidak bisa berkomentar apapun. Kebingungan melanda hati Elsa, apa yang harus dirinya lakukan. Karirnya baru saja akan dimulai dan jika kakaknya memintanya untuk mengandung benih dari suaminya itu berarti dirinya harus melupakan mimpinya. Bukan hanya itu, dirinya juga harus bersiap menerima cercaan dari orang-orang jika dirinya hamil tanpa seorang suami. Akan tetapi melihat keadaan kakaknya, Elsa menjadi tidak tega.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Suami Kakakku (Tamat)
RomanceKehadiran seorang anak bagi pasangan suami-istri memanglah hal paling di dambakan. Tidak pernah terbayangkan di dalam benak Elsa Maheswari jika kakak kandungnya sendiri, Lina Maheswari memintanya untuk melahirkan seorang anak dari benih suaminya. I...