15

85 17 0
                                    


4 Bulan kemudian.

Aku melepas kepergian Jungkook ke US, aku memberinya pelukan.
"See you" kataku
"Kamu pasti nyesel ga ikut aku" Kata Jungkook sambil melepas pelukan kami. Dia melambaikan tangannya dan tersenyum lebar. Air mataku menetes deras, menerima kenyataan aku tidak akan melihat senyum lebarnya lagi untuk waktu yang lama. Baru 5 menit aku meninggalkan bandara rasanya sangat rindu dengan Jungkook. Aku menatap keluar kaca taxi. Aku juga harus bersiap menyelesaikan sisa kuliahku. Saat ini sudah masuk semester 7 dan aku ingin mengambil semua sisa sks.

Turun dari taxi, aku disambut Lia dengan senyum riangngnya.
"Oouuh jangan sedih. Besok kita telpon kak Jungkook ya" Lia mencoba menghiburku.
"Kayaknya aku harus biasa sendiri deh. Biasanya Jungkook telponin, maksa anter jemput, ajak makan. Sekarang gak ada yang gitu lagi hahaha" Aku tertawa sambil menangis. Aku dipeluk Lia sangat erat, dia mengusap pipiku.
"Ayok ah kuliah dulu, udah mau mulai"

Hari ini kuliah terasa hambar, rasanya bolak balik aku cek ponsel. Tumben sepi, biasanya Jungkook ada di paling atas kolom chattku. Dia pasti di US ketemu cewek lebih cantik kan, bagus dong itu akan membuatnya menemukan cinta yang lain. Tapi aku masih belum siap kalau Jungkook memiliki wanita lain. Sangat aneh, aku tidak mau hidup bersamanya tapi aku belum siap melepasnya bersama wanita lain. Aku harap aku bertemu Jungkook di kehidupan yang lain dan sebagai pasangannya bukan sodaranya.

"Sohyun...udah kelar ayok keluar. ngelamun terus dih" Lia mengambil bukuku dan memasukan dalam tas.

"Waaaaah" Lia melongo melihat seseorang yang duduk di kursi panjang koridor. Jimin dengan kemeja putih dan topi hitam duduk dengan elegan menungguku. Sangat mengangumkan, dia bersinar seperti bintang. Jimin tersenyum.

"Hai. Mau makan siang bareng?" Jimin mengajakku dan Lia makan siang. Dia hari ini sangat fresh, ada apa ini?

"Kak Jimin kenapa?" Tanyaku disela makan siang kami.
"Hari ini aku dapat kabar bagus. Kamu tau gak, aku masuk nominasi hahaha"
"DAEBAK!! Kemaren aku liat Kak Jimin di pertunjukan keren banget. Ga heran kalo bisa masuk nominasi"
Jimin tersenyum malu, "Jangan berlebihan"
Aku senang Jimin mendapat semangatnya. Dia mengajakku pulang bersama. Damn, jantungku tidak berhenti berdetak.

Jimin menghentikan mobil didepan bangunan tinggi, apa ini? Aku mengikutinya sambil melihat kanan dan kiri. Wah ini seperti tempat belanja yang super luxury. Aku melihat Jimin berbicara pada salah satu pegawai disana dengan bahasa prancis? what? Jimin ini sedang apa?
Aku melihat diriku di cermin dan merasa jijik, sangat tidak cocok dengan tempat ini.
"Coba ini" Jimin memberiku baju yang sangat mahal. Aku dengan sungkan mencobanya, dan mencoba baju lain berkali-kali. Lalu Jimin meminta seseorang mendandaniku.

"MY GOD, YOU ARE PERFECT TO BE MY WIFE" Aku tidak mengerti kenapa Jimin menatapku dengan mata bulat begitu. Aku sendiri melihat diriku dicermin tidak percaya, sangat cantik. Apa ini aku?

Jimin belum memberitahuku kenapa dia melakukan ini semua. Sampai akhirnya dia mengajakku ke sebuat tempat yang sangat luas dan ramai. Pesta?

"Kak ini dimana?" bisiku
"Ulang tahun Jung Jiwoo"
Aku yang mendengarnya hampir pingsan. Jung Jiwoo adalah salah satu artis papan atas, dia juga seorang penari balet berbakat dan pemilik brand fashion yang aku pakai. Astaga Jimin sudah gila!!
"Kaaaak aku malu" aku bicara tetap berbisik dan tidak tahu bagaimana harus menyapa orang disini. Mereka sangat terlihat bersinar. Jimin menyapa Jung Jiwoo yang sedang berulang tahun dan astaga cantik sekali, sepertinya aku sudah surga, dia seperti bidadari.
"Jimin, ini kekasihmu? Cantik sekali"
Dia memujiku? Omo omo aku ingin teriak. Kemudian Jimin memberikan kado padanya, aku mengekori Jimin berjalan menuju kerumuman demi kerumunan.

Akhirnya kami berhenti dimeja yang hanya ada aku dan Jimin. Aku mengambil beberapa kue, sebenarnya ingin ku ambil semua, mereka sangat enak.

Ketika acara mulai, semua orang bersorak sorai. Beberapa ada yang meberikan ucapan selamat dan sedikit harapan. Jimin tidak ingin terlewat, dia memberikan doa dan harapan juga.

"Kak aku ke kamar mandi ya" Diriku benar-benar merepotkan, aku meminta Jimin mengantar ke toilet karena aku tidak tahu letaknya dan tidak lucu jika aku tersesat.

Aku yang didalam toilet tiba-tiba mendengar seseorang berkata, "Tadi itu anak Moonhae itu kan? Tidak begitu mirip ibunya mungkin mirip ayahnya hahaha, jujur saja aku tidak begitu mengerti kenapa dia banyak fansnya"
"itu karena dia tampan. Tariannya tidak begitu bagus kataku. Masih hebat Song Hoon kan" kata wanita yang lain.
"Efek ibunya yang terkenal jadi nama dia lebih banyak dikenal"

Aku muak mendengarnya. Aku keluar dari toilet dengan anggun dan mencuci tanganku. Mereka langsung berhenti bicara begitu melihatku. Aku yakin mereka tau aku datang bersama Jimin.

Diluar Jimin menungguku, apa dia tahu tentang orang-orang itu?

"Kak pulang yuk" aku mengajak pulang karena tidak mau Jimin semakin dipermalukan.
"Tunggu ya aku pamit sama kak Jiwoo dulu"
Aku mengangguk.

Jimin tidak mengantarku ke rumah, dia mengajakku ke rumahnya yang baru.
"kakak beli penthouse?"
"Biar rumah lama buat Yoona, dia udah gede pasti pengen nikah juga kan. Gimana penthouse nya suka?"
"loh kenapa tanya aku?"
"ya kan bakal jadi rumahmu juga"

Aku dan Jimin duduk diruang tamu sambil minim. Jimin bercerita bangak soal karirnya dan bagimana perlakuan yang lain terhadapnya, ternyata masih sama. Tapi Jimin menganggap itu sebagai motivasinya. Rasanya tidak akan ada habisnya meladeni orang yang mencibir kita. Jadi Jimin hanya melakukan apa yang menurutnya harus dilakukan. Saat ini dia tahu bahkan sangat tahu bagimana orang-orang menganggap remeh dirinya dan membuatnya semakin mengubur Jimin yang dahulu.

"Aku bukan Jimin yang dulu, aku tidak mau mereka membuatku terpuruk lagi hingga harus berhenti berbulan-bulan"
"Kak gpp? aku seneng kakak bisa lebih percaya diri"
"aku mungkin bohong jika aku baik-baik saja tapi bukannya aku harus baik-baik saja?"
Jimin meneguk soju, "Aakkk rasanya aku tidak perlu lagi memikirkan mereka. Aku  tau aku tidak begitu hebat seperti ibuku, tapi setidaknya aku berusaha dan menjadi pribadi yang lebih baik. Ibuku biarlah menjadi Moonhae yang dicintai semua orang, Jimin akan hidup menjadi Jimin yang berusaha dicintai hahaha"

Dia minum banyak malam ini, dan aku biarkan dia tidur pulas. Aku pulang dengan taxi, well aku kangen Jungkook yang 24 jam siap menjemputku.

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang