Aku bertemu Jungkook di kampusnya, dia sedang bersama cewek-cewek.
"Sohyunaaah sini bantuin" Jungkook memanggilku untuk membawakan kado yang banyak sekali.
"Ini pacar kakak?"
"dia sepupuku"Begini rupanya Jungkook kalo dikampus, kukira hanya saat dia manggung saja.
"Maaf kak aku lupa. Hari ini aku traktir ya"Akupun menghabiskan siangku dengan Jungkook, sebelum aku ke rumah Jimin. Tidak banyak yang kami lakukan, lagi pula Jungkook juga harus menyelesaikan tesisnya. Aku meminta tidak usah dijemput, biarkan Jimin yang mengantar saja.
.
.
.Dirumah Jimin terasa sepi seperti biasa, aku mungkin hanya mampir sebentar karena harus selesaikan skripsiku. Tetapi, tampaknya aku tidak bisa meninggalkan Jimin. Dia keluar dari kamar dengan wajah yang berantakan. Dia memberiku ponselnya, Jimin membaca komentar ditwitter?!
"Aku bisa gila, aku ga punya muka buat keluar rumah sekalipun!" teriak Jimin, rasa frustasinya semakin memuncak setelah banyak orang yang menghakiminya.
"Kamu bilang kenal Namjoon itu dosenmu kan?"
"Iya.." entah kenapa dia tiba-tiba menanyakan pak Namjoon.
"Kita kerumahnya sekarang!" Jimin mengambil kunci mobilnya. Aku yang bingung hanya mengikuti gerak-gerik Jimin. Dia menyetir dengan sangat cepat, wajahnya seperti ingin meledak. Aku tidak tahu kenapa dia seperti ini. Sampai dirumah Pak Namjoon, tanpa mengetuk pintu, Jimin langsung menyambar masuk. Pak Namjoon yang duduk diruang tv kaget dan bingung.Buukkk!!! Satu tinju keras mendarat diwajah Pak Namjoon.
"Jimin ada apa?!" aku kaget dan teriak
"Kenapa kamu diam aja selama ini!! Kenapa ga bunuh aku aja bajingan!!!" Teriak Jimin pada Namjoon"Kami sudah tahu?" Namjoon mengusap darah dibibirnya. Jimin melempar kertas ke arah Pak Namjoon. Tes DNA??
"Tolong tenang dulu Jimin. Kita duduk dulu yaa" Kataku. Aku ingin masalah ini dibicarakan dengan tenang tanpa emosi.
Akhirnya Pak Namjoon mengkauinya, dia 'tidur' dengan Moonhae saat menjadi muridnya. Padahal saat itu Moonhae baru menikah, dan Jimin adalah anak dari Namjoon. Apa ini alasan Moonhae menyembunyikan kehamilannya?"Ibumu tidak pernah mau memberitahu yang sebenarnya bahkan ke ayahmu. Aku tidak tahu kenapa berita ini naik ke media begitu cepat"
Saat ini belum ada yang tahu kebenaran tentang Jimin dan Pak Namjoon tapi ku harap hal ini tetap dirahasiakan saja. Setelah obrolan panjang, Jimin tidak berhenti meneteskan air matanya. Dia baru tahu siapa ayah kandung sebenarnya.
"Aku minta maaf"
"Minta maaflah ke ibuku!" Jimin berdiri dan pergi. Aku mengekorinya dibelakang dan tidak lupa memberikan salam pada Pak Namjoon. Jimin benar-benar bingung, dia ingin semua orang tidak lagi membicarakannya. Sudah 2 botol soju dia teguk habis tanpa sisa."Jimin udan" Aku menahannya saat dia ingin menenggak botol lain. Jimin menyeringai melihatku, dan dengan cepat dia menarik leherku lalu melumat habis bibirku dengan kasar. Aku mencoba melepaskannya tapi aku malah mengimbangk gerakannya. Kami berciuman cukup lama.
"Ini pertama untukmu?" tanya Jimin dan akupun mengangguk. Dia memeluku dan kembali memberikan ciuman, kali ini dengan sangat lembut.
Jimin yang sudah lebih mambuk, menarikku agar mendekat padanya lalu menciumku dengan kasar. Rasanya terjadi begitu saja hingga tubuhku merasakan hembusan nafas yang hangat di dadaku.