"Lho? Donald? Lo kenapa?" tanya Adel dengan khawatir.
"Apaan sih, gue gak kenapa-kenapa. Ayo ikut gue!" ajak Donald pada sebuah pintu kecil menuju kantin sekolah.
Mereka terus berjalan hingga akhirnya sampai di kantin dan langsung menuju ke kelas. Adel terlebih dahulu masuk ke kelas kemudian Donald.
"Kamu kenapa terlambat? Kok bisa masuk ke kelas?" tanya Bu Dina, wali kelas Adel.
"Ma-maaf Bu tadi saya di kamar mandi tapi kuncinya gak bisa terbuka jadi saya telat masuk Bu," ujar Adel berbohong.
"Hm, ada-ada saja kamu. Ya udah sana duduk dan ikuti pelajaran saya dengan baik."
"Baik Bu."
"Permisi Bu." Donald datang ke kelas dan disambut oleh Bu Dina.
"Kamu kenapa Donald? Kok telat?" tanya Bu Dina dengan nada yang tegas.
"Maaf, Bu tadi motor saya rusak. Jadi saya terlambat." Donald menunduk.
"Ya udah lain kali jangan terlambat lagi, ya. Ibu masih kasih kesempatan sama kamu," tutur Bu Dina.
"Terima kasih Bu."
Pelajaran dimulai, Adel begitu berterima kasih kepada Donald. Namun, sifat Donald berubah menjadi dingin. Bahkan seperti orang asing bagi Adel.
"Donald, lo kenapa sih? Ada masalah?" tanya Adel dengan lembut.
"Bisa gak sih lo gak usah cerewet!" bentak Donald pada Adel membuat Adel terdiam lalu pergi meninggalkan Donald.
"Donald, lo kalo ada masalah jangan segitunya juga ke Adel. Dia nanya lo baik-baik, seharusnya jangan dibentak juga," nasihat Jason melihat Adel pergi dengan wajah memerah.
"Bodo amatlah!" Donald tidak menghiraukan Adel sama sekali.
Entah apa yang terjadi pada Donald hingga sifatnya begitu berubah dan cuek terhadap Adel. Adel pergi ke kantin lalu bertemu dengan Nathaniel dan Barra.
"Hai sayang!" sapa Nathaniel dengan gayanya seperti fuckboy.
"Hai juga, Sayang," balas Adel menyapa.
"Kamu kenapa cemberut aja? Gak suka yah ada aku di sini?" tanya Nathaniel pada Adel.
"Gak gitu. Gue bete aja karena tadi Donald cuekin gue," jelas Adel pada Nathaniel.
"Oh, belom aja gue tonjok itu anak!" geram Nathaniel sambil menggebrak meja kantin.
"Eh sayang jangan gitu ah aku gak suka," rajuk Adel sambil berpaling dari Nathaniel.
"Eh iya engga, Sayang." Nathaniel membujuk Adel lalu mereka memesan makanan.
Sambil menunggu makanan datang, Jessy datang menghampiri Nathaniel dan Adel yang sedang berduaan. Sedangkan Donald dan Jason melewati meja makan mereka. Donald menatap tajam mata Nathaniel hingga membuat emosi Nathaniel meluap.
"Ngapain lo liatin gue kaya gitu! Naksir lo?! Hah?!" Nathaniel berdiri mengambil ancang-ancang.
"Bro, udah gak usah didengerin," ujar Barra sambil menahan Nathaniel.
"Dih! Gak usah sok jago deh lo, walaupun kakak kelas di sini tapi etikanya gak ada!" decak Donald semakin emosi.
"Maksud lo apa ngomong kaya gini?!" Nathaniel mulai mencengkram kerah baju Donald dan bersiap menghajarnya.
"Udah Kak! Jangan!" jerit Adel melerai Nathaniel dengan Donald.
"Hajar sini!" tantang Donald.
"Donald, stop!" teriak Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLEVATOR (END)
Teen FictionAdelia Citra Kirana, wanita bertubuh tinggi, rambut pirang yang terurai sebahu, dengan memakai jam tangan berwarna pink membuat pesona kecantikannya semakin terlihat jelas. Ia merupakan siswi baru di sekolah Cakra Buana. Adel memiliki seorang Abang...