Meragukan

56 17 1
                                    

Keesokan harinya, diruang makan terlihat Sharmishta, Harsh dan Danish. Tak lama setelah itu Swara datang kesana. Melihat Swara datang Harsh dan Danish akan pergi tapi Swara mencegahnya.

"Kakak tidak perlu pergi dari sini. Aku akan makan dikamar saja," kata Swara sedih lalu pergi dari sana.

"Kenapa kalian masih menyalahkannya Swara atas apa yang sudah terjadi dan kalian sekarang membenci Swara? Kakak macam apa kalian ini? Seharusnya kalian itu berada disamping Swara dan membantunya menyelesaikan masalahnya. Andai saja Neil masih ada disini pasti dia akan memihak pada Swara dan membantu Swara menyelesaikan masalahnya. Kalian memang tak bisa membedakan apa yang salah dan benar," kata Sharmishta sedih dan juga kecewa dengan sikap Harsh dan Danish.

"Ibu kenapa kau selalu memihak pada Swara bukankah apa yang sudah terjadi memang salah Swara? Swara dan Sanskar adalah orang yang sudah membuat Kak Neil pergi dari kita untuk selamanya. Jika Kakak tak pergi malam itu untuk menyelesaikan masalah antara Swara dan Sanskar semua ini tidak akan terjadi dan pasti Kakak pasti masih bersama kita sekarang," kata Harsh.

"Kita semua memang sedih atas kepergian Neil. Tapi lihatlah Swara, dia sedih karena kematian Neil dan juga pernikahannya yang sedang diambang kehancuran. Apakah kalian tak bisa memahami penderitaannya itu dan  apa yang sudah terjadi pada Neil sudah takdir jadi Ibu mohon jangan menyalahkan Swara," kata Sharmishta.

"Sudah cukup Bu. Aku tidak ingin Ibu terus membelanya. Apa yang sudah terjadi adalah kesalahan Swara karena jika dia tak selingkuh semua ini tak akan pernah terjadi,"tegas Harsh.

"Aku dan Kak Harsh tak akan pernah memaafkan Swara," kata Danish.

"Apa kalian pikir Swara benar-benar selingkuh dan mengkhianati Sanskar? Kalian tau kan bagaimana sifat Swara dan Swara tak mungkin melakukan itu. Ibu percaya dengan Swara dan Ibu akan selalu mendukungnya," kata Sharmishta lalu pergi dari sana.

Dikamar Swara menangis karena Kakaknya sekarang sangat membencinya. Swara lalu mengingat kenangannya bersama dengan Neil, Harsh dan Danish.

"Aku sangat merindukanmu Kak Neil. Dulu kau yang selalu menyelesaikan masalah kami semua tapi saat kau tak ada disini semuanya sudah berubah. Aku harap semua kesalahanpahaman yang sudah terjadi akan segera berakhir," kata Swara sedih sambil menatap foto keluarganya yang ada di dinding.

"Swara," kata Sharmishta memegang pundak Swara. Swara membalikkan badannya dan langsung memeluk Sharmishta dengan erat. Sharmishta membalas pelukan Swara.

"Swara Ibu yakin semua kesalahpahaman yang terjadi antara kau, Harsh, Danish dan Sanskar akan segera berakhir karena kebenaran pasti akan terungkap jadi bersabarlah. Ibu akan selalu mendukungmu dan selalu ada untukmu," kata Sharmishta.

"Nyonya, Ibunya Avni dan Kakaknya datang kemari. Sekarang dia sedang menunggu Nyonya dibawah," kata seorang pelayan yang baru datang.

"Aku akan segera kesana tapi tolong kau temani Swara. Swara Ibu pergi dulu," kata Sharmishta melepaskan pelukannya lalu pergi dari sana.

"Nyonya apa kau membutuhkan sesuatu?"tanya pelayan.

"Aku tidak membutuhkan apapun dan sekarang kau bisa pergi," kata Swara.

"Tapi tadi Nyonya Sharmishta menyuruhku untuk menemani Nyonya," kata pelayan.

"Kau pergilah dan nanti aku yang akan bilang pada Ibu kalau aku yang menyuruhmu pergi dari kamarku," kata Swara.

"Baik Nyonya," kata pelayan lalu pergi dari sana.

Sharmishta sampai diruang tamu dan dia langsung duduk bersama Kanika dan Ankit yang menunuggunya. Sharmishta lalu menceritakan kejadian tadi malam pada Kanika dan Ankit. Kanika dan Ankit terkejut ketika tau kalau Avni ingin membunuh Swara.

MAAFKAN AKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang