Tragedi

57 15 0
                                    

Sanskar menghapus air matanya dan dia baru menyadari kalau dia sudah keterlaluan pada Swara. Seharusnya dia mendengarkan penjelasan Swara dulu sebelum mengambil keputusan. Sanskar membuka kunci pintu lalu membuka pintunya.

"Swara aku minta maaf karena.....," kata Sanskar terpotong saat dia baru menyadari kalau Swara sudah tak ada disana.

"Kenapa kau pergi begitu saja dan apa yang tadi kau lakukan itu hanya drama? Mungkin kau memang benar- benar sudah menghianatiku dan cinta yang selama kau berikan itu hanya palsu. Aku tak akan memaafkanmu Swara karena kau telah menghianatiku," kata Sanskar penuh amarah dan sedih.

Sanskar menutup pintu dengan keras lalu dia pergi ke kamarnya. Sanskar melampiaskan kekesalannya dan kemarahannya dengan melempar barang yang ada dikamarnya.

"Kenapa kau melakukan ini padaku Swara!!!"teriak Sanskar.

Sujata yang mendengar teriakan Sanskar segera pergi ke kamar Sanskar. Sujata sampai di depan kamar Sanskar.

"Sanskar ada apa denganmu? Sanskar tolong buka pintunya sekarang," kata Sujata yang khawatir dengan Sanskar.

"Tolong biarkan aku sendiri sekarang Bu,"tegas Sanskar.

"Sanskar Ibu khawatir padamu sekarang buka pintunya dan katakan apa yang terjadi sebenarnya," kata Sujata.

"Ibu aku baik-baik saja dan aku mohon biarkan aku sendiri," kata Sanskar.

"Baiklah. Tapi dimana Swara sekarang? Apa kau tak menjemputnya?" tanya Sujata.

"Dia ada dirumahnya dan dia ingin menginap disana malam ini," kata Sanskar berbohong.

"Ibu lega mendengarnya kalau kau dan Swara baik-baik saja," kata Sujata lalu pergi dari sana.

"Bagaimana aku akan mengatakan pada Ibu kalau Swara telah menghianatiku? Swara kau adalah cinta pertamaku dan kini kau telah menghancurkan hidupku. Swara aku sangat membencimu mulai dari ini walaupun aku sebenarnya masih sangat mencintaimu," kata Sanskar sedih.

Disisi lain seorang pengendara motor menghentikan mobil Neil. Neil lalu turun dari mobil dan menghampiri pengendara itu.

"Tuan kenapa kau menghentikan motormu tepat di depan mobilku," kata Neil yang belum tau siapa pengendara itu.

Pengendara itu turun dari motor lalu dia melepaskan helm yang dia pakai. Pria itu lalu membalikkan badannya dan kini Neil bisa tau siapa pengendara itu.

"Kau," kata Neil terkejut setalah tau kalau dia adalah orang yang telah berbuat yang tidak-tidak pada adiknya karena dia mencintai Swara.

"Iya ini aku Ranbir. Orang yang telah kau penjarakan karena aku mencintai adikmu Swara. Hanya kau dan aku yang tau itu karena aku mengungkap perasaanku pada adikmu dengan caraku sendiri," kata pria itu tak lain adalah orang yang selalu mengikuti Swara kemapun dia pergi sebelum dia dipenjara.

"Bukankah kau dipenjara dan bagaimana kau bisa bebas? Kau dipenjara itu karena kesalahanmu sendiri," kata Neil.

"Aku sudah bebas karena aku kabur dari penjara," kata Ranbir mulai berjalan mendekati Neil dan Neil hanya diam saja.

Ranbir mengeluarkan pistol dari balik badannya dan langsung menembak ke arah Neil. Neil tertembak tepat diperutnya dan dia menahan rasa sakit.

"Itu yang kau dapatkan jika kau berurusan dengan Ranbir," kata Ranbir bahagia dengan menatap Neil penuh kemenangan.

Saat Ranbir lengah dengan seluruh tenaga yang masih Neil miliki segera mengambil pistol itu dari Ranbir. Ranbir terkejut ketika melihat itu, sedangkan Neil langsung menembak Ranbir sampai peluru yang ada dipistol itu habis. Ranbir langsung tiada ditempat itu juga. Neil membuang pistol itu dan dia mulai mengingat kebersamaannya dengan keluarga sampai akhirnya dia ambruk dan tak sadarkan diri.

Dirumah Gadodia terlihat Swara dan Sharmishta yang sangat menghkhawatirkan Neil. Entah mengapa perasaan mereka tak enak tentang Neil.

Prakkk

Sebuah bingkai foto yang berada di dinding yang berada dekat dengan ruang tamu jatuh. Sharmishta dan Swara dengan segera melihat apa yang terjatuh. Mereka berdua terkejut ketika setelah tau kalau bingkai foto Neil yang jatuh dan kaca yang membingkai itu jatuh.

"Ibu aku rasa kalau Kak Neil dalam bahaya. Entah kenapa tadi kakak bicara seolah-olah dia akan pergi. Aku takut itu akan terjadi Bu," kata Swara khawatir dan menangis.

"Ibu juga khawatir dengan Neil Swara. Tapi tolong jangan bicara seperti itu. Kita berdoa saja semoga Neil baik-baik saja," kata Sharmishta sedih lalu memeluk Swara.

Tak lama setelah itu Harsh dan Danish pulang. Mereka berdua langsung menghampiri Swara dan Sharmishta.

"Swara kau disini dan belum pulang. Oh iya dan dimana Kak Neil," kata Danish.

"Tapi tunggu dulu. Kenapa Ibu dan kau Swara terlihat sedih sampai berpelukan segala," kata Harsh membuat Swara dan Sharmishta melepaskan pelukan.

"Harsh Danish sekarang kalian cari Neil. Entah mengapa perasaan Ibu tak enak tentangnya," kata Sharmishta.

"Baiklah Bu. Tapi kami akan mencarinya dimana," tanya Harsh.

"Neil sedang pergi ke rumah Sanskar jadi kau cari dia disana," kata Sharmishta.

"Ibu sebenarnya apa yang terjadi dan kenapa Kak Neil ke rumah Sanskar tanpa Swara," kata Danish yang bingung.

" Ibu akan jelaskan nanti sekarang kalian pergi dan jangan pulang sebelum kalian menemukan Neil," kata Sharmishta.

"Iya Bu," kata Danish dan Harsh mereka lalu pergi.

Setelah melihat Danish dan Harsh pergi. Avni lalu menghampiri Swara dan Sharmishta. Avni mulai mengkhawatirkan Neil setelah mendengarkan pembicaraan mereka tadi.

"Swara jika sampai terjadi sesuatu pada Neil. Aku tak akan memaafkanmu sampai kapanpun. Aku akan melakukan lebih dari apa yang sudah aku lakukan padamu," tegas Avni.

"Ternyata kau yang merencanakan semua ini Avni dan membuat Sanskar mengira aku telah menghianatinya. Kenapa kau sangat membenciku dan apa salahku padamu," kata Swara.

"Kesalahanmu hanya satu karena Neil lebih mencintaimu dari pada aku," kata Avni.

"Itu hal yang wajar Avni seorang Kakak mencintai adiknya dan hubungan Swara dan Neil lebih kuat daripada hubunganmu dengannya. Seharusnya kau menyadari itu, aku sudah bersabar menghadapi sikapmu ini. Tapi hari ini kau sudah melewati batasanmu Avni. Setelah Neil kembali aku akan memberitahu tentang sifat aslimu," tegas Sharmishta.

"Coba saja tapi pasti Neil lebih percaya padaku," kata Avni lalu pergi meninggalkan mereka.

"Bagaimana Neil tak menyadari perbuatan yang dia lakukan dan sifatnya itu," kata Sharmishta.

"Sudahlah Bu, jangan pikirkan dia lagi. Lebih baik kita ke ruang tamu dan duduk disana dan menunggu kakak pulang," kata Swara.

Swara dan Sharmishta lalu pergi ke ruang tamu dan mereka duduk disana menunggu Neil, Harsh dan Danish pulang.

MAAFKAN AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang