Kejutan

48 15 0
                                    

1 bulan sudah berlalu, Sanskar selalu berbuat romantis dan memberikan apa yang Swara inginkan. Swara juga sudah terbiasa dengan sikap Sanskar membuatnya tak malu-malu lagi.

"Sanskar aku ingin ke rumah Ibu," kata Swara.

"Tapi kan kau baru saja kesana kemarin Swara. Tapi baiklah, aku akan mengantarmu kesana," kata Sanskar.

"Terima kasih Sanskar," kata Swara bahagia.

"Dan seperti biasa aku akan menjemputmu nanti," kata Sanskar.

"Baik Sanskar," kata Swara.

Swara dan Sanskar pergi ke rumah keluarga Swara setelah mendapatkan izin pada Sujata. Swara dan Sanskar sampai di rumah keluarga Swara.

"Sanskar apa kau mau ikut masuk?" tanya Swara.

"Tidak Swara. Pagi ini aku ada meeting penting. Mungkin lain kali saja," kata Sanskar.

"Baiklah. Hati-hati di jalan," kata Swara lalu keluar dari mobil.

Sanskar lalu pergi dari sana. Sedangkan Swara masuk ke dalam rumah. Avni melihat Swara datang dan dia terlihat tidak suka.

"Perasaan baru kemarin dia kesini. Tapi sekarang dia kesini lagi. Mungkin dia ingin aku menjalankan rencana yang sudah aku rencanakan," kata Avni lalu tersenyum sinis.

Neil melihat Swara dan dia langsung menghampiri. Karena kemarin saat Swara datang dia hanya menemuinya sebentar.

"Swara kau datang lagi kemari. Tapi aku bahagia kau datang karena kemarin aku hanya menemuimu sebentar. Jadi hari ini aku akan menghabiskan waktu bersama adikku tersayang dan bersama-sama dengan Avni, Harsh dan Danish. Sebenarnya aku sudah merencanakan ini kemarin dan rencana ini akan lengkap karena kedatanganmu Swara. Tapi sayangnya Ibu tidak mau ikut," kata Neil bahagia.

"Wah itu rencana yang bagus Kak. Tapi apa alasan Ibu tak mau ikut Kak," kata Swara.

"Kau kan tau Swara. Ibu itu tak suka jalan-jalan dan ibu juga bilang kalau kita saja yang pergi," kata Neil.

Harsh dan Danish pun datang dan tak lama setelah itu Avni pun datang.

"Ayo kita berangkat," ajak Avni.

"Nanti dulu Kak Avni. Aku akan menemui Ibu dulu sebentar," kata Swara.

"Sekarang sana pergi dan kami akan menunggumu disini," kata Neil dan kemudian Swara pergi ke kamar Ibunya.

"Apa! Swara juga ikut dan artinya aku pasti akan diabaikan oleh Neil," batin Avni kesal.

Swara sampai dikamar Ibunya dan dia melihat Ibunya yang sedang menatap foto keluarga yang berada di dinding. Swara lalu memeluk Ibunya.

"Swara kau datang juga. Apakah Neil sudah mengatakan padamu kalau dia mengajakmu dan Sanskar untuk jalan-jalan bersama," kata Sharmishta.

"Aku tidak tau kalau kakak akan mengajakku dan Sanskar pergi tadi. Jadi Sanskar sedang pergi bekerja, apalagi Kak Harsh tidak masuk kerja hari ini dan pastinya Sanskar sibuk," kata Swara lalu melepaskan pelukannya.

"Oh jadi ini alasan Ibu menyuruhku untuk datang kemari. Tapi kenapa Ibu tak mau ikut," kata Swara.

"Ibu hanya ingin anak-anak Ibu menghabiskan waktu bersama-sama. Lagi pula Ibu tidak suka pergi jalan-jalan," kata Sharmishta.

"Baiklah. Tapi jika ada sesuatu tolong kabari aku atau Kakak Bu,"kata Swara.

" Iya Swara, " kata Sharmishta.

"Swara cepatlah," teriak Danish.

"Swara sekarang turunlah kebawah, kasian mereka jika menunggumu terlalu lama. Apalagi Danish menyuruhmu untuk segera kesana," kata Sharmishta.

"Iya Bu," kata Swara lalu turun ke bawah dan menghampiri kakak-kakaknya.

Setelah itu mereka pergi dengan menggunakan dua mobil. Mobil yang pertama di dalamnya adalah Neil, Avni dan Swara. Sedangkan mobil yang kedua di dalamnya Harsh dan Danish. Mereka menuju ke sebuah pantai. Mereka menghabiskan waktu disana, tapi Avni diabaikan oleh Neil. Karena Neil selalu berada disamping Swara dan sama sekali tak memperhatikan Avni.

Sore harinya mereka memutuskan untuk pulang. Harsh dan Danish pulang duluan ke rumah. Sedangkan Neil dan Avni mengantar Swara terlebih dahulu pulang ke rumah Sanskar. Setelah itu Neil pulang ke rumah bersama dengan Avni.

"Ini sama sekali tak menyenangkan. Neil mengabaikanku dan dia terus bersama dengan Swara," batin Avni kesal.

"Ada apa Avni kenapa kau terlihat kesal?" tanya Neil karena dia dari tadi memperhatikan Avni.

"Aku tidak kesal Neil. Mungkin itu hanya perasaanmu saja," kata Avni lalu tersenyum.

"Aku lega mendengarnya karena aku kira kau kesal karena kau cemburu pada Swara," kata Neil lalu kembali fokus menyetir.

Malam harinya, Swara sedang ada diruang tamu. Swara menelpon Sanskar dan Sanskar langsung mengangkatnya. Tapi ternyata Sanskar sudah ada di depan rumah.

"Sanskar aku sudah ada dirumah, jadi kau tak perlu menjemputku," kata Swara.

"Kenapa kau baru bilang sekarang Swara. Aku sudah ada dirumahmu," kata Sanskar lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

"Tapi kan biasanya jam segini kamu belum pulang. Tapi bagaimana kamu sudah ada dirumahku. Tapi maaf karena aku terlambat mengabarimu," kata Swara.

"Tidak papa sayang," kata Sanskar yang sudah ada dibelakang Swara.

"Kenapa Swara jelas sekali ya. Seperti Sanskar ada dirumah ini saja," kata Swara bingung.

"Aku memang sudah ada dirumah Swara," kata Sanskar lalu memeluk Swara dari belakang.

"Tapi bukankah kau bilang kau ada dirumahku," kata Swara.

"Ini kan juga rumahmu juga. Lagi pula aku pulang lebih cepat untuk memberikan kejutan untukmu sayang. Dan aku sebenarnya sudah tau kalau kau sudah ada dirumah karena Kak Neil yang memberitahu ku," kata Sanskar.

Swara membalikkan badannya dan dia lalu menatap Sanskar.

"Kau hanya memberiku kejutan ini saja. Apa tidak ada yang lain," kata Swara.

Sanskar mengambil sebuah kotak yang ada disakunya lalu dia membuka kotak itu dan isinya adalah sebuah cincin. Sanskar berlutut lalu memasangkan cincin itu dijari Swara. Sanskar lalu berdiri dan Swara langsung memeluknya.

"Terima kasih Sanskar," kata Swara.

"Sama-sama sayang," kata Sanskar.

Sujata turun ke bawah dan melihat itu langsung membalikkan badannya.

"Swara Sanskar apa kalian tidak bisa berpelukan atau romantis dikamar kalian saja," kata Sujata membuat Swara dan Sanskar melepaskan pelukan mereka.

"Maaf Bu," kata Sanskar.

"Aku juga minta maaf Bu," kata Swara.

"Kalian itu sudah berulang kali melakukan itu, tapi aku mohon jangan ulangi lagi," kata Sujata.

"Baik Bu," kata Swara dan Sanskar bersamaan.

"Yaudah ayo kita makan malam sekarang," kata Sujata.

"Iya Bu," kata Swara dan Sanskar.

Mereka lalu pergi ke ruang makan dan makan.

MAAFKAN AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang