12. Hasrat Terlarang

17.3K 218 16
                                    


"El ...." Abian menjauhkan tangan Elsa yang melingkar pada lehernya membuat jarak di antara mereka.

"Maaf, Kak ... aku terbawa suasana," ucap Elsa yang mencari alasan.

"Awww!" Elsa kembali meringis saat bayi dalam kandungnya menendang di dalam perutnya.

"Ada apa, El?" Kecemasan tergambar jelas pada wajah Abian.

Beberapa detik kemudian Elsa tertawa membuat Abian merasa heran.

"Apa yang kamu tertawakan, El?"

"Bayiku menendang begitu keras," jawab Elsa.

"Menendang?" Elsa langsung mengangguk.

Elsa menarik tangan Abian dan membawanya ke perutnya. Ia arahkan tangan Abian untuk mengusap perutnya. Pergerakan bayi dalam kandungan Elsa bisa dirasakan oleh Abian. Ada rasa bahagia pada diri Abian saat merasakan pergerakan bayi Elsa. Mendadak wajah Abian berubah murung dan itu bisa dilihat oleh Elsa.

"Kak Abi kenapa?" tanya Elsa seraya mengusap sisi wajah Abian.

"Tidak, El! Aku hanya sedang berpikir apakah bayi di dalam kandungan Lina bergerak seperti ini? Aku ingin merasakan pergerakan anak kami, tapi Lina tidak memperbolehkan aku untuk menyentuh perutnya," jelas Abian.

"Kak Abi jangan khawatir, jika Kak Abi mau, Kak Abi bisa menyentuh anak aku setiap saat."

"Terimakasih, El."

Abian mengusap pipi Elsa, begitu lembut. Abian masih betah mengusap pipi Elsa lalu turun pada bibir merah muda milik Elsa.

"Kamu cantik, El." Wajah Elsa tersipu mendengar perkataan Abian.

Tiba-tiba seperti ada sesuatu yang mendorong Abian untuk mengecup bibir Elsa. Elsa tidak menolak ciuman itu justru Elsa membalasnya. Awalnya Abian terkejut. Namun, makin lama ia menikmati hal itu. Tangannya bergerak untuk mengusap perut Elsa lalu naik ke dada Elsa, meremas dua gundukan besar itu.

"El ...."

"Ya, Kak."

Keduanya saling memandang dengan pandangan sayup karena terbakar oleh gairah.

"Jika Kakak menginginkannya ... maka lakukanlah!"

Abian sempat terkejut mendengar apa yang baru saja Elsa katakan, tetapi ia tidak memungkiri jika dirinya juga butuh pelampiasan.

"Katakan padaku ... apa kamu juga menginginkannya, El?"

"Ya, Kak! Aku sangat menginginkan sentuhan Kakak."

Abian yang sudah dikuasai oleh hasratnya kembali mencium bibir Elsa. Ciuman lembut, tetapi menuntut. Elsa menerima dengan senang hati sentuhan yang diberikan oleh kakak iparnya. Bahkan Elsa pasrah saat kakak iparnya melucuti semua pakaiannya. Tubuh polos Elsa makin membuat hasrat Abian naik. Meskipun dengan keadaan perut Elsa yang buncit, tetapi justru makin menggiurkan.

Abian sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi, ia buka seluruh pakaiannya sendiri dan membuangnya begitu saja. Abian sudah memposisikan dirinya dan siap untuk menyatukan tubuh mereka. Erangan kecil keluar dari mulut keduanya saat tubuh mereka menyatu.

Abian menggerakkan tubuhnya perlahan di atas tubuh Elsa agar tidak menyakiti bayi yang ada di dalam kandungan Elsa. Ada rasa lega dalam diri Abian karena hasrat yang ia pendam selama hampir 2 bulan akhirnya tersalurkan.

Desahan Elsa dan Abian menggema di dalam kamar mengisyaratkan sebuah kenikmatan. Keduanya tidak bisa menolak kenikmatan itu membuat status mereka terlupakan. Cukup lama tubuh mereka menyatu dan hasrat mereka juga sudah hampir sampai pada puncaknya membuat mereka harus segera mengakhiri permainan panas itu.

Mencintai Suami Kakakku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang