Elsa menyeret koper keluar dari kamar yang menjadi saksi bisu percintaannya dengan Bobi selama ini. Impiannya menjadi nyonya Bobi Hendrawan kini sirna sudah. Rasanya sangat berat untuk meninggalkan tempat yang memiliki banyak kenangan manis itu. Namun, Elsa sadar jika ia sudah tidak memiliki hak sedikit pun untuk tetap berada di tempat itu. Mata Elsa memandang setiap sudut dalam apartemen bersamaan dengan jatuhnya cairan bening dari matanya. Setelah puas memandangi tempat itu, Elsa kembali melangkah dengan menyeret kopernya keluar dari apartemen.
Pada hari itu Elsa akan bersenang-senang, menghabiskan waktu bersama para sahabatnya sebelum nantinya dirinya tidak akan bisa lagi bertemu dengan mereka. Kini Elsa dalam perjalanan menuju tempat spa. Ia dan teman-temannya akan bertemu di sana. Dan rencananya setelah melakukan perawatan tubuh, mereka akan menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan.
Elsa membelokan laju mobilnya dan masuk ke sebuah tempat yang bertulisan Beauty Spa and salon. Segera Elsa mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya. Setelah menemukannya, Elsa langsung memarkirkan mobil yang ia kendarai.
Mobil Honda Jazz warna merah miliknya sudah terparkir rapi. Sebelum Elsa turun, ia lebih dulu menyandarkan tubuhnya ke punggung bangku yang sedang ia duduki dengan membuang napas beratnya. Mendadak rasa malasnya kembali datang. Namun, ketika Elsa mengingat rencananya nanti malam dengan kakaknya, Elsa segera turun dari dalam mobil. Elsa tidak akan membiarkan hari itu berakhir dengan sia-sia.
"Elsa."
Elsa menoleh pada asal suara lalu mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang yang baru saja memanggilnya. Mimik wajah Elsa berubah teduh ketika melihat Amanda dan Bobi sedang berjalan ke arahnya. Tangan Elsa tiba-tiba mengepal melihat Bobi menggandeng tangan Amanda. Elsa merasa sedih melihat kemesraan Bobi dan Amanda. Namun, saat nalurinya berbicara, perlahan Elsa mengendurkan kepalan tangannya.
Huh! dasar laki-laki buaya.
"Hai Elsa," sapa Amanda.
"Oh hai, Amanda," sapa balik Elsa.
"Kamu sendirian? Kamu tidak bersama kekasihmu?" tanya Amanda.
"Kekasih yang mana? Aku sama sekali tidak memiliki kekasih," ucap Elsa.
"Lalu di mana laki-laki yang dulu kamu sering ceritakan padaku dan teman-teman kita?" tanya Amanda penuh rasa penasaran.
"Oh dia ... dia sudah menikah dengan perempuan lain," jawab Elsa. Matanya melirik ke arah Bobi membuat laki-laki itu berpaling.
"Amanda sebaiknya aku pergi. Aku tidak ingin mengganggu acara kalian," ucap Bobi.
"Sayang kenapa kamu tidak ikut saja." Amanda merengek manja pada Bobi.
"Amanda apa kamu mau membuat suamimu bosan dengan menyuruh dia ikut bersama para wanita," sela Elsa.
"Ya dia benar, Amanda." Bobi melirik Elsa sekilas.
"Ya kamu benar, Elsa. Kasihan juga jika suamiku sendiri bersama kita, para wanita." Pandangan Amanda beralih pada Bobi kembali. Kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Bobi. "Baiklah, aku janji tidak akan lama."
"Tidak masalah." Bobi menjauhkan tangan Amanda dari wajahnya. "Aku pergi dulu, jika kamu sudah selesai ... hubungi aku." Sebelum Bobi pergi dari tempat itu matanya lebih dulu melirik kepada Elsa.
"Daah, Sayang." Amanda melambaikan tangannya pada Bobi dan dibalas oleh suaminya itu.
Elsa tersenyum sinis melihat pemandangan yang menurutnya sangat memuakkan.
"Elsa, apa yang lain sudah datang?" tanya Amanda yang langsung mengejutkan Elsa.
"Aku tidak tahu. Aku juga baru datang," sahut Elsa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Suami Kakakku (Tamat)
RomansKehadiran seorang anak bagi pasangan suami-istri memanglah hal paling di dambakan. Tidak pernah terbayangkan di dalam benak Elsa Maheswari jika kakak kandungnya sendiri, Lina Maheswari memintanya untuk melahirkan seorang anak dari benih suaminya. I...