HAPPY ENDING AND SAD ENDING

44 27 20
                                    

     Ray dan yang lainnya langsung menuju tempat dimana Rara disekap. Mereka membawa mobil dengan kecepatan di atas rata-rata. Khawatir? Cemas? Takut? Semuanya bergabung menjadi satu.

     Bugh!

     Ray meninju bodyguard yang mencoba menghalanginya untuk menolong Rara membabi buta. Lelaki itu terlanjur tersulut emosi.

     Bugh!

     Bugh!

     Bugh!

     Terjadi pertarungan sengit antara para bodyguard dan keempat lelaki muda itu. Kemampuan yang sama-sama hebat dalam berkelahi itu membuat sulit untuk mengalahkan satu sama lain.

     Sementara itu, ditempat lain Lidya sedang menarik perhatian sang papa yang ingin pergi menuju tempat dimana Rara disekap. Gadis itu mencari keberadaan Farhan.

     "Papa mau ke mana?" Tanya Lidya setelah menemukan Farhan.

     "Kerja," jawabnya singkat.

     "Temani Dya ke toko buku ya pa. Dya mau beli novel," ucap Lidya yang hampir saja diangguki oleh Farhan tapi terhenti karena dering di handphone pemuda itu.

     "Halo."

     "Halo pak, den Rayhan sama den Fakhri juga ada teman-temannya sekarang sedang berusaha untuk membawa gadis itu pak," jelas seorang bodyguard di seberang sana.

     "Apa!?" Farhan menggeram marah.

     Dimatikannya telpon secara sepihak dan ditatapnya sang anak tajam. Membuat Lidya ketakutan. Wajahnya memucat dan keringat dingin bercucuran di dahinya.

     "Papa pergi dulu," ucap Farhan dengan emosi yang membara, tetapi langsung ditahan oleh sang putri.

     "Pa, ayo ke toko buku. Papa udah janji," ucap Lidya berusaha menahan Farhan agar semua rencananya berjalan lancar.

     "Papa ada urusan penting," Farhan berusaha menepis tangan Lidya.

     "Nggak! Papa nggak boleh pergi, temani Dya ke toko buku," paksa Lidya.

     "Lidya papa ada urusan," ucap Farhan berusaha sabar.

     "Tapi pa..."

     "Jangan jadi anak manja Lidya!" Bentak Farhan pada putri semata wayangnya itu membuat Lidya terkejut, namun sedetik kemudian keterkejutannya itu berubah menjadi senyuman sinis.

     "Papa berubah. Papa nggak kayak papa yang Lidya kenal. Semenjak om Nanto dan kak Naya masuk ke kehidupan kita, papa berubah! Papa egois! Dya benci papa!" Farhan terdiam mendengar ucapan sang putri.

     Benarkah dia telah berubah? Tapi semua itu dia lakukan demi kebaikan keluarganya.

     "Jangan-jangan kamu sengaja mengalihkan perhatian papa biar rencana yang Abang kamu buat sukses?" Tanya Farhan tapi tak kunjung mendapat jawaban dari Lidya.

     "Ternyata benar."

     "Kenapa kamu lakuin itu? Kamu mau mendukung Abang kamu? Sama cewek itu? Cewek yang nggak..."

     "Berhenti menghina kak Rara!" Lidya mulai mengeluarkan unek-uneknya.

     "PAPA EGOIS! PAPA CUMA MIKIRIN PERASAAN PAPA! PAPA NGGA PERNAH MIKIRIN PERASAAN BANG RAYHAN! BANG RAYHAN CINTA SAMA KAK RARA DAN PAPA MENJODOHKAN BANG RAYHAN SAMA ORANG LAIN CUMA BUAT NAFSU PAPA!? PA! INGAT PA! BANG RAYHAN ITU ANAK PAPA! KENAPA PAPA TEGA MERAMPAS SEMUA KEBAHAGIAAN BANG RAYHAN! PAPA JUGA TEGA MENYIKSA KAK RARA YANG BAHKAN NGGAK TAU APA-APA! APA PAPA NGGAK PUAS DENGAN APA YANG PAPA MILIKI SAAT INI!? KEKUASAAN, HARTA, SEMUANYA PAPA PUNYA! TAPI... tapi hiks hiks," Lidya yang sedang mengeluarkan unek-uneknya kini tidak mengeluarkan kata-kata.

KISAH SANG REMBULAN  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang