14

79 17 0
                                    


Hening. Tidak ada satupun dari kami berdua yang berbicara. Jungkook duduk di sofa sambil mengepalkan tangannya. Aku duduk disebrang kursi sambil memandangi lelaki ini dengan kesal. Tidak tahu lagi bagaimana menyadarkan dirinya, perasaannya padaku sudah terlalu jauh. Baik, aku menyukainya tapi aku menyadari keadaan.

"Kamu gak mau sama aku?" Kata Jungkook
"Aku sayang sama Kakak tapi..."
"Stop. Cukup sampe situ aja!" Jungkook memotong pembicaraanku. Dia beranggapan bahwa keajadian malam itu membuktikan diriku menyukainya lebih dari seorang kakak. Aku tidak mungkin menganggap Jungkook sebagai kekasihku, baiklah aku akui gila sudah melakukan hal kotor dengannya tapi itu benar-benar diluar nalarku. Otakku kacau karena memikirkan banyak hal dan Jimin.

"Kalo kamu mau sama Jimin. Aku akan terima tawaran sebuah agensi, aku akan jadi in-house producer mungkin aku akan ke US juga karena mereka agensi cukup besar dan punya cabang di New York"

Jungkook belum pernah membicarakan ini, dia sebentar lagi lulus dan pergi begitu saja? Tidak bisa, aku tidak mau secepat ini ditinggal Jungkook.

"Kakak kok ga cerita? Terus kapan berangkat?"
"Cih, sok khawatir. Aku tau kamu ga bisa lepas dariku Sohyun. Terus ngapain kamu masih ngarepin Jimin? Aku bisa bawa kamu kalo mau. Kita tinggal bersama di US"
"Kalo gitu kakak berangkat aja. Lagi pula ini kesempatan kakak"
"2 bulan lagi aku ujian. Mungkin abis urus berkas dikampus aku langsung pergi. Aku ga perlu tunggu sampe wisuda"
"Secepat itu?"
Aku mendekat ke Jungkook, aku berlutut didepannya sambil menggenggam tangan Jungkook. Pikiranku tidak bisa terkontrol, aku ingin menciumnya. Wajah mungil itu sangat indah, matanya bersinar dan aromanya sangat khas. Jungkook menangkup kedua pipiku lalu berdiri, dan ciuman kami semakin dalam. Aku merasakan ketenangan saat bersama Jungkook, entah karena dia orang yang paling mengerti diriku atau karena perasaan membingungkanku.

"Ikut aku" Ucap Jungkook saat melepas tautannya, Kedua tangan masih menempel dipipiku. Nafasnya terasa berat. Aku menjauh dari Jungkook dan menggeleng.
"KENAPA?! terus ini apa Sohyun?!" Jungkook membentak.
"Just a kiss" aku bersuara lirih. Aku takut Jungkook semakin marah.
"Fuck! kamu cuma permainin perasaanku"
"Kak Jungkook aku gatau harus gimana"
"Tinggal sama aku, beres. Aku bisa ngomong sama ibumu. Lagian kita kakak adik satu ibu. ayolah kamu ini hanya sepupu jauhku yang kebetulan tinggal bersebelahan. Kita bisa bersama. oke?" Jungkook meyakinkanku. Dan aku tetap tidak mau.

Aku menyayanginya tapi aku tidak bisa memilikinya. Jungkook pergi dan membanting pintu rumahku. Tangisanku meledak begitu dia keluar rumah. Benar-benar tidak tahu bagaimana perasaanku sendiri. Kenapa aku harus menyukai Jungkook dan kenapa aku harus selalu memikirkan Jimin. Aku pusing aku tidak bisa berfikir jernih saat ini.

-JIMIN POV-

Rumahku selalu sepi, aku sadar tidak memiliki teman dekat kecuali Jungkook dan Sohyun. Ketika membuka ponsel, aku selalu melihat banyak komentar negatif.
Moonhae lebih bagus dari anaknya
—Jimin kayak ga niat
Moonhae vs Jimin
—Terkenal karena ibunya
—Wajahnya tampan jadi banyak yang suka

Begitu yang aku baca hampir setiap hari, bahkan banyak yang membuat video membandingkanku dan ibuku sendiri. Mereka tidak pernah tau apa yang aku lakukan selama ini tapi berani menghakimi diriku. Ibuku benar, aku selalu setengah-setengah. Aku ingin bekerja lebih keras, aku ingin tunjukan bahwa diriku hebat. Aku tidak ingin hidup dibawah bayangan ibuku lagi. Benar beberapa rekan ibuku memang membantuku dalam industri inj tapi mereka juga memakaiku untuk mendapatkan uang. Beberapa kali aku mendengar mereka menertawakan diriku.

Selama ini aku selalu memakai topeng, tertawa didepan teman-teman satu pekerjaan, tapi mereka tidak tahu aku selalu kesepian. Aku tidak pernah menunjukan my dark side kepada siapapun kecuali Sohyun.

Gadis itu seperti tempatku berkeluh kesah, rasanya sangat nyaman dan healing jika sudah bercerita dengannya. Dia tidak banyak memberiku motivasi tapi aku mendapat kenyamanan sat dengannya. Itu yang ku butuhkan. Aku Merindukannya setiap saat, tapi rasanya Jungkook tidak akan melepaskan sepupunya padaku. Aku memang tidak pantas dengan siapapun.

Aku akan kembali ke panggung, aku harus menunjukan sayapku yang sebenarnya. Aku ingi tunjukan bahwa Moonhae dan Jimin tidak sama, aku lebih hebat dari ibuku. Iya aku lebih hebat. (aku hanya sedang menyemangati diriku sendiri)

LIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang