Prolog

1K 35 2
                                        

Tak pernah Nicole sangka, pertemuan nya dengan Sebastian malam itu adalag awal mula bencana yang Nicole hadapi hari ini.

°°°

Malam itu, di tengah riuhnya club malam Nicole duduk termenung dengan segelas whiskeynya. Perceraian orang tuanya adalah alasan kuat mengapa ia berada di tempat terlarang itu. Tapi Nicole tidak peduli, baginya club dan secangkir whiskey adalah sobat karibnya.

"Tambah lagi.." pintanya.

Nicole tidak peduli bahkan dalam otaknya, yang ia inginkan hanya kematian. Iya kematian, yang ia inginkan hanya itu, tidak lebih.

Namun, tiba-tiba ia merasa ada seberkas cahaya datang menghampiri. Malaikat pencabut nyawa, tidak menghampiri nya pada malam itu.

Nicole pingsan, dan Sebastian menyelamatkannya.

°°°

"Ah.. dimana ini?" Tanya Nicole, entah kepada siapa.

Pagi itu, adalah pagi yang cerah. Sinar matahari menyeruak masuk melalui jendela dan tepat sekali mengenai muka. Cocok sekali untuk memulai hari yang produktif, tapi sayangnya tidak untuk Nicole.

"Oh hai, siapa nama mu?"

"AAAAAA SIAPA KAU!?" teriak Nicole ketakutan, seraya memeriksa badannya. "APA YANG KAU LAKUKAN PADA KU!? CEPAT KATAKAN!" Seru Nicole ketakutan.

"Hey, santai. Aku Sebastian. Aku pemilik rumah ini DAN AKU YANG MENYELAMATKAN MU SEMALAM." Tegas Sebastian, "kau lah yang seharusnya berterimakasih padaku"
Tambahnya

"Semalam kau mabuk berat" kata Sebastian sambil berpakaian, "lalu kau pingsan, tepat di depan mobilku. Aku bukan orang jahat, jika iya aku mungkin meninggalkan mu di parkiran, menabrak mu, atau yang paling parah kau, ku telanjangi" lanjut Sebastian menjelaskan kejadian semalam.

Nicole shock. Ia kembali merebahkan dirinya ke kasur dan memeluk dirinya sendiri,di ikuti dengan air mata yang membasahi pipinya. Meringkuk di tepi kasur dan, suara segukan itu muncul. Pikiran Nicole kosong, cemas dan takut. Entah cacian atau tamparan yang akan didapatinya saat ia pulang nanti. Sebastian yang menyadari hal itupun medekati Nicole.

"Hey, kau tak apa?" Tanya Sebastian lembut

Bukannya menjawab, tangis Nicole semakin menjadi. Terlihat jelas ketakutannya, wajahnya yang kian memerah membuat Sebastian tesentuh. Tanpa pikir panjang ia memeluknya.

"Maafkan aku nona, tapi kau perlu pelukan hangat. Berhentilah menangis, dan beritahu aku apa yang kau butuhkan" bisik Sebastian seraya memenangkan Nicole

Tangis Nicole mulai mereda, tetapi pelukannya.. semakin erat. Seperti ada rasa senasib yang ada diantara keduanya, rasa takut dan trauma.

"Ah,maaf kan aku" kata Nicole.
"Aku pasti mengacaukan pagi mu, tapi bisakah aku menetap sehari disini? Aku belum berani untuk pulang." Lanjutnya

"Um.. baiklah tak apa, tapi bisakah ku tahu namamu?"

"Nicole."

"Sebastian."

°°°

"SUDAH BERAPA KALI AYAH KATAKAN JANGAN PERNAH PERGI KE TEMPAT ITU!"

"KAU ADALAH SATU-SATUNYA ANAK YANG TIDAK PERNAH BISA KU ANDALKAN!"

cacian demi cacian. Makian demi makian, Nicole terima sampai...

*Plak!*

Sang ayah menamparnya keras-keras, tercetak bekas merah di pipinya.

"KEMASI BARANG MU, DAN AMBIL UANG INI. KAU BUKANLAH LAGI ANAKKU!"

Singkat, padat, dan jelas. Nicole diusir.

Dengan 3 koper besarnya, kardus-kardus berisikan buku sekolah dan barang lainnya, serta uang sebesar lima puluh dolar yang di berikan ayahnya, Nicole mengemper di pinggir jalan. Walau hanya mengemper di depan muka pintu apartemen ayahnya, di musim gugur seperti ini hal sepele seperti itupun terasa berat. Mantel kotak-kotak hadiah ulang tahun dari ibunya pun semakin tidak berasa hangat, selama Nicole berada di tempat itu.

Namun, seperti nya dewi Fortuna berpihak pada dirinya. Ia bertemu dengan Sebastian. Iya Sebastian, lelaki berumur 30-an yang Nicole temui di club malam itu. Walaupun begitu, sepertinya kata "tua" tidak mengenal Sebastian. Tidak ada tampang tua yang terlihat dari wajahnya itu.

(sumpah, maap authornya lagi suka sebastian stan ( ◜‿◝ )♡)

Sebastian bertemu dengan Nicole, mendapati gadis tujuh belas tahun itu menggigil melawan dinginnya brooklyn saat itu.

"Hey apa yang kau lakukan dingin-dingin begini?" Tanya Sebastian, "itu barang-barang mu?"

"I.. ya, dan bisakah aku menetap di rumahmu ... De.. dengan barang-barang.. ku..u ini? " jawab Nicole gemetar

Tanpa pikir panjang, Sebastian mengangguk dan membantu Nicole masuk kedalam mobil BMW X5nya. Dan tentu saja, menyalakan defogger  untuk menghangatkan gadis kecil ini.

"Cole, masih ada barang mu yang tinggal. Aku sudah menelpon jasa mobil pengangkut dan akan diantar ke rumahku. " Jelas Sebastian.

"Oh Seb, terimakasih. Kau baik sekali..." Kata nicol yang masih gemetar.

°°°

Sebastian mendapati Nicole tertidur di mobil. Tapi entah mengapa, tiba-tiba detak jantungnya tidak beritme seperti biasanya. Semakin ia memandangi Nicole semakin berpacu jantungnya, semakin tak tega pula ia membangunkan Nicole. Dan ya, Sebastian jatuh hati pada Nicole.

"Bangunkan tidak ya? Atau ku gendong saja?" Batin Sebastian bimbang.

Saat ingin menggendong tiba-tiba

"Hey Seb, sedang apa-"

*Pip pip, klakson mobil jasa pengangkut barang tiba*

"Ah itu, aku ingin membangunkan mu. Kita sudah sampai, mari ku bantu  membawa barang mu masuk" kata Sebastian

Nicole mendapati muka Sebastian yang memerah, seperti malu.

"Haha Seb, kau lucu sekali." Kata Nicole dalam hati.

°°°

"Ah Seb aku sangat berterimakasih padamu. Kau baik sekali mau menerima gadis gelandangan seperti ku" kata Nicole sambil mengaduk coklat panas nya.

"Haha, tak apa. Lagi pula aku membutuhkan seseorang untuk menemani dan... Mungkin membersihkan rumah ku..?" Jawab Sebastian dengan candanya yang menyelip di akhir kalimat.

"Ah Seb tenang saja, kau baru saja memungut gelandang yang tepat. Hahahahaha"

Sebastian terkejut

"Nicole aku hanya bercanda"

"Hey Seb, tak apa lah anggap saja sebagai balas budiku padamu lelaki dermawan yang baru saja memungut sang gadis gelandangan nan malang ini" kata Nicole "dan ya, saling untung kan?" Tambahnya

"Tapiku tidak memaksa,dan jangan putar balikkan fakta. Deal?"

"Aih, tentu saja. Seb"

Keduanya saling mengaitkan jari kelingking nya. Dan secara resmi, Nicole adalah housemate Sebastian, entah sampai kapan nanti nya. Mungkin saat bencana itu terjadi.

Haii, ini cerita pertama ku. Maaf banget kalau masih banyak yang kurang. Mohon koreksinya.

Mungkin boleh minta vote, dan commentnya? C u at next chapter.

Semoga suka✨


Who's My dad?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang