KANTIN

66 42 18
                                    

Akhirnya hari yang dinanti oleh Rara dan Ray tiba. Hari ini adalah hari pertama mereka duduk di jenjang SMP.

Pagi ini, Ray dan Rara sepakat untuk berangkat bareng ke sekolah baru mereka. Hal ini justru tidak diketahui oleh Angga, Leo, Lia, dan Santi. Jika mereka tau, alamat mereka menjadi induk ayam dimana anak ayamnya selalu mengikuti induknya.

"Wah!"

"Sekolahnya luas banget," ucap Rara yang kaget melihat luasnya SMP 2 ini.

Ray hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah kekanak-kanakan Rara. Rara sama sekali tidak berubah, selalu bersifat seperti gadis terpolos di dunia ketika melihat hal-hal baru.

"Duarr!"

"Aakkhhh!" Teriak Rara ketika mendengar teriakan keras yang sangat mengagetkan.

Ternyata suara tadi berasal dari empat manusia di belakangnya yang tak salah lagi adalah keempat sahabat mereka.

"Lu berdua berangkat bareng?" Tanya Santi kepada Rara dan Ray. Ray hanya mengangguk sementara Rara masih terdiam sembari menetralkan jantungnya akibat ulah teman-temannya.

"Kok nggak ngomong ke kita?" Tanya Leo dengan ekspresi kesal karena tau bahwa Rara dan Ray melupakannya.

"Menurut lu?" Tanya Ray balik. Hal ini justru membuat yang lainnya terkecuali Rara penasaran dengan jawaban Ray.

"Menurut gue lu berdua nggak ngomong ke kita gara-gara nggak mau kita ekorin kan?" Jawab Lia dan Leo bersamaan dengan kalimat yang sama tanpa ada kata yang berbeda satupun. Anak kembar emang kompak!

"Yaudah," balas Ray acuh tak acuh dengan jawaban Leo dan Lia.

Sekilas matanya bertemu dengan Rara yang terduduk di lantai karena keterkejutannya. Ray sangat tau bahwa Rara adalah gadis yang penakut, sehingga dia selalu berusaha untuk menghindari sesuatu yang mengagetkan agar Rara tidak ketakutan.

"Kamu nggak apa-apa," tanya Ray lembut pada Rara. Sementara Rara meminta Ray mengambilkan air minumnya di dalam tas.

Setelah selesai meneguk hampir setengah botol air minumnya, akhirnya Rara bersiap-siap untuk membuka suara, lebih tepatnya mengomeli teman-temannya.

"Kalian gimana sih!?" Bentak Rara dengan tampang yang menyeramkan sehingga sudah lebih dari cukup untuk membuat nyali semua sahabatnya menciut, termasuk Ray yang sama sekali tidak bersalah.

"Untung aku gak punya riwayat jantung lemah! Kalau ada gimana!? Kalian mau tanggung jawab!? Ha!?" Ucap Rara berbondong-bondong.

Ray yang sangat tau keseraman Rara ketika marah sehingga ia berusaha keras untuk meredakan amarah Rara. Karena menurutnya jika seorang membuat Rara marah adalah sebelah dua belas dengan membangun singa betina yang sedang tidur.

"Ra, udah ya. Paling mereka cuma iseng," ucap Ray memberikan tatapan tajam kepada keempat sahabatnya.

"Ra, maafin kami ya. Kami nggak bermaksud bikin kamu takut gitu," ucap Santi berusaha membujuk Rara. Hal tersebut juga dilakukan oleh Angga, Leo, dan Lia.

"Btw, sebenarnya apa alasan kalian berdua ninggalin kami?" Tanya Angga setelah melihat amarah Rara mereda.

"Aku sama Ray males kalau kalian tau. Yang ada nanti kami diejek induk ayam karena kalian ngekorin kami kayak anak ayam ngekorin induknya. Malu tau," ucap Rara kemudian berjalan mencari kelas barunya diikuti oleh Ray.

KISAH SANG REMBULAN  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang