"Apa! Elsa ... hamil!" Abian sangat terkejut saat mendengar kabar kehamilan Elsa dari Lina.
Lina pun terpaksa harus mengatakan pada Abian mengenai kehamilan Elsa terkecuali siapa ayah dari anak yang sedang Elsa kandung. Lina harus melakukan itu karena tidak mungkin menyembunyikan kehamilan Elsa di saat perut Elsa semakin membesar seiring bertambahnya usia kandungan Elsa.
"El ... siapa ayah dari bayi yang kamu kandung?" tanya Abian pada Elsa.
Elsa menggelengkan kepalanya, ia tidak tahu bagaimana mengatakannya pada kakak iparnya. Sekilas Elsa melihat ke arah Lina dan kakaknya itu memberikan isyarat padanya.
"Laki-laki tidak bertanggung jawab," ujar Elsa dengan bibir bergetar dan dengan wajah yang tertunduk.
Abian menggelengkan kepalanya dengan bertolak pinggang. Ada tarikan napas berat di dalam dirinya. Jujur ia kaget mendengar kabar itu. Abian merasa bingung, istri dan adik iparnya hamil secara bersamaan.
"El ...." Panggilan Abian membuat Elsa kembali mengangkat wajahnya menatap lurus pada kakak iparnya.
"Iya, Kak."
Abian melangkah menghampiri Elsa lalu memegang kedua pundak adik iparnya itu.
"Jaga kandungan kamu baik-baik, jika nanti dia lahir ... aku dan Lina akan menjadikan dia anak kami, merawatnya seperti anak kandung kami sendiri."
"Iya, Kak." Elsa mengangguk dengan air mata yang berlinang.
Kamu harus menjaganya dengan baik karena bayi yang sedang aku kandung itu anak kandung kamu sendiri, Kak Abi.
"Ya sudah kamu istirahatlah! Jaga kondisi kamu dan kandungan kamu baik-baik. Jika kamu membutuhkan sesuatu kamu bilang saja sama kami." Abian mengusap kepala Elsa dan meminta Lina untuk mengantarkan Elsa ke dalam kamarnya sendiri.
-
-
-
Waktu berputar begitu cepat dan tidak terasa usia kehamilan Elsa memasuki bulan ke 6. Kehamilan itu banyak mengubah diri Elsa. Dari kehamilan itu tumbuh sikap dewasa pada diri Elsa dan juga kelembutan seperti seorang ibu. Rasanya Elsa tidak sabar untuk melihat anaknya lahir ke dunia, tetapi saat mengingat jika nantinya anak yang ia kandung akan menjadi milik kakaknya, Elsa tidak bisa membendung air mata kesedihannya. Namun ada hal yang paling membuat Elsa bahagia yaitu perhatian dari kakak iparnya. Abian selalu memperhatikannya sampai pada akhirnya rasa cinta pada tumbuh di dalam hatinya.Elsa ingin memiliki Abian menjadikanya sebagai suaminya. Apalagi saat beberapa orang di rumah sakit menanyakan di mana ayah dari anaknya. Namun keinginan itu segera Elsa tepis saat ia sadar jika Abian adalah suami dari kakaknya sendiri.
"Elsa kamu sudah selesai?" Elsa terkejut saat Abian menemuinya di rumah sakit.
"Wah, ini suaminya ya." Tiba-tiba seorang perempuan hamil yang sama-sama sedang memeriksakan kandungannya bertanya pada Elsa.
"Bukan! Dia kakak saya," ujar Elsa. "Saya permisi dulu." Pandangan Elsa beralih pada Abian. "Ayo, Kak kita pulang!"
Abian menganggukkan kepalanya lalu melingkarkan tangannya ke pundak Elsa. Keduanya berjalan bersama-sama menuju ke tempat mobil Abian terparkir. Kini keduanya sudah berada di satu mobil dan bersiap untuk meninggalkan rumah sakit.
"Bagaimana kondisi kandungan kamu?" tanya Abian saat dalam perjalanan.
"Baik Kak, bayinya juga sehat," jawab Elsa.
"Syukurlah."
Hening mengambil alih suasana di dalam mobil, tidak ada pembicaraan lagi. Elsa melihat wajah Abian yang nampak sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Suami Kakakku (Tamat)
Roman d'amourKehadiran seorang anak bagi pasangan suami-istri memanglah hal paling di dambakan. Tidak pernah terbayangkan di dalam benak Elsa Maheswari jika kakak kandungnya sendiri, Lina Maheswari memintanya untuk melahirkan seorang anak dari benih suaminya. I...