16

205 15 1
                                    


6 bulan kemudian.

Akhirnya, aku mendapat jadwal wisudaku! Tepat diulang tahun Jungkook. Aku tidak mengerti dengan alam semesta ini yang selalu sangat kebetulan.

Jimin semakin terkenal, dia semakin banyak dicintai para remaja. Jimin benar, membiarkan dirinya tetap berusaha apapun hasilnya. Biarkan Moonhae manjadi Moonhae dan ibunya. Tidak perlu terbebani dengan omongan orang, karena mereka memang hidup di era Moonhae berjaya. Kini saatnya untuk Jimin bersinar, saatnya era yang baru datang. Awalnya mungkin Jimin melakukan karena paksaan dari sang ibu, tapi kini dia sadar maksud ibunya.

Aku mendapat undangan dari Jimin, dia mengadakan pesta kecil dirumahnya dan dia bilang akan ada kejutan untukku.

Aku bersiap, memakai baju terbaikku malam ini. Lia juga ikut tentu saja.

Saat datang kerumahnya, tidak begitu ramai. Aku melihat Jimin tertawa bersama beberapa temannya.

"Sohyun kemarilah" Jimin memanggilku
Aku memberinya kado, "Yaampun gausah bawa gpp kali" katanya

Aku disuruh menunggu, ini seperti aku yang ulang tahun karena dia mau memberiku sesuatu.
Aku menunggu diruangan yang banyak orang tak ku kenal.
"Sohyun" Suara itu, suara seseorang yang ku rindukan selama ini.
"Kak Jungkook?" Aku lari memeluknya, aku sangat merindukannya.

"Hahaha kangen banget ya" Jungkook tertawa diikuti Jimin.
"Kebetulan lagi libur yaudah langsung pulang aja tapi lusa udah harus balik. Gimana kuliahmu? udah selese kan?"
"Cepet banget si kak?"
"Aku tinggal kalian dulu ya" Jimin pamit untuk menemui teman yang lain.

-JIMIN POV-

Sohyun sangat merindukan Jungkook, tentu saja dia kan sepupunya. Tapi aku cemburu, Jungkook pernah menyukainya. Jika aku harus melepaskan Sohyun maka aku harus siap, aku pernah melepaskan diriku sendiri untuk mendapat kebahagiaan ini. Tidak akan sulit bagiku jika harus melepaskan Sohyun bukan?

Kadang memang aku rindu diriku yang dulu, bisa menghabiskan waktu bersama Yoona. Tidak memikirkan apakah aku salah dalam bertindak. Kini aku benar-benar berhati-hati dalam berbicara dan jarang sekali aku post di media sosial. Semua yang aku rasakan kadang aku buang begitu saja, aku kini hanya fokus pada hal yang perlu aku tunjukan pada semua orang.

"kak Jimin boleh fotoin gak?" Sohyun menghampiri ku dan meminta ku fotokan dirinya dengan Jungkook, beberapa foto aku ambil. Mereka terlihat serasi dan bahagia. Aku tersenyum dan ikut tertawa dengan mereka. Aku tidak peduli dengan diriku yang cemburu saat ini. Aku tidak ingin merusak suana dan menghancurkan pestaku sendiri. Jadi aku tertawa saja dan terus bahagia sepanjang hari.

"kakak ayok ikut juga" Sohyun menarikku dan meminta Lea memotretnya.

"Jim, tolong jagain Sohyun. Aku gatau kapan bisa balik lagi" Jungkook berbicara denganku didapur.
"Kamu masih memganggapnya kekasihmu?"
"Engga. Kayaknya kamu lebih pantas buat dia. Lagian Sohyun ga bakal mau idup sama aku"
"Mmm....aku bakal jagain Sohyun kok"

-JIMIN POV END-

Aku melihat Jungkook dan Jimin didapur, aku hampiri saja mereka berdua dan menariknya ke ruang tengah. Kami bersenang-senang hari ini. Aku belum puas bermain dengan Jungkook jadi aku ingin menghabiskan sisa liburannya bersama.

"Kak Jungkook besok kita jalan yuk. Jangan pede yaa, ini karena aku mau habisin waktu sama kakak aja. Ayoook sebelum kakak ke New York lagi" Aku merengek. Jungkook iyakan ajakanku.

"Ini, pakai aja Jung" Jimin memberikan kunci mobilnya.
"Tau banget mobilku disini udah dijual. Thanks"
"Makasi banget kak Jimin, sayang deh" Aku memeluk Jimin. Aku tidak tahu kenapa bisa keluar kata itu. Aku terlalu bahagia karena Jungkooo pulang.

Kini aku kembali bingung, aku ingin bersama Jungkook tapi tidak meninggalkan Jimin. Aku habiskan waktu bersama Jungkook seharian keliling kesana dan kesini tidak tau waktu. Jungkook memberiku banyak perhatian. Malamnya Jungkook mengajakku menonton dibioskop.
"Kak makasi yaa, Hari ini cepet banget. Besok kakak udah pulang lagi"
"Aku nginep yah?"
"Hah?"
"Aku pengen lebih lama aja"
"Oh oke" Aku berdebar.

Jungkook mengganti pakaiannya didepanku.
"Kak ditoilet aja ih" kataku
"Kenapa si, cuma ganti baju doang. Kayak ga pernah liat aja"
Otakku memproses kejadian yang dulu. Tidak Sohyun itu gila jangan macam-macam. Jungkook mendekatiku.
"Miss you" Suara beratnya membuatku berdebar kencang. Kami berciuman cukup lama. Aku mencintainya? atau aku hanya sekedar sayang?
"Kak...Besok hati-hati ya. Jangan lupa makan, kalo di US gada yang ingetin kan" Kataku
"Mmm gada yang rewel kayak kamu"
Kami tidur sambil berpelukan.

Aku tidak bisa memiliki Jungkook seutuhnya, Aku tidak bisa membiarkan perasaan ini terlalu jauh. Jungkook harus menemukan cintanya yang lain.

Mengantar ke bandara untuk ke dua kalinya. Kini aku ditemani Jimin. Kita berfoto sebelum pergi.

"Kamu sama Jungkook pacaran?"
"Engga lah kak. Dia kan sepupuku"
"Kalian pernah ciuman, kalian tidur bersama. Rasanya biasa aja buatmu?"
"Kak Jimin. Aku sendiri gatau gimana harus nanggepin Kak Jungkook. Aku sayang, tapi aku gamau sama dia. Aku punya orang lain..." Perkataanku membuat Jimin menghentikan mobilnya .

"Orang lain?"
"Kak...mmm mending pulang dulu yuk" Aku gerogi, aku degdegan  Orang lain yang aku maksud itu Jimin. Bibirku sulit mengatakan bahwa aku mencintainya.

Sampai juga kami di penthouse milik Jimin. Dia memintaku menunggu diruang tamu. Kemudia  dia kembali lagi dan memberiku sesuatu.
"Apa ini?"
"Aku udah lama mau kasih tapi rasanya tidak pernah tepat. Mungkin ini waktunya"
Aku membuka dengan perlahan. kotak perhiasan?
Jimin memberiku cincin yang sangat indah. Dia melamarku atau bagaimana?

"Aku ga tau kamu suka sama siapa. Entah itu Jungkook atau orang lain. Tapi aku cuma mau bilang kalo aku juga sayang sama kamu, aku pernah berpikir mau nikahin kamu sampai aku beli ini semua" Jimin berbicara dengan berkaca-kaca.

"Kak, aku suka cincinya"
"syukurlah"
"Boleh pakein gak?"
"kok? kenapa aku?"
"Yakan biar romantis, masa ngelamar cewek, ceweknya pake cincin sendiri" Kataku dengan wajah cemberut.
"Sohyun..." Jimin meneteskan air mata, dia mengambil cincinnya lalu memakaikannya padaku.
"Will you marry?"
Aku mengangguk dan tidak bisa menahan air mataku.

Akhirnya aku menghentikan kebimbanganku, aku rasa Jimin orang yang Tuhan kirim untukku. Aku mencintainya, aku sangat peduli dengannya selama ini. Aku mungkin masih belum melupalan Jungkook tapi aku harus menguburnya dalam-dalam  perasaan itu. Aku tidak bisa mencintai orang yang salah, Jungkook adalah sepupuku sampai kapanpun.

Jimin adalah calon suamiku saat ini. Kami mulai menata kembali kisah kami.

THE END



✿✼:*゚:.。..。.:*・゚゚・*

THANK YOU SEMUANYA YANG UDAH BACA SAMPAI AKHIR 🥰🥰 LOVE LOVE DEH BUAT KALIAN HEHEHHEE

maaf banyak yg typo ya :(
next story bakal aku beneran adab jempolku ekekeke

silahkan mampir mampir ke cerita yg on going
agak ringan ceritanya, soal CEO sama sekretaris, klise banget yak

silahkan mampir mampir ke cerita yg on goingagak ringan ceritanya, soal CEO sama sekretaris, klise banget yak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang