Beberapa hari setelah kejadian itu, Donald semakin menjaga Adel dan hubungan mereka begitu dekat. Donald sering main ke rumah Adel, pulang bersama, hingga pada suatu hari ...
"Del, besok kita ke danau, yuk!" ajak Donald pada Adel yang berada di dekat kolam ikan.
"Mau ngapain? Mancing? Atau mau naik perahu?" Adel begitu antusias saat bersama Donald. Apapun bersama Donald terlihat menyenangkan.
"Bukan."
"Terus mau apa?" tanya Adel penasaran.
"Nanti juga lo tahu."
"Apaan sih lo, main rahasia-rahasia segala."
Donald hanya terkekeh geli sambil mengacak-acak rambut Adel yang panjang dan terurai. Keesokan harinya, Adel bersiap-siap untuk menemui Donald. Memakai baju berwarna putih dengan celana kulot yang ia pakai, rambutnya dibuat terurai, dan sedikit polesan di wajahnya. Adel benar-benar mengubah penampilannya menjadi terlihat elegan.
Jika fisik dijadikan tujuan, lantas mengapa Tuhan menciptakan sebuah perasaan?
Lebih baik memperbaiki diri agar berguna di masa depan.
~ Adelia Citra Kirana.Donald pergi menjemput Adel ke rumahnya dengan menggunakan kemeja berwarna biru tua, memakai jam tangan, dan menggunakan celana jeans. Setelah berpamitan dan meminta izin kepada kedua orang tuanya, Donald dan Adel pun pergi ke sebuah danau yang indah sekali. Di dalam perjalanan, Adel terasa bahagia dan bertanya-tanya. Mengapa Donald membawanya ke sini. Setelah sampai, kedua mata Adel di tutup oleh kain kecil dan terus berjalan hingga sampai di suatu tempat.
"Ini kita mau kemana sih, Donald?" Adel memegangi kain penutup matanya agar tidak lepas.
"Ini udah sampai kok. Lo siap, gak?" tanya Donald.
"Siap dong!" sahut Adel.
"Oke, kalau gitu gue buka, ya penutup matanya. Satu ... Dua ... Ti-tiga...."
"D-donald? Ini lo semua yang buat?" tanya Donald pada Adel yang terlihat kaget namun bahagia.
"Iya, lah. Dibantuin sama Vino dan Jason juga kok."
Bagaimana tidak bahagia. Adel melihat danau tersebut diisi oleh bunga-bunga indah yang bertuliskan "I Love You". Tidak hanya itu, di tepi danau, Donald juga membuat tenda yang dihiasi lampu kelap-kelip. Dengan dekorasi yang sangat menakjubkan.
"Makasi banyak, ya!" Adel langsung memeluk Donald dengan menangis haru.
Hiks! Hiks!
"Eh, lo jangan nangis dong."
"Gue bersyukur bisa kenal sama kamu. Tau gak sih, gue pikir lo itu dingin banget, jutek, sombong, dan moddy-an. Tapi lo itu baik!" puji Adel pada Donald.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLEVATOR (END)
Подростковая литератураAdelia Citra Kirana, wanita bertubuh tinggi, rambut pirang yang terurai sebahu, dengan memakai jam tangan berwarna pink membuat pesona kecantikannya semakin terlihat jelas. Ia merupakan siswi baru di sekolah Cakra Buana. Adel memiliki seorang Abang...