Pernikahan

53 15 0
                                    

2 minggu kemudian, hari ini adalah hari pernikahan Swara dan Sanskar. Neil membuat pernikahan Swara dan Sanskar sangat mewah. Sanskar sudah duduk dimandab dan Pendeta menyuruh untuk memanggil mempelai wanita. Neil yang pergi untuk memanggil Swara. Neil sampai dikamar Swara dan melihat Swara yang sedang duduk didepan cermin.

"Untuk apa kau terus menatap dirimu dicermin Swara. Kau itu sudah terlihat cantik dan aku yakin Sanskar akan terus menatapmu," goda Neil membuat Swara melihat ke arahnya.

"Kakak sudah jangan menggodaku. Ayo kita turun sekarang," kata Swara menghampiri Neil.

"Wahh.... sepertinya ada yang sudah tak sabar untuk menikah nih," sindir Neil.

"Kakak," kata Swara memukul pelan Neil lalu memeluknya.

"Kau ini aneh ya. Bukankah kau tadi kesal, tapi kenapa kau malah memelukku," kata Neil.

"Kakak aku pasti akan sangat merindukanmu," kata Swara.

"Kakak juga akan merindukanmu Swara. Sudah jangan memelukku terlalu lama karena kasian Sanskar menunggumu terlalu lama dibawah," kata Neil melepaskan pelukan Swara.

Swara dan Neil lalu turun ke bawah di mana pernikahan akan dilaksanakan. Sanskar melihat ke arak tangga dan dia melihat Swara yang sedang menuruni anak tangga. Swara terlihat sangat cantik membuatnya terus menatap Swara sampai Swara duduk disampingnya. Neil mengangkat tangan Swara dan Sanskar lalu menyatukan tangan mereka membuat Swara dan Sanskar melihat ke Neil.

"Sanskar aku menyerahkan adikku padamu. Aku harap kau selalu membuatnya bahagia dan juga menjaganya," kata Neil.

"Iya Kak," kata Sanskar.

"Apakah ritualnya bisa dimulai sekarang?" tanya Pendeta.

"Iya Pendeta," kata Neil.

Pendeta pun memulai ritual pernikahan. Kini saatnya Swara dan Sanskar mengelilingi api suci sebanyak 7 kali dan mengucap janji. Setelah selesai mengelilingi api suci, Swara memakaikan manggal sutra kemudian dia menaruh sindoor di kening Swara.

"Kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Setelah ini kalian mintalah berkat kepada keluarga kalian," kata Pendeta.

Swara dan Sanskar meminta berkat dari Pendeta terlebih dahulu. Setelah itu baru Swara dan Sanskar meminta berkat kepada keluarga mereka. Avni melihat seseorang yang sedang berdiri dan dari tadi memperhatikan Swara dan Sanskar dengan tatapan sedih.

"Apa mungkin pria itu adalah Abhishek Verma penulis surat cinta untuk Swara? Ternyata tampan juga dia dan sepertinya dia juga orang kaya. Tapi Swara malah menolaknya. Swara kau kira setelah kau akan bahagia, tapi kebahagiaan mu itu hanya akan sebentar saja," batin Avni.

Dalam 2 minggu ini dia tak membuat masalah lagi. Itu membuat Swara dan Sharmishta tak curiga lagi padanya. Tapi Avni sudah mempunyai rencana untuk Swara.

"Kak ayo kita pulang sekarang. Aku tak bisa melihat Kakak sedih seperti ini. Lagi pula pernikahan Swara dan Sanskar sudah selesai," kata Ragini.

"Ayo," kata Abhishek.

Swara dan Sanskar kini menghampiri Avni dan Neil. Swara memeluk Neil dan menangis.

"Swara jangan menangis ini adalah hari bahagiamu tapi kau malah menangis. Kau itu seperti anak kecil saja," kata Neil mengejek Swara.

"Terserah kakak mau bilang apa padaku. Tapi sangat berat untukku meninggalkan ibu, Kak Neil, Kak Harsh, Kak Danish dan rumah ini," kata Swara.

"Keluarga ini memang penuh dengan drama," batin Avni yang tak suka melihat itu.

Neil melupakan pelukannya Swara lalu menghapus air matanya. 

"Swara kau ini sudah menjadi istri Sanskar. Itu artinya keluarga Sanskar itu keluargamu juga dan rumahnya itu juga rumahmu. Berbahagialah karena aku yakin Sanskar akan selalu membuatmu bahagia. Benarkan Sanskar," kata Neil.

"Iya Kak," kata Sanskar.

"Baiklah Kak. Aku tak akan menangis lagi," kata Swara.

"Swara jika Sanskar menyakitimu atau membuat masalah bilang saja padaku. Karena aku adalah orang pertama yang akan memberi peringatan padanya. Jika terjadi sebuah kesalahpahaman aku yang akan meluruskan kesalahpahaman itu. Jika kau membutuhkan sesuatu bilang saja padaku. Aku akan selalu ada untuk adik-adikku," kata Neil.

"Jika Sanskar melakukan itu aku akan langsung bicara pada Kakak," kata Swara.

"Aku setuju padamu Kak Neil. Kalau aku membuat kesalahan kau bisa menghukumku," kata Sanskar.

"Baiklah," kata Neil.

"Swara dan Sanskar atas pernikahan kalian berdua. Aku turut bahagia untuk kalian," kata  Avni.

"Terima kasih Kak," kata Swara.

Harsh dan Danish lalu menghampiri mereka berempat. 

"Swara kenapa kau selalu lupa pada kami setelah kau bicara pada Kak Neil? Apa kau sudah melupakanku dan Harsh?" tanya Danish.

"Mana mungkin aku melupakan Kak Harsh dan Kak Danish. Kalian kan juga kakakku dan aku juga sangat menyanyangi kalian," kata Swara.

"Aku tak menyangka sekarang kau sudah menikah dan akan pergi dari rumah ini," kata Harsh sedih.

"Makanya Kakak cepat nikah dong biar enggak kesepian," goda Swara.

"Oh jadi kamu sedang menggodaku Swara. Tapi aku tak akan marah karena setelah ini kau tak bisa menggodaku atau mengatainku lagi," kata Harsh.

"Yah, aku pasti akan kesepian karena aku tak bisa menggoda dan mengejekmu lagi Swara," kata Danish.

"Sudah hentikan kalian berdua. Ini bukan saat mengungkapkan perasaan kalian. Tapi kita harus marayakannya bukan," kata Neil.

Acara pun selesai, Swara dan Sanskar masuk ke dalam mobil pengantin. Setelah itu Swara pergi dengan keluarga Sanskar menuju rumah Sanskar. Setelah Swara pergi dari sana. Neil, Danish dan Harsh terlihat sedih. Sedangkan Sharmishta menangis lalu memeluk Neil.

"Rasanya aku belum percaya Swara sudah menikah," kata Sharmishta.

Neil berusaha untuk bersikap biasa saja agar mereka semua tak sedih.

"Ibu kan masih ada kami. Lagi pula Swara pasti sering kesini. Kami kan juga anak-anakmu" kata Neil.

"Akhirnya Swara pergi juga dari rumah ini. Aku yakin sekarang Neil tak akan mementingkan Swara lagi daripadaku," batin Avni bahagia.

MAAFKAN AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang