03

160 27 1
                                    

Esok harinya, seperti biasa Jungkook mengantarku ke kampus kali ini dia memaksaku untuk dijemput. Dia bilang ada yang ingin dia tunjukan nanti malam, pakaiannya hari ini juga sedikit rapi.

"Kamu mau manggung?" aku hanya menebak dari penampilannya. Bahkan rambutnya dia tata dengan sangat stylist. Jungkook sangat tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Dia membukakan pintu untukku, lalu melambaikan tangan saat aku beralan menuju kelas.

"Dia jomblo kan? Ayo buat aku jadi pacarnya. Kebana sepupumu ganteng banget si" Lia tiba-tiba datang entah dari arah mana, dan matanya melihat Jungkook lalu ikut melambaikan tangannya. Jungkook yang tahu hal itu langsung tertawa dan masuk mobil. Hari ini jadwalku bertemu dosen pembimbing tugas akhirku.

"Aku mau ketemu Mr.Namjoon doain supaya lancar" kataku pada Lia, dosen itu sangat dingin dan jenius. Aku tidak bisa membohonginya, setiap aku ingin meminta pendapat soal karya tulisku pasti dia hanya diam dan langsung menulis banyak catatan.

"Mr.Namjoon itu suka liat yang rapi-rapi, jadi kamu harus depan dia. Harus keliatan percaya diri, dan jangan berikan data palsu sedikitpun" kata Lia samvil menperagakan bagaimana aku harus bersikap. Aku coba mengikutinya, aky rapihkan rambutku, dan mengantur suaraku. Aku masuk ke ruangannya, dosen ini sedang membaca buku dengan tenang, apa aku harus pergi lagi? Suasana ruangannya sangat sunyi, pendingin ruangan disini terasa semakin dingin saat melihat dosen satu ini.

"permisi pak"

Dia menggerakan matanya melihat kearahku, lalu menutup bukunya dengan tenang. Meletakan kedua tangannya diatas meja lalu menyuruhku duduk. Coba saja dosen ini tidak sedingin ini, aku sudah jatuh cinta, jujur saja dia sangat berwibawa dan tampan.

"kamu sudah tahu soal perubahan tugas praktikumnya?" kata dosen itu sambil membuka-buka proposal yang aku ajukan. Aku terkejut, tidak ada yang memberitahuku soal perubahan ini. Dan kenapa harus kontemporer?

"semua mahasiswa harus menampilkan satu pertunjukan pada semester akhir. Kali ini guru besar ingin sedikit ada perbedaan" aku hanya mengangguk dan menelan ludahku, aku harus mengulangi semuanya dari awal.

"aku mau kamu menampilkan pertunjukan seni tari kontemporer modern" Kata Mr.Namjoon dengan tegas. Itu artinya proposalku ditolak, semua yang aku lakukan selama ini adalah berlatih tarian modern, semua konsep sudah aku buat dan tulis dalam proposal tapi harus ku ulangi semuanya!

Aku keluar dengan wajah lemas dan ingin sekali berteriak, bagaimana aku bisa mendapatkan ide baru sedangkan waktuku tidak banyak, oke masih ada beberapa bulan sampe ke semester berikutnya. Aku menghampiri Lia sambil berkeluh kesah dan dia sama sekali tidak memiliki jawaban. Bahkan dia juga belum tahu soal perubahan itu juga, itu artinya dia juga harus mengubah konsep tugas akhirnya.

Jungkook menelponku, dia sudah ada didepan kampus menungguku. Aku keluar dan menghampiri Jungkook dengan wajah lesu, tidak bersemangat, dan tidak memiliki mood apapun untuk hari ini. Jungkook bertanya — ada apa? Sambil mengelus rambutku. Aku ceritakan apa yang terjadi pada kehidupan kampusku lalu dia mengajakku jalan-jalan. Dia ingin menghiburku dahulu sebelum dia menunjukkan sesuatu yang dia ceritakan tadi pagi. Kami sampai di mall, Jungkook mengajakku menonton di bioskop, dia membeli pop corn ukuran besar dan minuman untuk kita berdua. Sambil menunggu studio dibuka kami duduk di ruang tunggu VIP, kebetulan kami menonton di bioskop yang cukup mahal hehehe ini yang aku suka jika jalan dengannya. Jungkook memesan beberapa snack. Dia sesekali menyuapiku, bercanda denganku, selca berdua, menyuruhku untuk bergaya dan aku benar-benar seperti kekasihnya. Akhirnya kami masuk ke studio, selama film diputar Jungkook menyandarkan kepalanya dipundakku sambil memakan popcorn.

"Gimana? Sudah seneng belum?" kata Jungkook usai kami menonton. Tangan dia menggandengku lalu mengajaku membeli boneka. Dia tahu aku menyukai rilakkuma, dan dia belikan yang sangat besar kurang lebih 1 meter, tadinya dia ingin mengambil yang lebih besar tapi aku menolaknya karena aku akan susah membawanya.

"Makasi ya, harusnya ga gini juga si" Kataku sambil kami berjalan keluar mall. Jungkook berulang kali merangkulku. Aku bisa merasakan perasaannya yang sangat menyayangiku tapi aku tidak bisa terus dalam hubungan ini, suatu saat nanti diantara kami berdua harus menikah terlebih dahulu.

Kami sampai disebuah tempat yang cukup ramai, seperti orang-orang mengantri menonton konser. Jungkook jalan melewati sebuah antrian panjang, dia tidak mengantri? Aku bingung kenapa dia mengajakku kesini, dia masuk ke balik tenda hitam dan seseorang memberikan nametag, Jungkook memberikannya padaku juga. 'MINI CONCERT : JEON JUNGKOOK' begitu tulisan yang ada di kertas ini. Pantas saja dia berpakaian rapi, dan tadi berjalan melewati orang-orang dengan memakai hoodie dan masker. Jungkook memintaku menunggu disamping panggung bersama temannya yang bertugas jadi crew dokumentasi. Ini adalah salah satu kegiatan Jungkook dikampusnya, dia aktif sebagai penyanyi dikampus dan fansnya cukup banyak. Acarapun dimulai, Jungkook mulai menyanyikan lagu dengan merdu.

Usai acara selesai, Jungkook turun dari panggung memberikan mic kepada kru yang lain lalu duduk dengan nafas terengah. Aku mengambilkan air minum untuknya, aku juga mengipasi badannya. Dia benar-benar memiliki bakat yang luar biasa, lagu yang dia bawakan malam ini adalah karya dia sendiri. Selama kuliah pascasarjana dia juga menjadi asisten dosen, menjadi ketua dia organisasi kampus, dan itu semua membuat dirinya semakin dikenal banyak orang dikampusnya. Populer? Tentu saja, dia seperti primadona dan adik tingkatnya sangat kagum dengan Jungkook, mmm tidak lebih tepatnya tergila-gila dengan wajah tampannya.

"Gimana?" Tanya Jungkook melihat kearahku, wajahnya penuh keringat dan rambutnya basah. Aku mengatakan penampilannya sangat keren, bahkan aku sedikit terkejut dia bisa juga menari.

"tariannya lumayanlah. Seenggaknya bikin anak perawan jejeritan hahaha" ledekku padanya, dan dia memberikanku gelitikan sehingga badanku kini ada dibawahnya. Posisi kami mungkin akan membuat yang lain salah paham, Jungkook segera membenarkan posisinya. Dia kembali ke posisi duduk dan meneguk air minum. Acarapun selesai dengan meriah, aku pulang dan sedikit melupakan kekesalanku tadi siang. Tapi bukan berarti aku bebas dari tugas itu.

"Kayaknya Jimin bisa bantu. Nanti aku kasih nomornya" Jungkook memberikan saran padaku, Jimin memang salah satu orang yang jago dalam bidang seni tari kontemporer tapi apa dia mau? Mengingat kecelakaan yang menimpanya, apa dia sudah bisa menari?

Jungkook menghentikan mobilnya digarasi rumah, dia memberiku pelukan seperti biasa. Tidak lupa boneka besar yang dia belikan aku gendong masuk kamarku. Jungkook memberikan nomor Jimin padaku, aku masih ragu untuk meminta bantuannya, kami tidak begitu dekat. Apa aku minta Jungkook untuk bicara dengan Jimin?

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang