9. Pregnant

12.2K 184 4
                                    

Ahhh!

Desahan panjang penuh kenikmatan menggema di dalam kamar, tempat Elsa dan Abi bercinta. Kerasnya desahan itu bahkan sampai pada telinga Lina yang berdiri pada balik pintu kamar itu. Kepalanya ia sandarkan pada pintu kayu berwarna coklat bersamaan dengan cairan bening yang tumpah dari matanya. Hatinya merasa sakit mendengar suara suami dan adiknya seperti begitu menikmati apa yang sedang mereka lakukan.

Sementara di dalam kamar, sebelum pergi dari kamar itu, Elsa duduk di samping tubuh kakak iparnya. Sejenak Elsa memandang wajah tampan Abian, menyentuh bibir kakak iparnya yang baru saja mengecup bibirnya dan membuat banyak tanda merah ke-unguan di tubuhnya. Elsa menarik tangannya saat tubuh Abian bergerak. Elsa segera pergi dari kamar tidur itu karena takut kakak iparnya akan tahu jika buka istrinya yang ada di dalam kamar itu melainkan adik iparnya.

Elsa perlahan membuka pintu kamarnya agar tidak membangunkan Abian. Dan pada saat pintu itu terbuka sempurna, Elsa melihat kakaknya sedang berdiri di depan kamar itu.

"Aku permisi ke kamarku, Kak Lina." Elsa langsung pergi tanpa mengatakan apapun lagi pada kakaknya.

Pada esok harinya, Abian membuka matanya. Saat ingin bangun, kepalanya terasa sakit. Abi mengambil posisi duduk dan menyandarkan kepalanya pada kepala ranjang dan memberi pijatan kecil pada keningnya. Setelah rasa sakit pada kepalanya mulai hilang, Abian mengedarkan pandangnya untuk mencari Lina.

Abian tidak menemukan keberadaan istrinya di dalam kamar itu. Tidak berselang lama pintu kamar mandi terbuka dan muncul Lina dengan rambut basahnya dari balik pintu kamar mandi.

"Pagi," sapa Abian.

"Pagi juga. Kamu sudah bangun, Mas." Lina menaruh handuk di samping tepi ranjang lalu mengambil posisi duduk di samping suaminya.

"Pakai pakaianmu dan segera mandi," suruh Lina.

Lina mengambil celana pendek milik suaminya dan memberikannya pada Abian. Saat Abian memakai celananya, Lina beranjak dari samping suaminya dan melangkah menuju lemari pakaiannya. Lina berdiri membelakangi Abian seraya memakai pakaian yang ia ambil dari lemari.

"Kamu mau sarapan apa, Mas?" tanya Lina tanpa menoleh ke arah Abian.

Abian tidak menjawab, justru laki-laki itu melangkah mendekati Lina dan memeluknya dari belakang.

"Aku ingin sarapan kamu, boleh?" Abian Mendaratkan kecupan pada pundak Lina.

Abian memberikan pijatan kecil pada kedua dada Lina. Abian merasa sedikit aneh saat menyentuh kedua dada istrinya, ada yang berbeda. Abian masih sedikit mengingat semalam, dada yang ia sentuh lebih besar dari milik Lina.

Mungkin hanya perasaanku saja.

"Mas Abi, jangan seperti ini!" Lina menjauhkan tangan suaminya dari dadanya lalu berbalik menghadap suaminya.

"Sekarang kita sarapan! Hari ini aku ingin menghabiskan waktu bersamamu," ucap Lina.

Abian langsung menarik pinggang Lina untuk mengikis jarak di antara mereka. "Baiklah, tapi kita habiskan waktu kita di dalam kamar saja."

Lina mengalungkan kedua tangannya ke leher suaminya. "Terserah pada mu saja."

Keduanya saling memandang dan selanjutnya menyatukan bibir mereka.
-
-
-

Satu bulan kemudian.

Elsa dan Niken tengah duduk di taman depan kampus untuk bersantai setelah mengikuti mata kuliah. Elsa duduk dengan menumpukan dagunya pada telapak tangannya. Raganya ada di tempat itu, tetapi pikirannya sedang tidak tahu ke mana.

Mencintai Suami Kakakku (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang