09

1K 321 130
                                    

Felix menghentikan mobilnya tak jauh dari sebuah sekolah menengah atas. Ia berdiam diri di sana, menunggu seorang anak laki-laki keluar.

Beberapa anak tampak ada yang sudah keluar, Felix pun mengambil ponselnya, ia kemudian melihat layar ponselnya yang menampilkan foto seorang anak laki-laki.

Setelah cukup memperhatikan, ia beralih melihat satu persatu wajah anak laki-laki yang keluar dari sekolah tersebut, mencari anak laki-laki yang berada di dalam foto.

Felix tersenyum lebar saat akhirnya melihat anak laki-laki yang dicarinya, ia keluar bersama beberapa orang temannya.

Felix pun bergegas turun dari mobil dan menghampirinya.

"Ivan?" sapa Felix sembari menghampiri anak laki-laki itu, anak laki-laki yang Felix panggil 'Ivan' itu tampak terkejut, karena namanya dikenali oleh orang asing.

"Siapa, ya?" tanya Ivan.

"Temen sekampus Selina," jawab Felix.

"Ooh, mau nyari kak Selin? Udah beberapa hari ini dia ngilang," kata Ivan dengan tenang, membuat senyuman Felix langsung hilang melihatnya, tetapi ia kemudian berusaha tampak ramah kembali.

"Tau saya dari mana?" tanya Ivan dingin.

"Kakak kamu sering cerita tentang kamu, katanya kamu anaknya baik, ganteng, kayaknya bener apa yang dia bilang. Beda banget kamu di foto sama diliat langsung, gantengan di liat langsung." Papar Felix sambil tersenyum lebar.

Samar-samar ia mendengar temannya berbisik pada Ivan dari belakang.

"Cantik, Van, gebet gih, badannya juga kecil, gampanglah... kayaknya suka juga sama lo."

Felix menarik keatas sedikit sudut kiri bibirnya, informasi dari ayahnya benar-benar sangat detail dan tidak pernah salah.

"Kakak deket banget sama kakak saya?" tanya Ivan sembari melangkah maju mendekati Felix.

Meskipun masih SMA tingginya memang tidak main-main, begitu juga dengan besar tubuhnya, tetapi itu tidak membuat Felix sama sekali menciut.

"Baru-baru ini aja deketnya. Dari keluarga kamu kayak gak nyariin atau minta bantuan polisi," ujar Felix.

Ivan menggaruk kepala belakangnya, "Sebenernya bukan gak nyariin, sebelum kak Selin hilang, mama saya juga hilang. Jadi yaa... bayangin aja deh gimana rumitnya situasi keluarga saya sekarang,"

Felix mengangguk-angguk sembari memberi tatapan iba, ditambah bibirnya melengkung kebawah, yang terlihat menggemaskan dimata Ivan.

"Karena itu, kamu mau bantuin saya nyari kak Selin?"

"Ahhh...," Ivan tidak langsung menjawab, ia tampak berpikir terlebih dahulu.

"Tolong, ya? Pleasee... saya khawatir banget sama dia, di kampus baru dia temen saya. Lagian kamu emang gak khawatir sama kakak kamu? Tega banget," Felix membujuk sambil membuat ekspresi yang dibuat-buat.

"Y-ya saya khawatir, ck, saya khawatir banget, mana mungkin saya gak khawatir. Ya udah, saya bakal bantu Kakak cari kak Selin,"

Felix langsung tersenyum lebar dengan manis.

"Kalau gitu ikut saya sekarang," ucap Felix.

"Kita nyarinya sekarang?"

"Lebih cepat lebih baik, lagian udah beberapa hari Selina hilangnya. Saya sebenernya udah nyari sendiri, tapi hasilnya nihil. Kalau dibantu, mungkin jadi bisa lebih cepet ketemunya."

Felix kemudian berjalan duluan menuju mobil, Ivan pun dari belakang mengikuti.

'Keluarga Selina bener-bener sampah.' Batin Felix dengan raut wajahnya yang berubah dingin saat membelakangi Ivan.

Red Cookies | Felix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang